Liputan6.com, Jakarta: Banyak anak yang malas belajar matematika. Kalau pun rajin, cuma sedikit yang akhirnya berhasil meraih predikat pintar dalam pelajaran yang berhubungan dengan angka-angka ini. Tak heran, karena metode pengajaran ilmu berhitung yang diterapkan sekolah-sekolah pada umumnya rumit dan membosankan. Tapi tidak demikian dengan metode I-Maths atau Intelijensia Matematika yang ditawarkan Universal Megabrain Center pimpinan Iwan Sugiarto. Dengan semboyan "young children creative mathematics", lembaga ini menjamin anak-anak berumur 3-6 tahun pintar matematika sekaligus menjadi kreatif.
Metode I-Maths dikenal telah sukses melahirkan anak-anak cerdas dan kreatif sejak dikembangkan di Taiwan, 15 tahun silam oleh seorang ahli matematika, Profesor Lin Kui Yong. Kurikulum ini dijamin tak akan membuat para bocah merengek minta pulang karena memakai alat-alat bantu berupa mainan-mainan berbagai macam bentuk beragam warna. "Saya senang. Soalnya ada mainannya," ungkap Nelson, seorang murid UMC. Intinya, I-Maths melatih anak-anak mampu berpikir kreatif melalui matematika dengan cara yang menyenangkan.
Menurut pakar pendidik Puah Cheng, I-Maths mempunyai tiga metode spesial. Pertama, metode konvensional seperti lembaga-lembaga pendidikan biasa ajarkan. Kedua, metode yang disebut kebalikan. Dengan cara yang satu ini, anak-anak dilatih untuk bisa mengatasi masalah dengan cara yang berkebalikan dengan metode konvensional. "Dan yang ketiga, merupakan metode kami yang terbaik yakni I-Maths. Di sini kami mengajak anak-anak berpikir bahwa ada banyak solusi dalam mengatasi satu masalah," kata Puah Cheng. Semua metode tersebut, tentu saja disampaikan dengan cara yang dipahami anak-anak oleh staf pengajar yang berkualitas.
Kelas I-Maths juga dibagi atas beberapa kelas agar proses belajar mengajar dapat diserap efektif. Yakni kelas play group usia 3-4 tahun, kelas taman kanak-kanak A dengan usia 4-5 tahun, dan kelas TK B dengan usia 5-6 tahun. Lama belajar semua kelas berlangsung empat sampai enam bulan.
"Kami juga membuka kesempatan untuk pusat-pusat kursus atau sekolah lain yang ingin bergabung bersama kami. Karena program ini sangat bermanfaat bagi anak-anak di usia dini. Dan hasilnya sangat bagus sekali," ungkap Iwan Sugiarto. Selanjutnya dia berharap, I-Maths semakin berkembang pesat di Indonesia. Maklumlah, di Taiwan, 60 persen dari anak-anak play group sudah bergabung dengan program ini.
Sebagai lembaga pendidikan non-formal, UMC pimpinan Iwan Sugiarto sudah tak diragukan lagi. Sejak didirikan pada 1997, tak sedikit anak-anak yang tadinya malas belajar matematika dan pasif berubah menjadi bocah pintar matematika dan kreatif. Bahkan kepintaran di bidang matematika berdampak pula pada kemampuan menyimak pelajaran-pelajaran lain.(MTA/Tim Usaha Anda)
I-Maths: Young Children Creative Mathematics
Jalan Boulevard Timur Blok N C 1/ 59
Kelapa Gading, Jakarta Utara
Contact person: Iwan Sugiarto atau Nike
Telepon : (021) 4500850/ 45845869
Faksimili : (021) 45840405
e-mail : yumc@cbn.net.id
Metode I-Maths dikenal telah sukses melahirkan anak-anak cerdas dan kreatif sejak dikembangkan di Taiwan, 15 tahun silam oleh seorang ahli matematika, Profesor Lin Kui Yong. Kurikulum ini dijamin tak akan membuat para bocah merengek minta pulang karena memakai alat-alat bantu berupa mainan-mainan berbagai macam bentuk beragam warna. "Saya senang. Soalnya ada mainannya," ungkap Nelson, seorang murid UMC. Intinya, I-Maths melatih anak-anak mampu berpikir kreatif melalui matematika dengan cara yang menyenangkan.
Menurut pakar pendidik Puah Cheng, I-Maths mempunyai tiga metode spesial. Pertama, metode konvensional seperti lembaga-lembaga pendidikan biasa ajarkan. Kedua, metode yang disebut kebalikan. Dengan cara yang satu ini, anak-anak dilatih untuk bisa mengatasi masalah dengan cara yang berkebalikan dengan metode konvensional. "Dan yang ketiga, merupakan metode kami yang terbaik yakni I-Maths. Di sini kami mengajak anak-anak berpikir bahwa ada banyak solusi dalam mengatasi satu masalah," kata Puah Cheng. Semua metode tersebut, tentu saja disampaikan dengan cara yang dipahami anak-anak oleh staf pengajar yang berkualitas.
Kelas I-Maths juga dibagi atas beberapa kelas agar proses belajar mengajar dapat diserap efektif. Yakni kelas play group usia 3-4 tahun, kelas taman kanak-kanak A dengan usia 4-5 tahun, dan kelas TK B dengan usia 5-6 tahun. Lama belajar semua kelas berlangsung empat sampai enam bulan.
"Kami juga membuka kesempatan untuk pusat-pusat kursus atau sekolah lain yang ingin bergabung bersama kami. Karena program ini sangat bermanfaat bagi anak-anak di usia dini. Dan hasilnya sangat bagus sekali," ungkap Iwan Sugiarto. Selanjutnya dia berharap, I-Maths semakin berkembang pesat di Indonesia. Maklumlah, di Taiwan, 60 persen dari anak-anak play group sudah bergabung dengan program ini.
Sebagai lembaga pendidikan non-formal, UMC pimpinan Iwan Sugiarto sudah tak diragukan lagi. Sejak didirikan pada 1997, tak sedikit anak-anak yang tadinya malas belajar matematika dan pasif berubah menjadi bocah pintar matematika dan kreatif. Bahkan kepintaran di bidang matematika berdampak pula pada kemampuan menyimak pelajaran-pelajaran lain.(MTA/Tim Usaha Anda)
I-Maths: Young Children Creative Mathematics
Jalan Boulevard Timur Blok N C 1/ 59
Kelapa Gading, Jakarta Utara
Contact person: Iwan Sugiarto atau Nike
Telepon : (021) 4500850/ 45845869
Faksimili : (021) 45840405
e-mail : yumc@cbn.net.id