Sukses

Jokowi Kutuk Serangan Israel ke Pasukan Penjaga Perdamaian PBB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengutuk serangan yang diluncurkan Israel ke personel Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengutuk serangan yang diluncurkan Israel ke personel Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).

Dia menegaskan bahwa pasukan perdamaian tak boleh diserang.

"Indonesia mengutuk keras serangan israel baik ke gaza, baik ke lebanon, dan yang terakhir ke UNIFIL di Lebanon. Mengutuk keras," kata Jokowi di Aceh, Selasa (15/10).

"Enggak boleh itu, yang namanya pasukan perdamaian kok ikut-ikutan diserang, ada yang luka lagi," tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Hariyanto menyerahkan kebijakan kepada pihak pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) setelah dua prajuritnya yang bertugas terkena peluru berasal dari tank Merkava tentara Israel (IDF).

"Peristiwa serangan Israel kepada aset UNIFIL sepenuhnya merupakan kewenangan UNIFIL untuk melakukan protes atau keberatan kepada pihak yang dianggap telah melakukan pelanggaran terhapus mandat UN 1701," kata Hariyanto saat dihubungi, Sabtu 12 Oktober 2024.

Saat ini, kata dia, pihak UNIFIL telah mengeluarkan pernyataan kepada pasukan Israel IDF dan pihak yang bertikai.

"UNIFIL secara resmi telah merespon peristiwa tersebut dengan menyatakan agar semua pihak yang bertikai dapat menahan diri, menghormati dan menjamin keamanan seluruh pasukan PBB yang berada di wilayah tersebut," terangnya.

Lebih lanjut, untuk dua anggota TNI yang terluka yakni berinisial EA dan NS. Mereka pada saat kejadian bertugas di Tower Pengamatan (OP) 14.

"Seluruh pasukan TNI yang saat ini sedang bertugas di Lebanon Selatan dalam keadaan aman, melakukan kegiatan sesuai dgn ketentuan yang dikeluarkan oleh Force Comander UNIFIL," ucap Hariyanto.

 

2 dari 3 halaman

Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon Abaikan Permintaan Israel untuk Pindah

Pasukan penjaga perdamaian PBB akan tetap berada di semua posisi di Lebanon, meskipun Israel meminta mereka untuk pindah di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah dan lima pasukan helm biru mengalami luka-luka. Demikian ditegaskan kepala pasukan penjaga perdamaian PBB pada Senin (14/10/2024).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin kembali meminta pasukan penjaga perdamaian di Lebanon selatan (UNIFIL) untuk pindah dari daerah-daerah tertentu yang dekat dengan perbatasan Israel dengan Lebanon. Dia mengklaim sama sekali tidak benar bahwa pasukan Israel menargetkan UNIFIL.

 Israel menghadapi kritik keras atas cedera dan kerusakan yang dialami oleh UNIFIL, yang telah dikerahkan di Lebanon sejak serangan darat pertama dari empat serangan darat utama Israel terhadap tetangganya pada tahun 1978.

"Keputusan telah dibuat bahwa UNIFIL saat ini akan tetap berada di semua posisinya meskipun ada seruan yang dibuat oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk mengosongkan posisi-posisi yang berada di sekitar Garis Biru," kata Kepala Pasukan Penjaga pPerdamaian PBB Jean-Pierre Lacroix, seperti dikutip dari CNA, Selasa (15/10).

"Saya ingin menekankan bahwa keputusan ini masih berlaku."

3 dari 3 halaman

5 Pasukan UNIFIL Terluka

Lacroix menambahkan bahwa rencana tersebut telah dikonfirmasi sebelumnya pada hari Senin oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Lima pasukan UNIFIL terluka dalam serangkaian insiden pekan lalu, di mana dalam insiden terbaru pasukan Israel menerobos gerbang dan memasuki salah satu posisi mereka.

Militer Israel kemudian menjelaskan bahwa sebuah tank mundur beberapa meter ke pos UNIFIL saat di bawah tembakan dan berusaha mengevakuasi tentara yang terluka.

Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya dengan suara bulat menyuarakan "kekhawatiran yang kuat" pada hari Senin setelah serangkaian insiden tersebut.

"Dengan latar belakang permusuhan yang sedang berlangsung di sepanjang Garis Biru, para anggota Dewan Keamanan PBB menyatakan kekhawatiran mereka yang kuat setelah beberapa posisi UNIFIL diserang dalam beberapa hari terakhir," kata presiden bergilir Dewan Keamanan PBB, yang saat ini adalah Duta Besar Swiss untuk PBB Pascale Baeriswyl.

"Beberapa pasukan penjaga perdamaian telah terluka."

Dalam pernyataan, yang tidak secara khusus menyinggung Israel, ke-15 anggota Dewan Keamanan PBB mendesak semua pihak untuk menghormati keselamatan dan keamanan personel dan tempat UNIFIL. Mereka mengingatkan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB dan tempat PBB tidak boleh menjadi sasaran serangan.

Intervensi Dewan Keamanan PBB tersebut menyusul dua pertemuan tertutup mengenai situasi yang memburuk di Lebanon. 

 

 

Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com

Video Terkini