Liputan6.com, Jakarta - Cuaca pagi untuk Jakarta besok, Kamis 14 November 2024, diprakirakan seluruh langitnya akan berawan tebal. Demikianlah prediksi cuaca besok.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca Jakarta pada siang hari diprediksi cerah berawan dan berawan, kecuali Jakarta Selatan turun hujan dengan intensitas ringan.
Baca Juga
Cuaca Besok Jumat 15 November 2024: Jabodetabek Langitnya Berawan Tebal di Pagi Hari
Medical & Wellness World Tourism Expo 2024 Digelar Perdana di Jakarta, Pengunjung Bisa Dapat Ilmu Kesehatan hingga Tren Wisata Medis
Kebijakan Ganjil Genap Jakarta Berlaku Hari Ini Kamis 14 November 2024, Cek 26 Titiknya!
Begitu pun untuk langit Jakarta pada malam hari seluruhnya akan berawan tebal, berawan, dan hujan ringan.
Advertisement
Selain itu, untuk wilayah penyangga Kota Jakarta, yaitu Bekasi dan Depok, Jawa Barat diprediksi cuaca pagi berawan tebal dan siang hingga malam hujan ringan.
Kemudian di Kota Bogor, Jawa Barat diprediksi cuaca pagi dan malam berawan tebal, namun siang hujan berintensitas ringan.
Selanjutnya di Kota Tangerang, Banten, cuaca pagi berawan, siang diprakirakan cerah berawan dan malam hari berawan tebal.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Berawan Tebal | Cerah Berawan | Berawan Tebal |
Jakarta Pusat | Berawan Tebal | Cerah Berawan | Hujan Ringan |
Jakarta Selatan | Berawan Tebal | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Jakarta Timur | Berawan Tebal | Berawan | Hujan Ringan |
Jakarta Utara | Berawan Tebal | Berawan | Hujan Ringan |
Kepulauan Seribu | Berawan Tebal | Berawan | Berawan |
Bekasi | Berawan Tebal | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Depok | Berawan Tebal | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Kota Bogor | Berawan Tebal | Hujan Ringan | Berawan Tebal |
Tangerang | Berawan | Cerah Berawan | Berawan Tebal |
Jakarta Masuk Musim Hujan, BPBD DKI Siapkan Langkah Strategis Antisipasi Banjir
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengantisipasi banjir. Hal ini dilakukan, mengingat Jakarta mulai dilanda musim hujan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta juga berkoordinasi intensif dengan sejumlah pihak terkait untuk memperkuat infrastruktur pengendalian banjir.
"Memperkuat infrastruktur pengendalian banjir dengan melakukan normalisasi sungai, pembangunan tanggul, dan pembangunan infrastruktur tambahan," kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan dalam keterangan tertulis, diterima Selasa (12/11/2024).
Yohan menyampaikan, pemeliharaan infrastruktur pengendalian banjir juga dioptimalkan. Semisal, kata dia dengan melakukan pengerukan sedimen.
Selain itu, kata dia BPBD bekerja sama dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) telah melakukan pemetaan wilayah titik banjir di Jakarta dan sekitarnya. Dia berujar, hal tersebut sebagai langkah strategis untuk mengantisipasi dan menangani banjir yang kerap terjadi di musim hujan.
"Pemprov Jakarta juga telah menjalin komunikasi yang erat dengan daerah penyangga seperti Bogor dan Depok dalam upaya mitigasi banjir, khususnya terkait pengelolaan sungai Ciliwung," kata dia.
Advertisement
Musim Hujan Tiba, Ahli Ketahanan Kesehatan Ingatkan Pemerintah untuk Antisipasi DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) disebut sebagai penyakit tropis yang paling serius ketika musim hujan tiba.
Menurut ahli Keamanan dan Ketahanan Kesehatan dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, kasus demam berdarah dapat meningkat dari tahun ke tahun. Ini karena adanya pemanasan global, curah hujan, dan kelembapan.
“Kasus demam berdarah ini akan cenderung semakin tahun semakin meningkat dan untuk diketahui yang paling rawan adalah anak-anak,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara dikutip Selasa (11/12/2024).
Dia menambahkan, meski angka kematian global akibat dengue terbilang kecil, yakni 1 persen. Namun, angkanya bisa meningkat di negara-negara tropis hingga 50 persen jika tidak ditangani.
“Angka kematian global di satu persen, kurang bahkan. Namun, dalam konteks beberapa negara tropis data menunjukkan ketika kasusnya sudah ditangani, angka kematiannya bisa sekitar 2 sampai 5 persen. Tapi kalau terlambat atau bahkan tidak ditangani, angka kematiannya bisa sampai 50 persen.”
Dengue terbilang penyakit yang bisa sembuh sendiri tapi tanpa adanya akses pengobatan, sistem diagnosis, konsultasi, dan terapi pendukung maka penyakit ini bisa menjadi serius dan meningkatkan angka kematian.
Mengingat pentingnya penanganan dengue, terutama di Indonesia yang termasuk negara tropis, maka Dicky mendorong pemerintah untuk melakukan antisipasi.