Sukses

Bertemu Pemuda Katolik, Solidaritas Hakim Perjuangkan 4 Tuntutan

Tujuan audiensi ini untuk menyatakan empat sikap dan keluh kesah yang dialami para hakim selama ini.

Liputan6.com, Jakarta - Solidaritas Hakim Indonesia beraudiensi dengan ormas Pengurus Pusat (PP) Pemuda Katolik di sekrtariat umum di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Kamis 10 Oktober 2024.

Sekretaris Solidaritas Hakim Indonesia, Yoshito Siburian beserta perwakilan hakim tiba dan disambut oleh pengurus Pemuda Katolik yang dipimpin Ketua Umum Stefanus Asat Gusma didampingi Glorio Sanen sebagai Ketua Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum, dan Enggar Bawono, Koordinator Rumah Konsultasi dan Bantuan Hukum (RKBH) Pemuda Katolik.

Kepada para pengurus Pemuda Katolik, Yoshito mengatakan tujuan audiensi ini untuk menyatakan empat sikap dan keluh kesah yang dialami para hakim selama ini.

Terlebih hakim yang bertugas di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar.

"Pertama, legalkan dan layakkan tunjangan kami, tunjangan para hakim di daerah terluar. Kemudian, kedua sahkan RUU Jabatan Kehakiman, kami diakui pejabat negara tapi masih sama seperti pegawai negeri sipil," kata Yoshito.

Selanjutnya tuntutan ketiga, para hakim menghendaki adanya aturan khusus terkaut penisataan peradilan.

"Kalau bapak ibu melihat, ada banyak hal-hal yang terjadi di persidangan itu kurang menghormati kami para hakim, keamanan hakim juga jadi salah satu tuntutan, jadi ini yang kami suarakan pak," kata Yoshito.

Lalu terakhir, Yoshito menilai harus ada kenaikan dana atau penghasilan yang sudah stagnan sejak tahun 2012.

2 dari 2 halaman

Tindaklanjut

Menyikapi hal itu, Gusma menilai langkah audiensi ini sebagai tindaklanjut penguatan kinerja para hakim. Jangan sampai, persoalan ini mengganggu kinerja hakim dan sampai-sampai tebang pilih dalam memutus kasus.

"Isu perjuangan teman-teman dari solidaritas hakim kita pasti support, kita memang ormas punya jejaring. Kemaren kan sempet viral dan diterima Bang Dasco di DPR lalu diteruskan ke Pak Prabowo, saya rasa itu satu prestasi pemerintah ke depan yang langsung merespon isu-isu secara nyata," kata Gusma.

Gusma yang didampingi para pengacara Pemuda Katolik juga langsung memerintahkan pengurus Rumah Konsultasi Bantuan Hukum untuk memastikan isu perjuangan ini bisa meluas ke jejaring ormas kepemudaan lintas iman. Selama niat baik dan tujuan baik, Pemuda Katolik siap mendukung.

Ke depan, Gusma menawarkan diri bila perwakilan Solidaritas Hakim Indonesia ingin bertemu pemuka agama Katolik dalam hal ini Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) maka dirinya akan siap menjembatani.

"Kalau misal mau bertemu petinggi KWI, ya silakan monggo kami memiliki jejaring karena itu yang kami punya, sebagian dari hakim kan juga beberapa ada umat Katolik. Kami siap mengawal," kata Gusma.