Sukses

Prabowo Sambangi China dan AS, Diyakini Berdampak Positif ke Indonesia soal Ekonomi

Kunjungan Prabowo ke dua negara adidaya tersebut membawa nafas persahabatan, sebab Indonesia adalah negara non blok.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto melangsungkan kunjungan kerja luar negeri dalam dua pekan ke depan. Usai menyambangi China, Prabowo langsung bertolak ke Amerika Serikat (AS).

Menanggapi hal itu, Ketua Harian DPP Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, Anan Wijaya meyakini kunjungan Prabowo ke dua negara adidaya tersebut membawa nafas persahabatan, sebab Indonesia adalah negara non blok.

"Dua negara adidaya ini harus berteman, kita harus berpartner dengan dua negara adidaya ini. Artinya, kita tidak menganut paham blok timur dan blok barat," kata Anan Wijaya kepada awak media di Jakarta, Selasa (12/11/2024).

Anan melihat, Prabowo coba mengakomodir semua blok. Dampaknya, terjadi sentimen positif terhadap bangsa Indonesia di mata dunia.

“Saya lihat cukup positif dalam, terjadi kerja sama bilateral di sistem pertahanan, di sistem ekonomi, di sistem kesehatan dan lain lain," ungkap Anan.

Anan pun optimis, kunjungan Presiden Prabowo ke China dan AS juga dapat menambah masuknya investasi ke Indonesia. Sebab dalam kunjungan tersebut Presiden Prabowo juga bertemu dengan para pengusaha dan menghasilkan sejumlah kesepakatan.

"Harapannya dari kunjungan ke dua negara besar ini, harapannya Amerika Serikat dan China lebih menaikkan volume investasinya di Indonesia," dia menandasi.

2 dari 2 halaman

MoU

Sebagai informasi, Indonesia menghasilkan sejumlah kesepakatan (MoU) dengan China meliputi manufaktur canggih, energi terbarukan, kesehatan, hilirisasi, ketahanan pangan, dan keuangan.

Sementara itu dengan Amerika Serikat, agenda Prabowo diawali dengan bertemu sejumlah kelompok pengusaha yang tergabung dalam The United States Indonesia Society (USINDO), organisasi non-pemerintahan yang didirikan untuk meningkatkan pemahaman AS tentang Indonesia, pengertian Indonesia tentang AS, dan memperkuat hubungan di antara kedua negara dan penduduknya.

Total ada 25 pihak dari AS maupun Indonesia di pertemuan tersebut. Dari AS hadir beberapa pimpinan perusahaan besar seperti Freeport Mcmoran, S&P Global, Boeing, BP America, Exxonmobil, Citi, Caterpillar, dan lain-lain.