Sukses

Pembangunan Rel KA Langkat-Banda Aceh Terbengkalai

Ketika menjadi Presiden, B.J. Habibie berjanji akan membangun rel kereta sepanjang 451 kilometer dari Langkat, Sumut, ke Banda Aceh. Namun, baru sepanjang tujuh kilometer yang dibangun.

Liputan6.com, Lhokseumawe: Janji penguasa pada rakyat saat baru dipilih memang sejuta. Tapi, buktinya cuma segelintir. Begitu juga dengan rencana pembangunan jalur kereta api sepanjang 451 km dari Langkat, Sumatra Utara, hingga Banda Aceh yang dijanjikan Presiden B.J. Habibie cuma omongan di bibir.

Memang sempat ada pembangunan pada 1999. Namun, baru membangun rel sepanjang tujuh kilometer, masing-masing dua kilometer di Langkat dan lima kilometer di Kabupaten Bireun, Nanggroe Aceh Darussalam, pembangunan terhenti. Sebab, dana yang dikucurkan seret. Akibatnya proyek ini terbengkalai tanpa perawatan.

Rel kereta yang sudah dibangun kini berkarat tertimbun tanah. Stasiunnya di Bireun juga kosong. Bahkan, sejumlah bangunan tampak berdiri di lokasi tersebut. Idris Hanafi, seorang pemilik bangunan mengatakan siap pindah jika pembangunan jalur kereta dilanjutkan. Sebab, memang para pemilik bangunan sudah membuat perjanjian dengan kepala lorong agar siap pindah sewaktu-waktu. Mereka juga tak memaksa mendapatkan ganti rugi. "Kalau ada ya [tidak ditolak]," kata pria berkaca mata ini.

Sebenarnya pada masa penjajahan Belanda, Aceh juga memiliki jalan kereta api. Pembangunan jalan kereta api di Bumi Rencong ini dilakukan pada 1874. Pembangunan dimotori Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM). Kala itu, jenis jalan rel kereta api di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 milimeter; 750 mm di Aceh, dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota.(TNA/Muhammad Nasir dan Andi Azril)