Sukses

Wajah Baru PLBN Motaain di Era Jokowi, Jadi Ikon Wisata dan Kebanggaan Indonesia

PLBN Motaain memiliki zona inti yang terdiri dari 3 kawasan, yaitu bangunan utama PLBN, gedung pemeriksaan kendaraan dan power house.

Liputan6.com, Jakarta Wajah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, mengalami perubahan drastis di era Presiden Joko Widodo. Setelah Jokowi 'meratakan' bangunan PLBN Motaain pada tahun 2015, pos perbatasan itu berubah menjadi lebih cantik, indah nan gagah. Dan bikin betah!

Wajah PLBN Motaain compang-camping membekas betul diingatan Jokowi, saat pertama kali mengeceknya pada 2015. Pos perbatasan Indonesia kalah telak ketimbang punya negara tetangga di seberang. Bangunan itu terlihat kusam. Cat dindingnya sebagian pudar. Gundukan debu menebal di sana-sini. Langit-langitnya menganga, bagai rumah tua yang mencoba bertahan hidup.

Di depan bangunan mirip kelurahan itum bahkan jauh lebih bagus kantor para lurah pada umumnya, terdapat tiang bendera Merah Putih. Jangan harap ada hiasan atau ornamen menarik. Masih bisa berdiri saja sudah syukur. Begitulah potret PLBN pada tahun 2015 silam.

"Dibandingkan dengan yang ada di Timor Leste kita kalah," ungkap Jokowi.

Tidak heran, jika saat itu Bupati Belu berkeluh kesah menyampaikan, warga NTT sering ke Pos Perbatasan milik Timor Leste untuk berswafoto (selfie). Ya karena milik tetangga jauh lebih bagus dan keren. Tapi kondisi itu menjadi terbalik. Pos perbatasan kini jadi lebih cantik dan megah.

"Orang-orang di sana (warga Timor Leste) sekarang selfie di tempat kita. Masa kita ke sana hanya untuk selfie. Sekarang gantian kita selfie di tempat kita sendiri, mereka selfie di tempat kita, gitu yang benar," ucap Presiden Jokowi saat meresmikan PLBN Motaain pada 21 Desember 2016.

Renovasi PLBN Motaain di lahan seluas luas 8,3 hektare itu menelan biaya Rp 82,07 miliar dan dikerjakan sejak 3 Agustus 2015. Selesai setahun kemudian.

"PLBN Motaain. (Dibandingkan) kantor kelurahan saja, lebih baik kantor kelurahan. Sekarang lihat. Dibandingkan dengan negara sebelah, minimal tiga kali lebih baik," kata Jokowi.

Hasilnya, pos lintas batas itu disulap menjadi bangunan megah menjulang. Atap pintu gerbang dan bangunan utama terlihat dari kejauhan, meniru bentuk rumah adat Mbaru Niang, berwarna abu-abu.

PLBN Motaain memiliki zona inti yang terdiri dari 3 kawasan, yaitu bangunan utama PLBN, gedung pemeriksaan kendaraan dan power house.

2 dari 3 halaman

Bangunan Estetik dan Dilengkapi Fasilitas Modern

Beranda depan Indonesia itu juga memiliki banyak peralatan penunjang. Jika sebelumnya fasilitasnya pas-pasan, kini didukung teknologi canggih. Lihat saja, tempat pemeriksaan sudah lengkap alat deteksi logam dan sinar X. Ornamen sun shading pun juga menghiasi bangunan yang keren.

Bangunannya dibuat ciamik dan ekstetik. Dengan patung burung garuda dan rumput hijau di sekitarnya. Logo perbatasan juga terpampang jelas di depan bangunan. Tulisan Motaain Indonesia dipampangkan dengan warna merah putih.

Kini, tempat itu digemari masyarakat setempat. Tak hanya fungsi utamanya sebagai lintas penyeberangan, tapi jadi destinasi unik berwisata. Bahkan jadi tempat swafoto alias selfie orang-orang perbatasan dua negara. Saat peresmian, Jokowi menekankan bahwa ini adalah soal kebanggaan.

"Jadi ini masalah kebanggaan. Masalah wajah kita. Bukan hanya masalah wajah NTT, tapi wajah Indonesia," kata dia

Kini masyarakat Indonesia di sana bisa berbangga punya bangunan yang lebih gagah ketimbang di Timor Leste.

"Ini keren. PLBN sekarang itu bagus banget. Aksesnya dipermudah dengan dukungan infrastruktur jalan yang mulus. PLBN jadi sebuah destinasi yang keren saat ini," ujar Gitaris band Kotak Cella saat menghadiri program Crossborder Music Festival Atambua 2019, yang menampilkan band Kotak sebagai bintang tamunya. 

PLBN Motaain sudah menjadi ikon Indonesia. Hal ini sebagai implementasi program Nawa Cita Presiden Jokowi tentang membangun Indonesia dari pinggiran.

Bagi Jokowi, pembangunan PLBN bukan hanya buat gagah-gagahan semata, dibangun untuk menyalakan ekonomi di daerah itu, jadi syarat pembangunan berkelanjutan.

Lihat saja, akses jalan raya dari PLBN Motaain menuju ibukota kabupaten juga sudah dirapikan. Bagus dan mulus. Mobilisasi jadi lancar serta mudah.

3 dari 3 halaman

Catat Nilai Ekspor Tertinggi, Sentuh Rp82,05 miliar

Presiden memang meminta agar diidentifikasi potensi perdagangan dan aktivitas ekonomi yang bisa digerakkan bersama di wilayah perbatasan Indonesia.

"Saya yakin banyak potensi yang dimiliki di NTT yang dibutuhkan negara tetangga kita, dan ini harus kita respons, harus kita tangkap peluang-peluang ini dengan baik. Sehingga ekspor kita akan naik," ujarnya menutup pidato peresmian PLBN Motaain.

Potensi besar ekspor lewat PLBN yang diutarakan Presiden Jokowi, ternyata benar adanya. Dan hasilnya terlihat. Ekspor dari Indonesia ke Timor Leste melalui Pos Lintas Batas Negara atau PLBN Motaain di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, terus meningkat.

Berdasarkan data dari PLBN Motaain sepanjang 2023, nilai ekspor paling tinggi terjadi pada Oktober, yakni Rp82,05 miliar. Adapun nilai ekspor terendah 2023 terjadi pada April, yakni Rp36,61 miliar.

Sepanjang empat bulan pertama 2024, nilai ekspor tertinggi pada Maret, yakni Rp57,83 miliar, sedangkan terendah pada April 2024, yakni Rp41,78 miliar.

Kendaraan pengangkut komoditas ekspor yang melewati pos tersebut tercatat rata-rata 500 unit setiap bulan.

"Proses pelayanan yang cepat dan biaya yang lebih murah menjadi alasan gerbang Motaain jadi pilihan banyak eksportir," ujar Kepala PLBN Motaain Engelberthus Klau.

Menurutnya, nilai ekspor melalui Motaain terus meningkat sejak PLBN diresmikan pada akhir 2016. Meski sempat melorot ketika pandemi Covid-19, nilai ekspor mulai meroket sejak 2022. Kenaikan setiap tahun diperkirakan 10 persen. PLBN Motaain bahkan menjadi PLBN di Indonesia dengan nilai ekspor tertinggi.

Adapun jenis komoditas yang diekspor di antaranya laptop, printer, air mineral, obat, semen, sayuran, batako, senjata, besi beton, kertas nasi, furniture, cabai, telur, kosmetik, dan pakaian dalam. Selain itu, ada juga garam, perkakas plastik, kacang kedelai, keramik, dan pakan anjing.

Jalur darat melalui Motaain masih menjadi primadona karena lebih murah jika dibandingkan jalur laut, dari proses bongkar muat di pelabuhan sangat mahal, lalu makan waktu lama dan banyak lagi risiko yang dihadapi. Lewat Motaain, kendaraan dari Indonesia langsung ke gudang penyimpanan barang di Timor Leste. Proses administrasi di PLB Motaain juga singkat, tidak sampai 15 menit.

Dulu, pos-pos perbatasan Indonesia dengan negara tetangga jauh dari kesan gagah, bersih dan membanggakan. Kondisi ini diubah oleh kepemimpinan pemerintahan Jokowi. Bahkan sekarang jadi denyut ekonomi warga.

Kini, masyarakat Indonesia di kawasan terdepan tak perlu malu lagi dengan hasil pembangunan negara. Karena wajah sebuah negara sesungguhnya adalah batas negara itu sendiri. Apa yang terlihat, itu yang mewakili bangsa.

 

(*)