Liputan6.com, Jakarta - Usai mengantarkan barang pesanan di daerah Bandung, Jawa Barat, Eko Purwanto langsung balik kanan menuju Tangerang. Di tengah perjalanan, Ia merasakan firasat buruk. Ia merasa sesuatu akan menimpa dirinya, terlebih kondisi saat itu, jalan Tol Cipularang diguyur hujan lebat.
Pria berusia 42 tahun ini sempat berencana istirahat di rest area KM 88 Tol Cipularang. Namun keinginan itu tidak dilakukan. Ia lebih memilih untuk terus melanjutkan perjalanan.
Baca Juga
Sesampainya di KM 92 Tol Cipularang, hal yang tak diinginkannya terjadi. Sebuah truk diduga alami rem blong menyelonong di jalur B hingga menghantam pengendara. Belasan mobil rusak parah bahkan ringsek. Sebanyak 30 orang menjadi korban; 4 luka berat, 1 meninggal dunia, dan 23 luka ringan.
Advertisement
Eko yang mengendarai mobil Granmax Nopol 9200 CJG berada di posisi kedua di depan kendaraan terlibat kecelakaan beruntun. Dia menjadi korban dan kini terbaring lemas di Rumah Sakit Abdul Rajak Purwakarra karena mengalami luka di bagian kaki. Ia memastikan, kecelakaan itu berawal saat sebuah truk menabrak beberapa kendaraan.
"Jadi di depan mobil saya, itu ada Innova. Mobil saya terdorong hingga menabrak pembatas jalan. Kondisi terakhir, mobil saya ringsek di bagian depan kiri dan kaki saya terjepit badan kendaraan," kata dia, Senin 11 November 2024.
"Saat itu terdengar dentuman begitu keras. Pas saya lihat ke spion, ternyata dari belakang banyak kendaraan yang tertabrak truk," jelas dia.
Para korban dirawat di RS Abdul Radjak Purwakarta, Jawa Barat. Sementara itu, Kartika Eka Putri (27), salah satu korban luka berat kecelakaan beruntun Tol Cipularang KM 92, Jawa Barat, telah dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta.
Pihak kepolisian telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Karena itu, pengalihan arus lalu lintas di sekitar lokasi diberlakukan.
"Jadi sudah diberlakukan kembali pengalihan arus dari Bandung ke Jakarta melalui GT Cikamuning. Jadi keluar exit tol Cikamuning lewat arteri Purwakarta masuk kembali pintu tol Sadang," ucap Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Jules, Abraham Abast saat dikonfirmasi.
Untuk olah TKP ini, kepolisian menggunakan Traffic accident analysis (TAA) yang merupakan salah satu metode yang digunakan Polri dalam menginvestigasi kasus kecelakaan. Diperkirakan proses olah TKP akan berlangsung maksimal hingga 1 satu jam.
"Saat pelaksanan olah TKP jalur tersebut akan ditutup total kurang lebih 30 menit sampai maksimal 1 jam. Yang kita berlakukan olah TKP menggunakan TAA di jalur B yang kita utamakan. Jadi yang jalur Bandung ke Jakarta," jelas Jules.
Polisi pun belum memeriksa sopir truk tersebut. Dia disebut masih mengalami trauma atas peristiwa tersebut.
“Sementara belum (diperiksa), masih trauma mungkin, ya masih istirahat. Jadi kita tunggu kondisinya kembali sehat, memungkinkan untuk diperiksa,” tutur Kakorlantas Polri Irjen Aan Suhanan kepada wartawan, Selasa (12/11/2024).
Menurutnya, petugas kepolisian dari Polres Purwakarta turut mengirimkan bantuan tenaga psikolog untuk melakukan trauma healing bagi para korban kecelakaan Tol Cipularang.
Truk Ugal-Ugalan di Tangerang Tabrak Pengendara
Kecelakaan yang melibatkan truk belakangan kerap terjadi. Masih ingat dalam ingatan warga Tangerang, yang menyaksikan kejadian horor truk kontainer melaju cepat dengan ugal-ugalan di jalur berlawan arus di Jalan Raya Hasyim Hasyari, Cipondoh, menuju pusat Kota Tangerang, Kamis 31 Oktober 2024. Truk terus meluncur dan menabrak sejumlah kendaraan serta pejalan kaki, meski massa mengejarnya.
Sore itu, pukul 16.00 WIB, suasana jalan sangat ramai oleh kendaraan, sehingga menimbulkan banyak korban.
Dalam video yang viral, terlihat pemotor wanita sudah tergeletak di jalan raya. Sementara temannya yang lain histeris memeluk tubuh korban.
Truk baru bisa berhenti di Tugu Adipura, setelah menabrak tugu yang berada di tengah-tengah badan jalan. Hingga akhirnya sopir truk kontainer dipaksa turun oleh massa, kemudian dihajar tanpa ampun.
Kapolres Metro Tangerang, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho mengungkapkan, terlihat dari posisi truk, kendaraan tersebut akan memutar balik kembali ke Jalan Hasyim Asari. Namun, karena badan truk naik ke atas Tugu Adipura dan tersangkut, hingga akhirnya bisa dihentikan warga.
Hingga saat ini, truk container bernompol B 9727 ULU itu, sudah diamankan di seberang bangunan Polres Metro lama. Sebab sebelumnya, truk tersebut hendak dibakar warga, namun keburu dihentikan oleh Polisi.
Zain membantah kabar di berbagai media sosial, tentang korban truk kontainer ugal-ugalan yang mencapai 30 orang. "Jadi tidak benar berita yang mengatakan ada korban 30 dan ada yang meninggal," kata Zain, Jumat (1/11/2024).
Hingga saat ini, polisi memastikan, korban tabrak lari sopir truk kontainer yang ugal-ugalan di Kota Tangerang, berjumlah 7 orang dan tidak ada korban meninggal dunia.
"Sampai saat ini belum ada laporan korban yang meninggal dunia, dari hasil pengecekan di beberapa rumah sakit ada 7 orang korban luka-luka," ungkap dia.
Polisi juga mencatat adanya sejumlah korban materiil dari tabrak lari tersebut, mengingat laju truk kencang, ugal-ugalan pada saat kondisi jalan yang padat, di jam pulang kerja. Yakni mobil ada 10 unit dan motor 6 unit. Dalam kejadian ini, dipastikan tidak ada korban yang meninggal dunia.
"Sampai saat ini belum ada laporan korban yang meninggal dunia, dari hasil pengecekan di beberapa rumah sakit ada 7 orang korban luka-luka," ungkap Zain.
Terdiri dari 4 orang pengendara motor, 1 pengemudi mobil, 1 pejalan kaki, dan juga termasuk sopir truk kontainer yang juga pelaku dari tabrak lari tersebut. Seluruh korban dirawat di beberapa rumah sakit berbeda, yakni Rumah Sakit EMC dan Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh.
"Untuk pelaku berada di RSUD Kabupaten Tangerang," kata Kapolres.
Advertisement
Truk Tanah Tabrak Bocah di Tangerang
Sepekan setelahnya, truk tanah menabrak seorang anak perempuan berusia 9 tahun di Jalan Raya Salembaran, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (7/11/2024). Insiden ini memancing amarah warga setempat.
Akibatnya, warga merusak sejumlah truk tanah lainnya yang melintas di lokasi, melemparkan batu, serta kayu kepada petugas kepolisian yang melerai kegaduhan massa.
Sementara Waktu Dalam video yang beredar, anak berusia 9 tahun tersebut tampak masih sadar dan menangis kesakitan tepat di bawah ban depan truk. Pasalnya kaki bocah tersebut terlihat berdarah-darah. Oleh warga anak tersebut langsung dievakuasi ke RSUD Kabupaten Tangerang.
Dalam video yang beredar, anak berusia 9 tahun tersebut tampak masih sadar dan menangis kesakitan tepat di bawah ban depan truk. Pasalnya kaki bocah tersebut terlihat berdarah-darah. Oleh warga anak tersebut langsung dievakuasi ke RSUD Kabupaten Tangerang.
Warga lain yang melihat, langsung marah. Akhirnya dilampiaskan ke truk-truk tanah yang berhenti di belakang truk yang menabrak anak tersebut.
Warga memecahkan kaca truk dengan melemparkan batu, kayu balok besar, dan sempat melakukan sweeping.
Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho mendatangi lokasi kejadian. Dia menjelaskan kronologi kecelakaan yang menimpa pengendara sepeda motor bernomer polisi B 6553 WFK yang dikendarai seorang wanita berinisial SD (20) berboncengan dengan korban anak ANP (9).
"Kejadiannya di Jalan Raya Salembaran, tepatnya depan steam mobil Romauli Desa Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang," ungkap Kapolres. Kamis (7/11/2024).
Kecelakaan itu bermula saat Dump Truck yang dikemudikan oleh DWA melaju dari arah Kosambi menuju arah Teluknaga melintas di Raya Salembaran. Saat di lokasi kejadian melintas sepeda motor yang dikendarai korban mendahului truk tanah dari arah kiri, sehingga tidak mempunyai jarak pandang yang bebas dan tidak tersedia ruang yang cukup.
"Korban SD terjatuh ke arah kiri dan ANP (anak) terjatuh ke kanan masuk ke kolong truk hingga kaki kirinya terlindas ban depan sebelah kiri kendaraan tersebut," kata Kapolres.
Korban yang mengalami luka cukup serius di bagian kaki tersebut langsung dilarikan ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk mendapat perawatan medis. Sopir DWA langsung diamankan ke Polres Metro Tangerang Kota, Polda Metro Jaya guna pemeriksaan lebih lanjut.
"Sopir truk penyebab kecelakaan telah kami amankan dan tengah dilakukan pemeriksaan mendalam terkait peristiwa ini. Masyarakat mohon bersabar dan percayakan penanganan kasus ini. Kami berharap kejadian ini menjadi yang terakhir dan tidak adalagi korban," kata Kapolres.
DPR Desak Kemenhub Lakukan Investigasi Menyeluruh
Kecelakaan maut di KM 92 tol Cipularang memicu keprihatinan banyak kalangan. Peristiwa yang diduga dipicu rem blong truk pengirim barang tersebut dinilai menjadi indikator karut-marutnya ekosistem industri jasa pengiriman barang.
“Kecelakaan lalu lintas akibat truk pengirim barang terus berulang. Belum selesai urusan truk wings box ugal-ugalan di Tangerang, kini truk kembali diduga menjadi kecelakaan beruntun yang memicu banyak korban, bahkan ada yang korban jiwa. Kami mendesak Kementerian Perhubungan untuk melakukan investigasi menyeluruh terkait ekosistem industri logistik kita,” ujar Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda, Selasa (12/11/2024).
Huda mengatakan tumbuhnya industri jasa pengiriman barang dalam beberapa tahun terakhir layak disyukuri. Kendati demikian pertumbuhan ini harusnya dibarengi dengan pengawasan dan penegakan hukum yang lebih ketat.
“Sebenarnya regulasinya sudah ada. Hanya saja proses implementasi di lapangan yang kerap bermasalah sehingga proses pengawasan terhadap kelayakan kendaraan dan awak kendaraan menjadi lemah,” katanya.
Dia mengungkapkan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub misalnya telah mengatur dengan detail terkait jenis truk, batas maksimal barang yang dimuat truk, klasifikasi jalan yang bisa dilewati oleh truk, hingga ketentuan mengenai model bak truk. Kemenhub juga telah mengatur ketentuan untuk uji kendaraan secara berkala per enam bulan sekali untuk melihat kelayakan angkutan barang di jalan raya.
“Namun ketentuan ini kerap dilanggar sehingga memicu kecelakaan lalu lintas yang banyak menimbulkan materi maupun nyawa,” katanya.
Lemahnya pengawasan terhadap awak truk, kata Huda, juga menjadi salah satu pemicu tingginya angka kecelakaan di jalan raya. Hanya karena persoalan menekan biaya, pengusaha armada logistik kerap merekrut awak truk yang tidak profesional.
“Mereka merekrut awak truk secara asal dengan tidak mempertimbangkan kompetensi, kecukupan umur, hingga profesionalitas hanya karena bisa dibayar murah. Di sisi lain pemerintah seolah tutup mata sehingga muncul kasus pengemudi di bawah umur, kasus sopir tembak, hingga awak truk yang pengguna narkoba,” katanya.
Advertisement