Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi yang masif di China bakal bikin banyak pihak geleng-geleng kepala. Salah satunya soal keberadaan Robotaxi atau taksi tanpa sopir yang bisa mengemudi sendiri dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI).
Liputan6.com, berkesempatan menjajal langsung Robotaxi yang dioperasikan oleh perusahaan pengemudi otonom Pony.ai yang berada di kawasan Nansha, Guangzhou, China pada Sabtu, 2 November 2024.
Satu Robotaxi maksimal bisa diisi oleh lima orang penumpang yang hanya boleh duduk di bangku tengah dan belakang. Sementara itu, bagian depan taksi harus dibiarkan kosong dan diberi sekat transparan.
Advertisement
Perjalanan taksi tanpa sopir ini memungkinkan karena dilengkapi dengan beberapa sensor AI yang dapat mendeteksi rute perjalanan. Adapun sensor terletak di berbagai bagian mobil, baik atas maupun di bagian samping kanan dan kiri mobil.
Saat masuk ke dalam Robotaxi, penumpang bakal dihadapkan dengan sejumlah standar keamanan. Penumpang, akan mendapati layar sentuh yang dipasang tepat di belakang kursi depan Robotaxi.
Pada layar tersebut, terdapat fitur seperti view trip, cabin adjusting, hingga fitur musik. Mobil tidak akan jalan, jika terdapat penumpang yang tidak menggunakan sabuk pengaman.
Selama perjalanan lebih dari 5 kilometer (KM) di Distrik Nansha, Robotaxi yang kami naiki dapat mengenali berbagai kendaraan dan objek lain yang ada di sekitarnya dengan baik. Penumpang, juga bisa memantau perjalanannya lewat fitur view trip yang ada di layar.
Nyetir dan Mengerem Tanpa Campur Tangan Manusia
Penumpang bisa melihat kemudi mobil berputar sendiri dan mengerem tanpa campur tangan manusia hingga tiba di tempat tujuan. Setelah keluar dari mobil, Robotaxi akan pergi dengan sendirinya untuk menjemput penumpang lain.
Manager, Marketing & Public Relations Pony.ai Yu Guo mengatakan, perusahaannya juga telah memperoleh lisensi untuk mengoperasikan Robotaxi di empat kota populer, yakni Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen.
“Kami saat ini mengoperasikan lebih dari 250 robotaxi yang telah menempuh lebih dari 33,5 juta kilometer secara otonom, termasuk lebih dari 3,9 juta kilometer tanpa pengemudi,” kata Yu Guo.
Pony.ai juga berkolaborasi dengan Toyota Motor (China) Investment (TMCI) dan GAC Toyota Motor (GTMC) dalam penyediaan mobil yang digunakan sebagai taksinya.
“Kami membentuk usaha patungan dengan Toyota dan GTMC untuk memproduksi massal dan menerapkan robotaksi tanpa pengemudi di China,” ungkap Yu Guo.
“Kami juga bermitra dengan OEM terkemuka lainnya, seperti SAIC, GAC, dan FAW, untuk mengembangkan dan memproduksi robotaksi secara massal,” sambungnya.
Yu Guo menyebut, untuk menikmati perjalanan dengan Robotaxi, penumpang bisa memesan di aplikasi PonyPilot. Nantinya, taksi tanpa sopir itu bakal datang ke lokasi sesuai pesanan yang dibuat.
“Seperti halnya perjalanan dengan taksi tradisional, memesan tumpangan dengan robotaksi Pony memberikan semua orang pilihan mobilitas revolusioner untuk menjadikan jalanan lebih aman dan ramah lingkungan,” ucapnya.
Advertisement
Negara Asia Tenggara Belum Jadi Pasar
Dia bilang, taksi otonom tanpa sopir ini tidak memiliki perbedaan harga dengan taksi pada umumnya yang dikendarai oleh sopir manusia. Harga dibanderol sesuai dengan jarak tempuh dan jenis kendaraan yang dipilih penumpang.
“Rata-rata pesanan harian yang diterima per Robotaxi kami melebihi 15 pesanan dalam enam bulan terakhir, 30 Juni 2024,” kata dia.
Pony.ai tengah berupaya untuk memperluas ekspansinya ke Korea Selatan, Eropa, hingga Arab Saudi. Sedangkan negara-negara Asia Tenggara belum bakal menjadi pasar Pony.ia untuk Robotaxi dalam waktu dekat ini.
“Kami berharap bisa melakukan itu (ekspansi) ke Indonesia dan negara Asia Tenggara. Tapi dalam waktu dekat ini kami tidak mempunyai rencana untuk memperluas pasar ke Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya,” katanya.