Sukses

16 Menterinya Dipanggil ke Kertanegara, Jokowi: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Jokowi meyakini, pemilihan menteri-menteri tersebut didasari oleh pertimbangan matang oleh Prabowo.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa keputusan Presiden terpilih Prabowo Subianto mengundang 49 tokoh politik, termasuk 16 menteri dari Kabinet Indonesia Maju, ke kediamannya di Kertanegara adalah hak prerogatifnya. 

Dalam pertemuan tersebut, sebagian besar menteri yang hadir merupakan pejabat di sektor ekonomi.

"Yang pertama itu adalah hak prerogatif Presiden terpilih, Bapak Presiden Jenderal TNI Purnawirawan Prabowo Subianto," ungkap Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan kerja di Provinsi Aceh.

"Itu hak prerogatif. Siapapun yang dipilih kita semuanya menghargai," tambahnya.

Jokowi juga meyakini, pemilihan menteri-menteri tersebut didasari oleh pertimbangan matang. 

"Mengenai kurang lebih 15 atau 16 menteri di kabinet sekarang yang juga dipilih oleh Bapak Prabowo Subianto, itu melalui seleksi, melalui pengalaman beliau bergaul dan berinteraksi selama lima tahun," jelas Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan bahwa kehadiran sejumlah menteri dari tim ekonomi menunjukkan pentingnya aspek keberlanjutan dalam kabinet yang baru nanti. Ia melihat bahwa Prabowo ingin mempertahankan tim ekonomi untuk memastikan kelangsungan program-program ekonomi yang sudah berjalan. 

"Memang hampir seluruh tim ekonomi yang ada diundang, karena ini berkaitan dengan keberlanjutan," ujarnya.

 

2 dari 3 halaman

Pemanggilan Calon-calon Wakil Menteri

Presiden Terpilih Prabowo Subianto memulai memanggil sejumlah tokoh calon menteri di kabinetnya mendatang. Termasuk sejumlah proyeksi calon kepala badan lembaga negara.

Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan rencana Prabowo dalam pemanggilan calon wakil menteri dan calon kepala badan hari ini.

"Hari ini kita ada mengundang calon-calon wamen dan calon-calon kepala badan," kata Dasco, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024).

Dia membuka kemungkinan tokoh yang datang akan lebih banyak dari jumlah calon menteri yang dipanggil pada Senin, 14 Oktober 2024. Dia menyebut, Prabowo akan menimbang kecocokan para kandidat calon wakil menteri nantinya.

"Kalau dilihat nanti agak banyak itu dari calon-calon wamen dan calon kepala badan yang kemudian dinominasikan untuk nanti kemudian diambil pertimbangan oleh pak Prabowo," ujar dia.

"Saya belum hitung berapa banyaknya, tapi nanti, karena ada di satu kementerian yang nominasinya dua, ada yang satu, ada yang lebih dari satu banyak," ia menambahkan.

Lebih lanjut, dia mengatakan, porsi menteri, wakil menteri, hingga kepala badan nantinya akan lebih banyak diisi oleh kalangan profesional. 

Hal tersebut diakuinya sesuai dengan permintaan para partai politik (parpol) dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"Banyak dari profesional, jadi memang usulan dari parpol baik menteri maupun kepala badan maupun wamen itu lebih banyak dari profesional," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Pemanggilan 49 Calon Menteri

Sebelumnya, Presiden Terpilih Prabowo Subianto memanggil para calon menterinya di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan, Senin, 14 Oktober 2024. Pemanggilan itu akan terus berlangsung hingga hari ini. 

Pada periode pemanggilan pertama, ada sekitar 49 orang. Dalam daftar calon menteri yang dipanggil Prabowo, ada sejumlah nama sosok lama yang juga menjabat menteri di kabinet pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Selain itu, ada pula sejumlah orang-orang profesional. Tak lupa, sejumlah politisi yang mewakili partai masing-masing.

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin, menyebut jika memang angka kementeriannya sangat gemuk dibandingkan dari era pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Ada dua makna yang bisa dibaca (dengan kabinet gemuk ini). Yang pertama mungkin Prabowo ingin membuat postur kementerian dengan kebutuhan di pemerintahannya sehingga menjadi besar. Yang kedua, tentu soal power sharing yang tentu itu tak bisa dihindarkan dan dalam konteks koalisi besar itu pasti akan mengakomodasinya," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (14/10/2024).

Ujang pun menyebut, hal wajar jika Prabowo memanggil tokoh-tokoh yang bakal untuk menjadi menteri bertemu dengannya.

"Saya melihatnya pemanggilan saja untuk memastikan bahwa tokoh-tokohnya yang dipanggil itu akan ditaruh di pos mana. Dan ini hanya pemanggilan biasa, ini prosedur saja, ini cara saja," jelasnya.