Liputan6.com, Jakarta - KTT Global Pemimpin Agama untuk Iklim dibuka di Baku, Azerbaijan pada Selasa 5 November 2024. KTT ini diselenggarakan Dewan Muslim Kaukasus (CMP) bekerja sama dengan Muslim Hukama Muslimin (MHM), Presidensi COP29, Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Komite Negara Azerbaijan untuk Kerja Sama dengan Organisasi Keagamaan.
KTT berlangsung dengan dukungan penuh dari Presiden Republik Azerbaijan, Ilham Aliyev. Mengangkat tema "Agama Global untuk Planet yang Hijau," dihadiri lebih dari 300 pemimpin dan pejabat tinggi yang mewakili berbagai agama, pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil, serta pembuat kebijakan dari seluruh dunia.
Sekretaris Jenderal MHM, Konselor Mohamed Abdelsalam, menekankan bahwa seruan untuk meningkatkan aksi iklim merupakan bagian dari pesan spiritual agama yang mendalam, yang mengadvokasi empati, tanggung jawab, dan keadilan terhadap Bumi dan generasi mendatang.
Advertisement
Ia menjelaskan bahwa agama tidak diciptakan secara terpisah dari alam. Sebab, hubungan antara agama dan iklim berakar dalam pada teks-teks suci. Itu adalah hubungan penghormatan terhadap alam, keseimbangan dengan kehidupan, dan tanggung jawab yang mendalam terhadap segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
“Kita memiliki kesempatan bersejarah hari ini untuk mengubah peran agama menjadi kekuatan aktif dalam menghadapi krisis iklim. Upaya para pemimpin agama selama beberapa tahun terakhir telah mengatasi banyak tantangan global,” sebutnya dikutip Rabu (6/11/2024).
“Kita telah melihat bagaimana dialog antaragama telah menciptakan inisiatif yang menginspirasi, seperti Dokumen Persaudaraan Manusia, Rumah Keluarga Mesir, dan Rumah Keluarga Abraham, di antara inisiatif dan proyek terkemuka lainnya yang telah menunjukkan kemampuan dialog antaragama untuk berkontribusi dalam menemukan solusi bagi tantangan yang dihadapi dunia kita saat ini,” sambungnya.
Sekretaris Jenderal MHM ini menjelaskan bahwa urgensi penyelenggaraan KTT Global Pemimpin Agama untuk Iklim di Azerbaijan ini terletak pada tekad untuk menyatakan pesan dan seruan bersama: seruan KTT Pemimpin Agama untuk Iklim kepada COP29 dan kepada dunia. KTT ini juga menjadi bagian dari memobilisasi upaya untuk mendorong politisi, pembuat keputusan, dan aktor internasional untuk membuat keputusan yang tegas guna menghilangkan risiko perubahan iklim.
Konselor Abdelsalam dalam kesempatan ini menyerukan peluncuran gerakan global yang menjadikan setiap manusia sebagai pelindung Bumi dan pembela kehidupan. Dia menekankan pentingnya meningkatkan integrasi antara sains dan iman, dan antara pengetahuan spiritual dan lingkungan.
“Aksi iklim bukanlah pilihan, tetapi keharusan yang diperlukan untuk melindungi masa depan planet kita,” tegasnya.
Bentuk Aliansi Global
Konselor Abdelsalam menegaskan dukungan MHM untuk pertemuan puncak KTT dan tujuannya untuk menyatukan suara para pemimpin dan tokoh agama dalam mengatasi tantangan iklim. Ia mencatat bahwa MHM memiliki visi yang jelas yang berfokus pada peningkatan peran para pemimpin dan tokoh agama untuk aksi iklim.
MHM juga telah membentuk aliansi global dengan lebih dari 70 lembaga yang mewakili sebagian besar agama dan kepercayaan di seluruh dunia dan berpartisipasi dalam menyelenggarakan pertemuan puncak ini.
Pada 2023, MHM telah menyelenggarakan KTT Iman Global tentang Aksi Iklim di Abu Dhabi yang mendapat dukungan penuh dari Presiden Uni Emirat Arab, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan. Pertemuan puncak tersebut ditutup dengan peluncuran "The Call of Conscience: The Abu Dhabi Interfaith Statement for Climate," yang ditandatangani oleh 30 pemimpin dan tokoh agama terkemuka dunia.
MHM juga menyelenggarakan Faith Pavilion di COP28 untuk pertama kalinya dalam sejarah Konferensi Para Pihak. Pertemuan ini membahas "Visi Islam untuk Mencapai Keberlanjutan Lingkungan", tentang tugas global untuk melindungi lingkungan. Pertemuan puncak para pemimpin agama di Abu Dhabi dan Paviliun Iman di COP28 ini merupakan awal yang kuat untuk meningkatkan peran agama dalam menghadapi tantangan iklim.
Sekjen MHM mengakhiri pidatonya dengan mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia Presiden Ilham Aliyev, Presiden Republik Azerbaijan, atas dukungannya terhadap pertemuan puncak ini dan komitmennya untuk meningkatkan suara agama dalam menghadapi tantangan iklim. Ia menyatakan solidaritas dengan para korban perubahan iklim dan perang serta konflik yang dialami dunia saat ini.
"Khususnya saudara-saudara kita di Palestina, yang menderita ketidakadilan dan penindasan serta menghadapi kondisi kemanusiaan yang sulit," dia menandaskan.
Advertisement