Liputan6.com, Jakarta Berbaju batik, senyum merekah sembari melambaikan tangan, bahkan ada yang memberikan hormat, terlihat dari sejumlah tokoh maupun pejabat yang datang ke kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024).
Sosok yang pertama terlihat adalah politikus Gerindra Prasetyo Hadi, yang kemudian disusul satu persatu seperti Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto, kemudian Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, ada mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, pengusaha Widiyanti Putri Wardhana, politisi senior Maruarar Sirait, anggota Partai Golkar Nusron Wahid, dan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Politisi PKB Abdul Kadir Karding, dan Mantan Bupati Batang Wihaji.
Baca Juga
Tak lama berselang, ada juga Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, lalu sekjennya juga hadir Teuku Riefky, Ketum Golkar Bahlil Lahadalia dan Yusril Ihza Mahendra hadir berbarengan. Kemudian ada juga Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Mendagri Tito Karnavian.
Advertisement
Tak luput, Sekretaris Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) Arifah Choiri Fauzi, dan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, juga ada Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin memenuhi undangan Prabowo.
Semakin sore, ada sosok seperti Letnan Kolonel (Purn) TNI Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, Wakapolri Agus Andrianto, politikus Gerindra Sugiono, politikus Golkar Maman Abdurrahman dan Agus Gumiwang, Sekjen PSI Raja Juli Antoni.
Ada juga sosok Mensesneg pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, Pratikno, dan Penjabat Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk. Kemudian, ada Dudy Purwaghandi, Rachmat Pambudy, Hanif Faisol Nurofiq, Sakti Wahyu Trenggono, Raden Dodi Priyono, Satryo Soemantri Brodjonegoro. Ada juga kehadiran Budi Santoso, Sultan Bachtiar Najamudin, Yassierly.
Beranjak malam, ada sosok Erick Thohir, Dito Ariotedjo, Budi Gunadi Sadikin, Amran Sulaiman, Airlangga Hartarto, Meutya Hafid, Rosan Roeslani.
Sosok yang mengejutkan justru kehadiran mantan istri Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Veronica Tan. Kemudian sosok Menteri Keuangan Sri Mulyadi yang juga hadir memenuhi panggilan Prabowo.
Kemudian, dari sosok para agamawan yang dekat dengan Prabowo-Gibran dari era Pilpres 2024, justru ada sosok Imam Masjid Nasaruddin Umar yang saat kampanye bahkan Pilpres tak ada sama sekali mengkampanyekan pasangan Prabowo-Gibran ini.
Orkestrasi jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Indonesia periode 2024-2029 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sudah dimulai. Mereka yang dipanggil disebut akan mendapat jabatan sebagai menteri, di mana jumlah kementerian akan bertambah menjadi 44 sampai 46.
Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan informasi bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto akan memanggil para calon menterinya di kabinet di Kediamanya di Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024) sore.
Bahkan, pemanggilan calon menteri dan wakil menteri ini akan dilanjutkan pada Selasa 15 Oktober 2024.
"Ya hari ini untuk acara mengundang calon-calon menteri telah selesai. Masih ada 1-2 yang akan dilanjut dengan wamen, dan kepala-kepala badan pada besok hari, demikian," kata Dasco di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan, pada Senin (14/10/2024) malam.
Dasco belum bersedia membocorkan dua orang calon menteri yang belum menghadap Prabowo hari ini. Diketahui, kader NasDem dan PKS belum ada yang dipanggil pada tahapan pertama ini.
Bahkan, saat disinggung mengenai latar belakang calon menteri dari kalangan partai PDI Perjuangan. Dasco hanya meminta awak media untuk menunggu esok hari
"Ya nanti liat besok lah. Di sini," ujar dia.
Dasco mengungkapkan, undangan terhadap calon menteri maupun calon wakil menteri diagendakan pada pukul 14:00 WIB. "Besok jam 14:00," ujar dia.
Sementara itu, pembekalan terhadap calon menteri maupun calon wakil menteri diundur. Sedianya, pembekalan akan dilakukan di Hambalang pada Selasa, 15 Oktober 2024.
"(Pembekalan menteri di Hambalang) tanggal 16," ucap dia.
Kabinet Gemuk atau Zaken?
"Saya kira ini akan menentukan agenda-agenda politik yang akan diambil pada kerja-kerja di kabinet soal jumlah kementerian yang bertambah. Memang keinginan Pak Prabowo ingin merangkul semua kalangan, jadi tidak mudah, apalagi keinginannya membentuk zaken kabinet," kata Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago kepada Liputan6.com, Senin (14/10/2024).
Sejumlah nama pun muncul, misalnya ada nama Politikus Gerindra Sugiono yang bakal mengisi kursi Menteri Luar Negeri, kemudian santer terdengar ada nama Politikus Golkar Meutya Hafid yang beredar akan duduk sebagai Menkominfo, bahkan ada nama Politikus Gelora Fahri Hamzah yang disebut bakal jadi Menteri Perumahan.
Ada lagi kursi menteri diisi sejumlah ketum partai misalnya, dari PAN ada Zulkifli Hasan, Ketum Golkar Bahlil Lahadalia, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang akan jadi pembantu Prabowo-Gibran.
"Nama-nama yang muncul memang cocok pada bidang-bidangnya yang mereka pegang artinya nama-nama yang sudah ada adalah yang sering diperbincangkan tapi akan banyak kemungkinan yang terjadi. Misalnya beberapa hari menjelang pelantikan pasti akan dinamis dan akan banyak pilihan-pilihan yang akan diambil," ungkap Arifki.
Dia pun meyakini, Prabowo tak hanya memilih orang-orang dekatnya, tapi juga ada dari KIM Plus dan pihak Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Jadi tidak hanya mengakomodir dari pihak Prabowo, tapi dari pihak Jokowi dan pihak koalisi KIM Plus. Dan saya rasa masih akan banyak dinamika ke depan seperti figur yang muncul dari nama yang ada sekarang, tetap bertahan atau malah jadi hilang. Tapi saya rasa prabowo akan memilih figur yang tepat," kata Arifki.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin, menyebut jika memang angka kementeriannya 44 bahkan 46, memang sangat gemuk dibandingkan dari era pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Ada dua makna yang bisa dibaca (dengan kabinet gemuk ini). Yang pertama mungkin Prabowo ingin membuat postur kementerian dengan kebutuhan di pemerintahannya sehingga menjadi besar. Yang kedua, tentu soal power sharing yang tentu itu tak bisa dihindarkan dan dalam konteks koalisi besar itu pasti akan mengakomodasinya," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (14/10/2024).
Ujang pun menyebut, hal wajar jika Prabowo memanggil tokoh-tokoh yang bakal untuk menjadi menteri bertemu dengannya.
"Saya melihatnya pemanggilan saja untuk memastikan bahwa tokoh-tokohnya yang dipanggil itu akan ditaruh di pos mana. Dan ini hanya pemanggilan biasa, ini prosedur saja, ini cara saja," jelasnya.
Meski terlihat gemuk, Ujang meminta publik harus mempercayai langkah Prabowo ini. Terlebih keinginan untuk mewujudkan kabinet zaken.
"Kita tetap harus optimis, tetap harus percaya dengan Pak Prabowo, apakah menteri-menteri yang dipilih itu zaken kabinet, apakah betul efektif? kita tunggu. Mereka kan pasti diberi mandat untuk membuat kabinet yang bagus, sehingga kita awasi dan nilai. Sehingga saat diumumkan, apakah memang bagus, layak atau tidak," kata dia.
NasDem Akan Dapat Jatah?
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Saan Mustopa memastikan pihaknya tidak akan masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran.
Meski demikian, Saan menyebut NasDem tetap akan mendukung pemerintah, namun tidak masuk kabinet dengan alasan kepantasan atau tahu diri.
"Ini soal etika saja dan kepantasan aja. Nasdem ini kan ketika Pilpres 2024, itu kan tidak memberikan dukungannya terhadap Pak Prabowo. Nah karena itu secara etika tentu Nasdem istilahnya tahu diri ya, bahwa dia memberikan kesempatan bagi partai-partai koalisi pendukung terlebih dahulu," kata Saan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (14/10/2024).
"Kalau misalnya NasDem ribut soal kabinet rasanya kurang paslah minta ini minta itu. Jadi kita lebih kepada dalam posisi tahu diri," sambungnya.
Namun, Saan memastikan tanpa masuk kabinet atau mendapat jatah menteri, NasDem tetap mendukung pemerintah.
"NasDem firm gabung dalam koalisi pemerintah dan memberikan dukunhan apapun yang menjadi kebijakan program dan keputusan pak Prabowo," kata dia.
Selain itu, ia memastikan NasDem tidak akan menjadi oposisi pemerintah ke depan. "Bukan, kita tetap dalam barisan pemerintahan," pungkasnya.
Advertisement
Sikap PDIP
Sementara, Bendahara Umum PDI Perjuangan (PDIP), Olly Dondokambey menyatakan, pihaknya baru akan mengajukan nama calon menteri dalam kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran saat pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo terjadi.
“Ya iya, setelah Bu Mega (bertemu Prabowo),” kata Olly di kawasan Jakarta Pusat, Senin (14/10/2024)
Menurut Olly, PDIP siap ajukan kader apabila Prabowo bersedia menerima kader PDIP di kabinet mendatang. "Pasti ada dong, kalau Pak Prabowo bersedia menerima kader PDIP, ya pasti ada dong," kata dia.
Di lain sisi, Olly mengaku dirinya siap apabila diminta menjadi menteri untuk Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, kesiapan dirinya bergantung dari restu Megawati.
"Ya sebagai petugas partai kalau partai mengizinkan ya pasti kita harus laksanakan," kata Olly.
Dia mengaku tekah mendengar kabar dirinya masuk dalam bursa calon menteri. "Kalau itu mah dari jaman 10 tahun lalu nama saya selalu diomongin," ujar Olly.
Selain itu, lanjut Olly, terkait pertemuan antara Megawati dengan Prabowo, ia memastikan akan segera dilaksanakan atau sebelum Prabowo dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2024. "Jadi dalam waktu satu, dua hari ini ada pertemuan saya rasa," ungkapnya.
Rencananya, sore ini Olly akan bertemu dengan Megawati untuk membahas rencana pertemuan dengan Prabowo.
"Sebentar saya ketemu Bu Mega, saya akan informasikan (lokasinya pertemuan)," pungkasnya.