Sukses

Gelorakan Toleransi, Genersi Muda Lintas Agama Ikuti Future Heroes Project Campaign

Ketua Yayasan Tabula, Arnold Lukito mengatakan pihaknya mengajak generasi muda untuk membangun jembatan perdamaian melalui persaudaraan lintas agama dan kepercayaan.

Liputan6.com, Jakarta - Keberagaman dan toleransi tidak bisa hanya didiskusikan tetapi harus dialami dan dirasakan langsung oleh generasi muda Indonesia. Konsep live in dengan teman seumuran beda agama dan kepercayaan menjadi salah satu cara menghidupkan toleransi lintas agama secara nyata.

Konsep itu lalu diaplikasi Yayasan Tabula dan Indika Foundation dalam memperkuat karakter orang muda bertajuk Future Heroes Project Campaign di Wisma Sahabat Yesus, Depok, Sabtu (19/10/24).

“Generasi muda ini akan menjadi pemimpin di masa mendatang. Mereka juga adalah agen perubahan di masyarakat. Karena itu, penting bagi kita untuk mengajak mereka menghayati arti dari perdamaian dan toleransi, salah satu pilar utama bangsa ini mencapai Indonesia Emas 2045,” ujar Chairman Indika Foundation sekaligus Co-Founder 5P Global Movement Arsjad Rasjid dalam keterangan tertulis diterima.

Senada dengan itu, Ketua Yayasan Tabula, Arnold Lukito mengatakan pihaknya mengajak generasi muda untuk membangun jembatan perdamaian melalui persaudaraan lintas agama dan kepercayaan. Dia meyakini, hal itu tidak akan mungkin terjadi hanya pada tataran diskusi atau dialog, tetapi harus dibangun berdasarkan pengalaman empiris.

“Kami mengajak orang muda dari berbagai latar belakang agama untuk hidup berdampingan dan beraktivitas bersama pada sebuah lokasi selama tiga hari pendampingan. Kami ingin agar keberagaman dan toleransi itu dapat dirasakan dan dialami langsung oleh generasi muda,” ujar Arnold.

Nantinya, lanjut Arnold, selama tiga hari, mulai dari 18 – 20 Oktober 2024, 38 orang muda lintas agama dan kepercayaan hidup dan beraktivitas bersama di Wisma Sahabat Yesus, Depok.

2 dari 2 halaman

Pembekalan

Selanjutnya, para peserta mendapat pembekalan terkait pengelolaan emosi, empati, dan resolusi konflik. Mereka diajak untuk mengenal diri, emosi, dan membangun empati sebagai dasar untuk menjalin relasi sosial lintas agama. Hal ini dilakukan menyusul maraknya masalah kesehatan mental di kalangan muda yang dipicu oleh bullying dan kekerasan.

Kemudian, para peserta juga bersama-sama akan mengunjungi Gereja Katolik Katedral Jakarta dan Masjid Istiglal, yang memiliki ikon toleransi melalui Terowongan Silahturahmi, yang baru saja diresmikan saat kedatangan Paus Fransiskus beberapa waktu lalu.

Pada hari terakhir, 38 peserta dari berbagai universitas tersebut mendapat pembekalan menjadi agen perdamaian dan membangun komitmen persaudaraan.

Harapannya, usai kegiatan tersebut generasi muda ini menjadi agen perdamaian dan toleransi di tempatnya masing-masing. Mereka sudah punya bekal yang cukup.

Sebabai informasi, Yayasan Tabula hadir sejak 2021, fokus pada penguatan karakter generasi muda berbasis kecerdasan emosional.

Diketahui, ada dua program utama, yaitu Future Heroes Project dan Rising Awareness Project, yang telah menyasar lebih dari 16 ribu orang muda sebagai penerima manfaat di delapan lokasi di Indonesia.