Sukses

Council of Gen Z Jadi Ruang Bersuara Anak Muda ke Prabowo-Gibran

Sebagai informasi, COGZ mempertemukan 10 perwakilan Gen Z peserta terbaik Academia Politica, yang berasal dari berbagai daerah yakni Kalimantan, Bandung, Yogyakarta, Jabodetabek, dan Sulawesi.

Liputan6.com, Jakarta - Gen Z menjadi bonus demografi dan terus memegang peram penting untuk masa depan bangsa. Namun saat ini ruang beraspirasi langsung ke pemerintah masih belum tersedia

“Padahal Gen Z adalah generasi yang akan menghadapi dampak langsung dari keputusan hari ini, termasuk di daerah kecil yang sering luput dari perhatian,” ujar Executive Director Generasi Melek Politik (GMP) Neildeva Despendya dalam keterangan pers diterima.

Neildeva merasa, pemerintah sebatas menjadikan anak muda target audience, namun belum benar mendengarkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan. Sebab dalam negara demokratis, budaya dialog terbuka seperti town hall meeting menjadi bagian dari proses politik.

“Misalnya di Amerika Serikat, Finlandia, New Zealand, dan Inggris yang mempunyai Youth Parliament Forum untuk memungkinkan anak muda menyampaikan kritik dan aspirasi langsung kepada pemerintah. Namun, di Indonesia, budaya dialog semacam ini masih minim, terutama bagi generasi muda yang sering kali tidak mendapatkan ruang yang memadai untuk menyuarakan pandangan mereka,” tutur Neildeva.

Menyadari pentingnya partisipasi generasi muda, Neildeva berkomitmen menjadi pelopor dalam memperkuat partisipasi anak muda melalui Council of Gen Z (COGZ) dengan mengusung topik 'Kebijakan Krisis Iklim di Pemerintahan Baru: Indonesia Emas Atau Indonesia Cemas?'.

“Ini (COGZ) adalah inisiatif yang bertujuan menciptakan ruang partisipasi politik yang aman dan inklusif bagi anak muda, tidak hanya memberikan ruang diskusi, tetapi juga bertujuan untuk memberdayakan generasi muda agar lebih terlibat dalam politik, memastikan bahwa suara mereka turut diperhitungkan dalam pembuatan kebijakan,” dia menansasi.

Sebagai informasi, COGZ mempertemukan 10 perwakilan Gen Z peserta terbaik Academia Politica, yang berasal dari berbagai daerah yakni Kalimantan, Bandung, Yogyakarta, Jabodetabek, dan Sulawesi.

Mereka secara langsung menyampaikan isu-isu daerah kepada tiga orang perwakilan pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yakni Triana Krisandini Tandjung, Gemintang Kejora Mallarangeng dan Faiz Arsyad.

2 dari 3 halaman

Tuntutan

Berikut Tuntutan Aspirasi Anak Muda dari 5 Daerah ke Representasi Pemerintahan Prabowo-Gibran:

Kalimantan - Kota Berkelanjutan

1. Pembangunan di Kalimantan harus berlandaskan pada prinsip keberlanjutan. Tidak hanya mempertimbangkan aspek ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan, terutama dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

2. Pemerintah harus melakukan studi lingkungan yang mendalam dan melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.

Bandung - Transportasi Berkelanjutan

1. Penggunaan kendaraan listrik dapat terus digaungkan. Mulai dari mempermudah regulasi, mendukung pembangunan infrastruktur sarana prasarana pendukung operasional kendaraan listrik, hingga pemberian subsidi untuk meringankan harga kendaraan listrik.

2. Peningkatan kualitas pelayanan transportasi umum melalui penyediaan layanan yang terintegrasi dalam segi rute, manajemen, hingga sistem pembayaran.

3. Peningkatan kualitas trotoar melalui penghijauan dan pemberian pengamanan bagi pejalan kaki.

Yogyakarta - Pariwisata Berkelanjutan

1. Memperkuat regulasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

2. Penyuluhan menyeluruh terhadap masyarakat terkait pembangunan objek wisata yang sustainable dan bebas dari pungutan liar.

3. Memastikan pembangunan sudah memikirkan keadaan lingkungan jangka panjang untuk lingkungan alam dan masyarakat sekitar.

Jabodetabek - Pengelolaan Limbah Berkelanjutan

1. Membuat kebijakan berdasarkan asas ramah lingkungan.

2. Membentuk kolaborasi antar stakeholder untuk mengatasi masalah sampah dan lingkungan.

3. Membentuk program Green Certification untuk memastikan praktik industri berjalan sesuai asas peduli lingkungan.

Sulawesi - Polusi Laut

1. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran lingkungan masyarakat dan perusahaan demi kelestarian sumber daya laut.

2. Pengembangan ekonomi lokal harus didorong melalui praktik yang ramah lingkungan dan pembinaan ekonomi kreatif.

3. Pemberlakuan sistem reward and punishment dari pemerintah terkait lingkungan laut.

4. Mengikutsertakan masyarakat lokal dan pemangku kepentingan lain dalam perumusan dan penerapan kebijakan.

3 dari 3 halaman

Respons

Menanggapi Tuntutan itu, berikut respons dari 3 orang perwakilan Pemerintahan Prabowo-Gibran:

1) Triana Krisandini

-Soal Kota Berkelanjutan:

Masyarakat, NGO, perusahaan, dan pemerintah memiliki peran yang sama pentingnya dalam membangun kota yang ramah lingkungan tanpa merusak ekosistem yang ada khususnya dalam pembangunan IKN.

Misalnya dari segi perusahaan, diperlukan transparansi kegiatan industri seperti pencatatan dan pelaporan dampak iklim yang dikeluarkan untuk publik. Dengan demikian, pemerintah dapat membuat regulasi agar kegiatan industri dilakukan secara ramah lingkungan

-Soal Transportasi Berkelanjutan:

Indonesia harus mencontoh Singapura yang berhasil menurunkan hampir setengah emisinya dengan membuat atap di atas trotoar demi kenyamanan pejalan kaki. Diperlukan juga transisi dari kendaraan umum dengan bensin menjadi kendaraan umum berbasis listrik demi menurunkan polusi.

-Soal Pariwisata Berkelanjutan, Pengelolaan Limbah Berkelanjutan & Polusi Laut:

Menghidupkan pemahaman tambahan bahwa sampah tidak cukup hanya dibuang melainkan harus dipilah dengan benar sebagai bentuk mitigasi penumpukan sampah dengan kandungan gas metana yang tinggi.

Mendaur ulang sampah yang sudah dipilah sehingga menciptakan lapangan pekerjaan baru yang berbasis ramah lingkungan.

2) Faiz Arsyad

-Soal Kota Berkelanjutan:

Sebelum mengeluarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP), diperlukan proses verifikasi secara jelas dari Kementerian ESDM serta Kementerian lainnya yang sifatnya bukan hanya sekadar formalitas di lapangan.

Dengan demikian, proses IUP tidak serta merta dikeluarkan begitu saja melainkan sudah melalui proses yang detail sehingga tetap mempertahankan lahan hijau dan tidak merusak lingkungan

- Transportasi Berkelanjutan:

Seperti di Rusia, Indonesia memerlukan integrasi transportasi publik dari satu daerah ke daerah lain sehingga memudahkan mobilitas pengguna. Serta dalam hal trotoar, kenyamanan pejalan kaki juga harus diutamakan.

-Soal Pariwisata Berkelanjutan, Pengelolaan Limbah Berkelanjutan & Polusi Laut:

Terus menyuarakan usulan dan gagasan anak muda di forum audiensi serta membawa data atau jurnal pendukung sehingga mudah diimplementasikan. Selain itu, anak muda harus take action atas semua gagasan.

-Soal Kota Berkelanjutan:

Pentingnya mengutamakan pembangunan yang sesuai dengan karakteristik Indonesia dan bersifat transit oriented. Tidak hanya itu, krusialnya peran masyarakat lokal dalam mengawasi pembangunan IKN agar selalu sustainable

3) Gemintang Kejora Mallarangeng

-Soal Transportasi Berkelanjutan:

Memperhatikan kesamaan standar polusi udara antara Kementerian atau institusi di Indonesia dengan institusi global atau internasional agar semua pihak merasakan urgensi yang sama. Selain itu, melakukan monitoring dan evaluasi terkait standar tersebut.

-Soal Pariwisata Berkelanjutan:

Masyarakat lokal harus mencontohkan perilaku turisme yang baik dengan pengetatan pemberlakuan norma dan nilai yang berlaku didaerah melalui sosialisasi agar perilaku tersebut juga diadopsi oleh turis.

-Soal Pengelolaan Limbah Berkelanjutan:

Perlunya regulasi yang ketat terkait pengolahan limbah bagi setiap industri.

-Soal Polusi Laut:

Terus mengadvokasi para pebisnis dan elit politik di daerah terkait pentingnya menjaga ekosistem laut dengan tidak membuang limbah hasil industri ke laut.

Video Terkini