Liputan6.com, Jakarta Langit pagi di wilayah Indonesia pada Selasa (5/11/2024) sebagian besar diprediksi berawan, berawan tebal, dan hujan ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.
Kemudian pada siang hari nanti, sebagian wilayah Indonesia diprakirakan BMKG bakal hujan ringan di antaranya Bengkulu, Jakarta Pusat, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, dan Medan.
Baca Juga
Hujan dengan intensitas sedang diprakirakan turun di wilayah Banda Aceh dan Manado, seperti dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Advertisement
Selanjutnya, malam hari nanti, cuaca Indonesia sebagian besar diprediksi berawan, berawan tebal, hujan ringan, dan hujan petir. Hujan dengan intensitas ringan diprediksi turun di wilayah Bengkulu, Yogyakarta, Gorontalo, Bandung, Banjarmasin, Samarinda, Pekanbaru, dan Palembang malam hari nanti.
Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Banda Aceh |  Berawan Tebal |  Hujan Sedang |  Berawan Tebal |
 Denpasar |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Serang |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Bengkulu |  Hujan Ringan |  Hujan Ringan |  Hujan Ringan |
 Yogyakarta |  Berawan |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |
 Jakarta Pusat |  Berawan Tebal |  Hujan Ringan |  Berawan Tebal |
 Gorontalo |  Hujan Ringan |  Berawan |  Hujan Ringan |
 Jambi |  Hujan Ringan |  Berawan Tebal |  Hujan Petir |
 Bandung |  Berawan Tebal |  Hujan Petir |  Hujan Ringan |
 Semarang |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |
 Surabaya |  Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan |
 Pontianak |  Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Banjarmasin |  Berawan |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |
 Palangkaraya |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |  Hujan Petir |
 Samarinda |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |  Hujan Ringan |
 Tarakan |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Pangkal Pinang |  Hujan Ringan |  Berawan Tebal |  Hujan Petir |
 Tanjung Pinang |  Hujan Ringan |  Hujan Ringan |  Berawan Tebal |
 Bandar Lampung |  Berawan Tebal |  Hujan Ringan |  Berawan Tebal |
 Ambon |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Ternate |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Mataram |  Kabut |  Cerah Berawan |  Berawan |
 Kupang |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Kota Jayapura |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Manokwari |  Hujan Petir |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |
 Pekanbaru |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |  Hujan Ringan |
 Mamuju |  Berawan |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Makassar |  Cerah |  Cerah |  Cerah |
 Kendari |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |  Berawan |
 Manado  |  Berawan Tebal |  Hujan Sedang |  Berawan Tebal |
 Padang |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Palembang |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |
 Medan |  Kabut |  Hujan Ringan |  Hujan Sedang |
BMKG Lampung: Fenomena La Nina Tingkatkan Curah Hujan, Waspada Banjir dan Tanah Longsor
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Radin Intan II Lampung memprediksi peningkatan curah hujan sepanjang Oktober hingga November 2024. Kondisi ini diperkirakan akan memicu potensi bencana hidrometeorologi, terutama di daerah-daerah rawan.
Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Radin Intan II, Rudi Harianto, menjelaskan bahwa fenomena La Nina menjadi penyebab utama peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk Lampung.
"La Nina memperkuat angin pasat timur yang membawa uap air lebih banyak dari Samudra Pasifik ke Indonesia. Akibatnya, peluang hujan di wilayah Lampung meningkat sekitar 10-20 persen, sehingga musim hujan akan lebih basah dari biasanya," kata Rudi kepada wartawan, Selasa (15/10/2024).
Rudi juga mengingatkan bahwa peningkatan curah hujan tersebut berpotensi memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, terutama di wilayah-wilayah rawan di Lampung.
Berdasarkan data BMKG Lampung, bencana banjir tercatat sebagai ancaman paling sering terjadi pada Oktober-November dalam 20 tahun terakhir (2003-2023). Dampak dari bencana ini meliputi banyaknya rumah terendam serta tingginya jumlah pengungsi.
"Selain banjir, bencana seperti tanah longsor dan cuaca ekstrem juga kerap terjadi, meskipun dampaknya tidak sebesar banjir. Kebakaran hutan jarang terjadi pada periode ini karena memasuki musim hujan," ungkapnya.
Menurut data statistik bencana Provinsi Lampung dari 2003 hingga 2024, Kota Bandar Lampung mencatatkan jumlah kerusakan tertinggi, terutama pada fasilitas umum, pendidikan, dan kesehatan.Â
Daerah lain yang turut mengalami dampak signifikan adalah Lampung Selatan dan Tanggamus, terutama dalam hal jumlah korban dan kerusakan rumah.
"Wilayah dengan populasi besar cenderung mengalami dampak bencana yang lebih besar, baik dari segi frekuensi kejadian maupun kerusakan yang ditimbulkan," jelas dia.
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi selama periode hujan ini. Rudi menyarankan, warga yang tinggal di daerah rawan bencana untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, seperti memastikan saluran air tidak tersumbat.
"Kami juga mendorong pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan infrastruktur, seperti pendalaman dan pelebaran sungai, guna mencegah luapan air saat hujan lebat," tambahnya.
Masyarakat diimbau untuk terus memperbarui informasi terkait bencana melalui platform resmi BMKG, seperti website, aplikasi, atau media sosial.
Advertisement
Cuaca Ekstrem dari Hujan dan Lembap ke Panas dan Kering Bisa Bikin Kulit Lebih Sensitif
Cuaca hujan atau kondisi lembap dapat memicu kulit jadi lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan alasan fisiologis yang kompleks seperti disampaikan dokter spesialis kulit dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Dr Arini Astasari Widodo, SM, Sp.DVE, FINSDV.
"Selama cuaca hujan atau kondisi lembap lainnya, kulit cenderung menjadi lebih sensitif karena beberapa alasan fisiologis yang kompleks," kata Arini di Jakarta, dilansir Antara, Senin, 15 Juli 2024.
Cuaca di kota seperti Jakarta belakangan ini, kata Arini, dapat digolongkan ekstrem karena perubahannya yang amat cepat. Hal tersebut berdampak signifikan terhadap kesehatan kulit masyarakat.
Kulit rentan mengalami dehidrasi dan sensitivitas tinggi etika cuaca tengah panas dan kering.
Cuaca panas juga memperburuk kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis yang dapat mempercepat penuaan dengan garis-garis halus dan kehilangan elastisitas kulit.
Di sisi lain, hujan lebat dan tingkat kelembapan tinggi mendukung pertumbuhan jamur, serta dapat memperburuk jerawat karena produksi minyak berlebih.