Sukses

Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prabowo

Satryo Soemantri Brodjonegoro resmi ditunjuk di kementerian baru, yaitu sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Penunjukkan ini sebagaimana diumumkan Prabowo Subianto usai Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, pada Minggu (18/10/2024) malam.

Liputan6.com, Jakarta Satryo Soemantri Brodjonegoro resmi ditunjuk di kementerian baru, yaitu sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Penunjukkan ini sebagaimana diumumkan Prabowo Subianto usai Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, pada Minggu (18/10/2024) malam.

Meski menduduki kementerian baru, sosok Satryo Soemantri Brodjonegoro sangat melekat di dunia pendidikan. Dia pernah menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi selama 1999-2007.

Dilansir dari laman Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di mana yang bersangkutan merupakan anggota di sana, yang bersangkutan pada Tahun 1992, pernah dipilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB saat mengawali implementasi dari proses self evaluation pada jurusan tersebut.

Perlu diketahui, Satryo lahir di Delft, Belanda pada 5 Januari 1956. Setelah meraih gelar Ph.D di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, USA tahun 1985, ia bergabung di ITB. Sebagai ilmuwan, tulisan ilmiah mencapai lebih dari 99 publikasi.

Satryo telah menjadi anggota AIPI sejak tahun 2008, dirinya menjadi keanggotaan Komisi Ilmu Rekayasa dan Kepakaran Mechanical Engineering. Dia juga sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua AIPI pada masa bakti 2013-2018.

Belakangan, proses ini diadopsi oleh ITB dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Di bawah kepemimpinanya, pembaharuan pendidikan tinggi Indonesia mulai pada Desember 2000 saat institusi pendidikan tinggi yang besar diubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).

Saat ini Satryo aktif sebagai dosen tamu di bidang teknik mesin di Toyohashi University of Technology, Jepang dan ITB.

Satryo juga disebut bergabung dengan tim Japan International Cooperation Agency atau yang lebih dikenal dengan nama JICA, dalam perencanaan gedung fakultas teknik Universitas Hasanudin di Gowa.

2 dari 2 halaman

Satryo Soemantri Brodjonegoro Tegaskan Pentingnya Inovasi Pendidikan

Satryo Soemantri Brodjonegoro menegaskan pentingnya inovasi pendidikan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, hanya melalui peningkatan kualitas pendidikan, Indonesia dapat mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di tingkat global.

"Kita saat ini membutuhkan terobosan dalam pola pikir riset di Indonesia. Inovasi pendidikan harus terus didorong untuk mengatasi berbagai tantangan ekonomi dan meningkatkan daya saing di kancah internasional," kata dia dalam webinar pendidikan yang digelar oleh President University, Kamis (15/10/2024) di Jakarta.

Satryo mengungkapkan bahwa rendahnya peringkat Indonesia dalam berbagai laporan terkait SDM merupakan salah satu bukti urgensi perbaikan pendidikan. Ia mencatat, dalam Human Capital Index (HCI), Indonesia berada di peringkat 96 dari 175 negara. Hal ini, menurutnya, berakar pada kualitas pendidikan yang masih belum optimal.

"Skor Indonesia dalam Program for International Student Assessment (PISA) terus menurun, khususnya dalam bidang matematika dan sains. PISA menempatkan kita di peringkat 66 dari 81 negara," jelas dia.

Satryo juga menyoroti rendahnya peringkat perguruan tinggi Indonesia di dunia. Universitas Indonesia (UI), yang merupakan universitas terbaik di tanah air, hanya berada di posisi 942 di peringkat global.

Dalam pandangannya, pemerintahan mendatang, khususnya di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, harus mampu menjawab berbagai tantangan ini demi menyongsong Indonesia Emas 2045.

"Inovasi dan riset adalah kunci masa depan. Kebijakan yang mendorong peningkatan kualitas pendidikan, serta kolaborasi antara industri dan universitas, akan melahirkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja," kata dia.

Â