Liputan6.com, Jakarta - PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) bersama PT Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) melaksanakan kegiatan sosialnya melalui melalui Program PIJAR atau Pijat Netra Berdikari.
Dedy (37), salah satu peserta dalam program tersebut mengatakan Program PIJAR memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada 20 penyandang tuna netra di Jakarta Utara dengan tujuan menciptakan kemandirian mereka, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup.
“Kami merasa dihargai dan diberdayakan. Dengan keterampilan ini, saya tidak lagi hanya mengandalkan bantuan orang lain, tetapi bisa mandiri dan percaya diri untuk memulai usaha sendiri,” ujar Dedy dengan senyum bangga seperti dikutip dari keterangan diterima, Sabtu (19/10/2024).
Advertisement
Dedy menekankan, pentingnya sertifikasi yang ia peroleh sebagai bekal untuk membuka praktik pijat secara profesional. Sebab, dengan adanya sertifikasi, dirinya merasa diakui secara profesional. Ini memberikan saya rasa percaya diri dan lebih bersemangat.
Hal senada juga diungkap Rahmat (35), peserta yang mengaku sangat terbantu dengan program ini. Sebelumnya, ia merasa terbatas dalam pilihan karier, tetapi kini melihat masa depan lebih cerah.
“Dulu saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan untuk membantu keluarga. Dengan adanya kegiatan ini, saya mendapatkan keterampilan yang menjadi salah satu ladang rezeki dalam mencari nafkah untuk keluarga. Semoga kegiatan ini berkah dan menjadi ladang jariyah untuk perusahaan,” ungkap Rahmat.
Tingkatkan Kapasitas Penyandang Disabilitas
Menanggapi program terkait, Senior Vice President Sekretariat Perusahaan SPSL, Kiki M. Hikmat, menjelaskan Program PIJAR merupakan bagian dari TJSL Sahabat Inspiratif Pelindo, yang bertujuan meningkatkan kapasitas penyandang disabilitas.
“Program PIJAR adalah wujud nyata SPSL dalam mendorong pemberdayaan penyandang disabilitas, khususnya tuna netra. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi peserta, tidak hanya dalam hal keterampilan dan penghasilan, tetapi juga dalam meningkatkan kemandirian mereka dan menguatkan citra bahwa kaum disabilitas pun berdaya dalam masyarakat,” ujar Kiki.
Ia menambahkan, Program PIJAR sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama SDG’s poin 1, yakni menghapus kemiskinan; SDG’s poin 8, yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; serta SDG’s poin 10, untuk mengurangi ketimpangan.
“Saudara Dedy dan Rahmat hanyalah dua dari sekian banyak kisah yang menginspirasi. Program ini menunjukkan bahwa dengan keterampilan dan dukungan yang tepat, tidak ada keterbatasan yang tidak dapat diatasi. Program PIJAR, lebih dari sekadar pelatihan, telah menjadi titik awal bagi penerima manfaat untuk meraih masa depan yang berdikari dan penuh harapan,” Kiki menutup.
Advertisement