Sukses

TNI Bentuk Pasukan Reaksi Cepat Tangani Bencana di Setiap Kodam

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyatakan bahwa TNI akan membentuk Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) di setiap Kodam.

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyatakan bahwa TNI akan membentuk Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) di setiap Kodam.

Langkah ini diambil seiring dengan status siaga beberapa gunung di Indonesia, termasuk Gunung Awu (Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara), Gunung Ibu (Pulau Halmahera, Maluku), Gunung Iya (Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur), Gunung Marapi (Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat), dan Gunung Merapi (Jawa Tengah-DI Yogyakarta).

"Dan nanti TNI akan membentuk PRCPB. Jadi, setiap Kodam nanti ada Bataliyon yang siaga untuk PRCPB dan apabila di wilayahnya terjadi bencana, pasukan itu yang bergerak cepat," ujar Agus kepada wartawan di Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Senin (11/11/2024).

Terkait dengan status awas Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Agus mengatakan bahwa TNI telah mendirikan dapur umum di lokasi tersebut. Selain itu, tim kesehatan lapangan telah dikerahkan dan bekerja sama dengan berbagai instansi terkait.

"Kemudian untuk bencana alam di daerah Indonesia, di Lewotobi dan wilayah lainnya, TNI sudah menggelar dapur lapangan, kemudian kesehatan lapangan," jelasnya.

"Dan TNI juga berkolaborasi dengan instansi lain seperti kepolisian, BNPB, dan kementerian lain, kementerian sosial, dan kementerian yang lain juga sudah berada di lokasi," tambah Agus.

 

2 dari 2 halaman

Erupsi Gunung Lewotobi

Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur terus erupsi, menyebabkan para pengungsi di posko merasa was-was. Sejak Sabtu (9/11) hingga Minggu (10/11), Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat telah erupsi 17 kali, dengan kolom abu mencapai ketinggian hingga 9.000 meter di atas puncak, menurut laporan grup WhatsApp Info Publik G. A Lewotobi.

Di posko pengungsian Desa Bokang, warga bisa menyaksikan momen saat Gunung Lewotobi Laki-Laki mengeluarkan lahar panas, disertai dengan abu vulkanik, pasir, dan bebatuan. Mereka berharap kondisi gunung dapat pulih sehingga dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Sebagian pengungsi juga bersedia direlokasi ke pemukiman baru jika pemerintah memutuskan demikian.

"Itu malam kami lari itu tengah malam jam 12 malam, jadi kami lari juga dengan kerikil dan batu. Kami tidak bisa lihat gunung karena gelap dan hari ini yang paling tinggi daripada kemarin," ungkap Antonius Nubapukai, warga Hokeng Jaya yang kini mengungsi di Desa Bokang.

Menurut Antonius, bantuan pangan sudah mencukupi, tetapi fasilitas tidur menjadi kendala. Saat ini, mereka hanya tidur beralaskan terpal di dalam tenda, yang rentan tergenang air saat hujan turun.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

Video Terkini