Liputan6.com, Jakarta - Dugaan adanya ketidakberesan dalam amar putusan Gregorius Ronald Tannur, yang terlibat dalam kasus pembunuhan dan penganiayaan, perlahan-lahan terungkap. Investigasi yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) menemukan adanya praktik suap atau gratifikasi dalam penyusunan putusan tersebut.
Sebanyak tiga hakim telah ditetapkan sebagai tersangka penerima suap, sementara satu pengacara diduga sebagai pemberi suap.
Baca Juga
Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Abdul Qohar, mengungkapkan bahwa bukti-bukti tersebut ditemukan setelah penyidik Jampidsus menggeledah beberapa apartemen dan rumah di Jakarta, Surabaya, dan Semarang.
Advertisement
"Penyidik menemukan indikasi kuat bahwa pembebasan terdakwa Ronald Tannur melibatkan suap kepada hakim ED, AH, dan M oleh pengacara LR," kata Qohar pada Rabu (23/10/2024).
Ada enam lokasi penggeledahan yang dilakukan. Pertama, di kediaman pengacara LR di Surabaya, penyidik menemukan uang tunai dalam bentuk rupiah, dolar Amerika, dan dolar Singapura, serta catatan transaksi aliran dana yang dilakukan oleh LR.
Kemudian, di apartemen milik LR di Menteng Eksekutif Tower Palem, ditemukan uang tunai dengan nilai total mencapai Rp2.126.000.000, serta dokumen terkait penukaran valuta asing dan catatan pemberian uang.
Penggeledahan ketiga dilakukan di apartemen ED di Gunawangsa Surabaya, di mana ditemukan uang tunai dalam berbagai mata uang, termasuk ringgit Malaysia.
Di rumah ED di Semarang, penyidik menemukan uang tunai dalam bentuk dolar Amerika dan Singapura.
Â
Temuan di Apartemen Lainnya
Selanjutnya, di apartemen HH di Ketintang, Surabaya, ditemukan uang tunai dalam berbagai mata uang, termasuk yen Jepang. Terakhir, di apartemen M di Gunawangsa, Tidar, Surabaya, penyidik menemukan sejumlah mata uang asing dan barang bukti elektronik.
Temuan ini mengungkap jaringan suap yang diduga mempengaruhi putusan hukum, menambah dimensi baru dalam kasus Gregorius Ronald Tannur.
Â
Advertisement
Infografis
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence