Sukses

Kondisi Terkini Korban Truk Ugal-ugalan yang Dirawat di EMC Hospital Tangerang

Kepala IGD EMC Tangerang, dr. Meirda Retna Kencana, menjelaskan bahwa para korban tiba di rumah sakit pada pukul 16.09 WIB dan langsung diarahkan ke IGD.

Liputan6.com, Jakarta - Rumah Sakit EMC Tangerang menyatakan bahwa dari empat korban tabrak lari akibat truk kontainer ugal-ugalan pada Kamis, 31 Oktober 2024, kini hanya satu korban yang masih menjalani perawatan intensif.

Kepala IGD EMC Tangerang, dr. Meirda Retna Kencana, menjelaskan bahwa para korban tiba di rumah sakit pada pukul 16.09 WIB dan langsung diarahkan ke IGD.

"Pasien itu datang korban tabrak lari datang ke kita jam 16.09 WIB, awalnya satu orang kemudian ada bertambah lagi, total 4 orang yang datang," ungkapnya pada Jumat, (1/11/2024).

Keempat korban mengalami luka dengan tingkat keparahan bervariasi, dari ringan hingga sedang menuju berat. Di antaranya, seorang pelajar berinisial DS (17) yang sempat masuk ke kolong truk mengalami patah tulang di kaki dan pipinya serta luka yang memerlukan jahitan di kening.

"Keadaannya sudah berangsur membaik, untuk fraktur di pipinya tengah kita konsultasikan ke dokter spesialis bedah mulut," kata Meirda.

Saat ini, DS dalam kondisi stabil, namun masih membutuhkan istirahat dan evaluasi pasca-trauma.

"Dia alami nyeri, kemudian kaget, jadi untuk evaluasi trauma masih harus cari tahu lagi, karena ada pemeriksaan khusus pasca trauma. Tapi saat ini masih perlu istirahat dulu, karena ada cedera kepala ringan dan patah tulang wajah di pipi, kaki kanan. Ini masih observasi dan masih konservatif. Untuk fraktur di pipi akan dikonsulkan ke dokter bedah kulit," tambahnya.

Sementara itu, tiga korban lainnya, termasuk teman DS yang hanya mengalami lecet, seorang ibu, dan seorang pengemudi ojek online, sudah diperbolehkan pulang.

"Dari empat korban, tiga di antaranya sudah pulang, karena luka lecet dan kontusi memar. Mereka sudah kami cek semua, sudah rontgen dan stabil, sehingga boleh dipulangkan," jelas Meirda.

2 dari 3 halaman

Polisi: Sopir Truk Kontainer Ugal-ugalan di Tangerang Positif Pakai Sabu

Polisi memastikan bahwa JFN (24), sopir truk kontainer yang ugal-ugalan dan menabrak belasan pengendara lain di Kota Tangerang, Banten pada Kamis, 31 Oktober 2024 kemarin positif mengkonsumsi metamphetamine atau narkoba jenis sabu.

"Kita sudah lakukan tes urine, dari tes urine itu dinyatakan sopir urinnya mengandung metaphetamine (sabu) ya," ujar Kapolres Metro Tangerang Kombes Zain Dwi Nugroho, Jumat (1/11/2024).

Selanjutnya, polisi tengah mengembangkan dan melakukan penggeledahan di truk tersebut. Polisi menemukan barang bukti lain terkait kepemilikan narkoba.

"Jenis sabu ya, jadi seperti itu," kata Kapolres.

Seperti diketahui sebelumnya, Kepala Humas RSUD Kabupaten Tangerang, dr Hilwani mengatakan, hasil dari pemeriksaan awal, sopir truk ugal-ugalan terindikasi mengkonsumsi obat terlarang saat berkendara.

"Melihat cara dia mengemudi di media sosial, memang saat tiba di sini kami ada pemeriksaan demikian, dan terindikasi ada konsumsi obat terlarang, tapi belum bisa kita simpulkan," katanya.

Diduga, akibat dari penggunaan sabu tersebut, sopir truk kontainer mengendarai hingga ugal-ugalan dan menabrak kendaraan lain. Dalam persitiwa itu, 6 orang jadi korban, terdiri dari pengendara, sopir ojek online, dan pejalan kaki.

3 dari 3 halaman

Sopir Truk Alami Pendarahan di Kepala

Sementara itu, pelaku tabrak lari atau sopir truk kontainer yang ugal-ugalan di Kota Tangerang, mengalami luka serius di bagian kepala. Hal ini menyebabkan pelaku harus dirawat di ruang intensif RSUD Kabupaten Tangerang.

"Yang dirawat di sini (RSUD Kabupaten Tangerang) hanya sopir truknya saja. Dirawat di ruang intensif, "ujar Humas RSUD Kabupaten Tangerang, dr Hilwani, Jumat (1/11/2024).

Ruang intensif sendiri secara fasilitas mirip dengan ruang ICU, hanya saja di ruang intensif tidak ada sarana mesin bantu pernafasan seperti di ICU.

Pengemudi truk kontainer harus menjalani perawatan di ruang tersebut karena pendarahan di kepala atau otaknya. Sehingga, dari awal masuk rumah sakit hingga pagi hari ini, pelaku mengalami penurunan kesadaran.

"Terjadi penurunan kesadaran, tapi masih bisa diajak komunikasi," kata Hilwani.

Video Terkini