Liputan6.com, Jakarta - Komisi IX DPR menyoroti kasus anggur shine muscat yang diduga tercemar zat kimia berbahaya. Anggota Komisi IX DPR RI Irma Chaniago mempertanyakan kinerja Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) dalam mengawasi izin edar makanan, termasuk anggur.
“Kok bisa beredar di supermarket-supermarket?" tanya Irma dalam rapat Komisi IX dengan BPOM di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Baca Juga
Politikus Partai NasDem itu mengingatkan, tugas menjaga kesehatan masyarakat bukan hanya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saja.
Advertisement
"Yang nyehatin Indonesia ini selain Menteri Kesehatan kan ada BPOM, Karantina, kementerian-kementerian lain itu semuanya terkait. Jamban bersih. Itu ada di PUPR. Dan makanya harus koordinasi," jelasnya.
Irma juga meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) segera menyelidiki dugaan anggur shine muscat yang beredar di Indonesia turut tercemar bahan kimia berbahaya.
"Kenapa kok BPOM enggak bergerak? (Saya hubungi) Rizkal (Deputi Bidang Penindakan BPOM), (bilang) itu bukan wilayah BPOM, itu wilayahnya dari karantina," ujar Irma.
Meski bukan wilayahnya, Politikus NasDem ini mendesak BPOM segera bekerja sama dengan Badan Karantina terkait peredaran anggur muscat tersebut. Irma meminta kedua lembaga tersebut tak bergantung pada temuan negara lain karena menyangkut masyarakat banyak.
"Jangan cuma ngomong ini menurut Thailand, menurut Malaysia, begini, begini. Itu bukan kerja kamu namanya itu. Kamu enggak kerja itu. Koordinasi dengan mereka, dengan Badan Karantina. Katanya itu sangat berbahaya anggur itu," tutur dia.
Thailand Selidiki Dugaan Anggur Muscat Tercemar Bahan Kimia Berbahaya
Sebelumnya diberitakan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Thailand baru-baru ini didesak oleh Dewan Konsumen Thailand untuk melakukan tindakan hukum kepada importir anggur Shine Muscat setelah ditemukan adanya beberapa sampel terkontaminasi bahan kimia yang dilarang.
Melansir dari Bangkok Post, informasi terkait kontaminasi bahan kimia tersebut ditemukan melalui tes laboratorium. Menurut TCC 23 dari 24 sampel anggur Shine Muscat yang diuji dewan Minggu lalu ditemukan terkontaminasi residu kimia berbahaya melampaui batas legal.
Diketahui beberapa anggur tersebut terkontaminasi dengan klorpirifos dan endrin aldehida yang dilarang berdasarkan Undang-Undang keamanan pangan Thailand. Sekretaris Jenderal TCC, Saree Aongsomwang menyebutkan bahwa FDA harus mengambil tindakan hukum.
Terutama tindakan hukum terhadap importir yang membawa anggur Shine Muscat yang tercemar. Kemudian, anggur yang diimpor tetapi belum didistribusikan juga harus diperiksa menyeluruh dan anggur terkontaminasi harus dimusnahkan.
Advertisement
Temuan Thailand Terkait Zat Kimia pada Anggur Muscat
Selain itu, Saree juga meminta para importir anggur tersebut untuk menarik kembali produk mereka dan memeriksanya secara menyeluruh. Kemudian meminta FDA melarang perusahaan yang diketahui mengimpor anggur terkontaminasi.
Sebagai informasi, TCC melakukan pemeriksaan uji lab dari pembelian 24 sampel di tempat berbeda. Di antaranya dari dua toko daring dan tujuh toko buah dan pasar segar serta 15 sampel dari perdagangan modern di Bangkok dan provinsi sekitarnya.
Melalui uji tersebut ditemukan adanya residu 14 bahan kimia berbahaya pada konsentrasi di atas batas aman 0,01 mg/kg. Secara total pengujian juga mendeteksi 50 residu hukum kimia dan 22 di antaranya tidak diatur dalam hukum Thailand saat ini.
Malaysia Juga Selidiki Anggur Muscat
Melansir dari kanal Lifestyle Liputan6 Kementerian Pertanian dan Keamanan Pangan Malaysia juga akan memeriksa anggur shine muscat impor yang diduga mengandung residu kimia berbahaya seperti yang diklaim pemerintah Thailand.
Menteri Datuk Seri Mohamad Sabu menuturkan bahwa masalah tersebut rencananya akan dirujuk ke lembaga terkait untuk diverifikasi. Termasuk di antaranya ke Institut Penelitian dan Pengembangan Pertanian Malaysia.
Selain itu, pihak Kementerian Pertanian dan Keamanan Pangan Malaysia akan membuat pengumuman serta mengambil tindakan tepat jika klaim anggur shine muscat tersebut terbukti.
“Kami sangat teliti dalam masalah ini karena menyangkut kesehatan, dan akan melakukan pemantauan berkelanjutan. Jika ada bahan kimia berbahaya yang terdeteksi, kami akan mengambil tindakan lanjutan,” katanya.
Advertisement