Sukses

Hari Santri, Cak Imin Dorong Pesantren Berikan Pengabdian Terbaik Bagi Indonesia

Menurut Ketua Umum PKB ini, pada 22 Oktober para santri di seluruh di Indonesia harus bangkit bergembira dalam memperingati melalui berbagai kegiatan positif.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, menghadiri peringatan Hari Santri di Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur'an Wal Hadits di Pondok Gede, Bekasi, Selasa (22/10).

Pada momentum tersebut, pria karib disapa Cak Imin itu memandu jalannya upacara bendera yang dijalankan dengan tiga bahasa yang berbeda, Indonesia, Inggris dan Arab.

Menurut Ketua Umum PKB ini, pada 22 Oktober para santri di seluruh di Indonesia harus bangkit bergembira dalam memperingati melalui berbagai kegiatan positif.

“Selamat hari santri, saya bangga, bersyukur dan terima kasih kepada pesantren-pesantren di Indonesia yang telah memberikan pengabdian kemajuan bagi tingkat pendidikan nasional,” kata Cak Imin sang Panglima Santri saat berpidato dalam upacara.

Di sisi lain, Cak Imin turut prihatin dengan sejumlah insiden kekerasan seperti perundungan, fisik hingga seksual yang menimpa para santri di sebagian kecil tempat yang mengatasnamakan pesantren. Imbasnya, terjadi stigmatisasi terhadap pesantren secara umum.

“Ini ancaman darurat kekerasan di lembaga pendidikan. Kita harus jujur akui, bukan hanya pesantren, semua pendidikan yang berbasis asrama, pendidikan umum berbasis berbagai agama mengalami darurat kekerasan dan kita harus hadapi,” tekad Cak Imin.

Oleh karena itu, Cak Imin berharap pada momentum hari santri nasional maka seluruh pihak bisa meneguhkan semangat untuk menghapuskan kekerasan di pesantren, asrama dan dunia pendidikan di Indonesia.

“Kepada kaum muda Indonesia, kita lawan seluruh bentuk kekerasan, kita mengecam keras dan harus dihukum mati pelaku kekerasan itu,” Cak Imin memungkasi.

2 dari 3 halaman

Hari Santri Ingatkan Makna Perjuangan

Senada dengan itu, Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa Siti Mukaromah selaku panitia acara Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur'an Wal Hadits mengatakan 22 Oktober adalah peringatan tentang perjuangan para santri dan para kiyai pada era kemerdekaan dan pada era perjuangan.

“Maka pada kesempatan hari ini, tepat 22 Oktober, kami melaksanakan peringatan upacara Hari Santri, kami ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa kami ini adalah ingin membangun negarawan generasi bangsa yang ke depan akan menjadi penerima warisan bangsa,” ujar Siti di lokasi yang sama.

Siti menggarisbawahi, pada momentum hari ini turut dideklarasi anti kekerasan terhadap para pendidik ataupun pelajar dengan konsep santri terlindungi untuk kebangkitan negeri. Menurut dia, hal itu penting karena memang selama ini seperti tadi yang disampaikan oleh Cak Imin bahwa masih ada segelintir orang atau mungkin pesantren kecil yang melakukan cara edukasinya itu justru tidak edukatif.

“Kita berharap dengan cara ini kita akan bisa bersama-sama mengadvokasi santri-santri kita yang ada di pesantren kemudian juga para kiyai, para ustadz, ustadzah, para guru semuanya untuk menerapkan pendidikan yang berkonsep kasih sayang bukan dengan cara kekerasan-kekerasan,” Siti menandasi.

 

3 dari 3 halaman

Isi Deklarasi

Isi Deklarasi dari Hari Santri Anti Kekerasan

1.Kami Santri Indonesia, siap lahir bathin untuk menjaga Pancasila Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika.

2.Kami Santri Indonesia, siap berikhtiar lahir dan batin untuk menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, senantiasa beramal ikhlas untuk kemaslahatan.

3.Kami Santri Indonesia berpegang teguh dan mengamalkan Islam Ahlusunnah Wal Jamaah An Nahdiyyah.

4.Kami Santri Indonesia, siap lahir batin untuk menjaga nama baik Pondok Pesantren, Para Guru, Para Kyai, Para Ibu Nyai, Para Ulama dengan Berakhlaqul Karimah sebagai Uswatun Hasanah.

5.Kami Santri Indonesia, siap lahir batin untuk menjadi penerus perjuangan ulama sebagai pewaris para Nabi dan Calon Pemimpin yang shiddiq, amanah, fathonah dan tabligh untuk menyampaikan Islam Rahmatan Lil Alamin.

6.Kami Santri Indonesia, menjunjung tinggi demokrasi, hukum dan Hak Asasi Manusia, siap melawan berbagai bentuk kekerasan, antara lain: kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, kekerasan sosial dan diskriminatif.

7.Kami Santri Indonesia, menjunjung tinggi nilai keberagamaan, sikap toleransi, saling menghormati, saling menghargai dan siap bekerjasama untuk kemanusiaan.

8.Kami Santri Indonesia, berperan aktif menjaga nilai-nilai budaya bangsa dan kearifan lokal, demi negara Indonesia yang maju dan harmonis.

9.Kami Santri Indonesia, akan senantiasa taat kepada Allah SWT, Rasulullah Muhammad SAW dan Pemerintah serta berbuat baik kepada kedua orang tua, ta’dzim dan taat kepada guru, kiyai dan ulama.

  • Hari Santri Nasional (HSN) jatuh pada tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Peringatan ini, ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), pad

    Hari Santri

  • Cak Imin