Sukses

Jiwa dan Tarian Orang Osing

Seni tari masyarakat Osing, Banyuwangi, Jatim, mengandung aroma mistis dan sarat mitos. Kesenian ini sekaligus menuntun manusia di tengah himpitan hidup yang semakin sulit.

Liputan6.com, Banyuwangi: Perpaduan mitos dan aroma magis boleh dikatakan tak pernah lepas dari seni tari tradisional Banyuwangi, Jawa Timur. Bagi sebagian masyarakat pesisir timur Pulau Jawa, penghayatan terhadap seni tari--baik berupa pagelaran besar maupun kecil--senantiasa dimitoskan sebagai pantulan kekuatan magis. Terutama memandu dan menuntun perjalanan hidup manusia ke arah yang benar. Filosofi itulah yang hendak ditonjolkan kembali oleh masyarakat Osing dalam sebuah ritual tari di Banyuwangi, baru-baru ini.

Masyarakat Osing atau penduduk asli Banyuwangi ini memang kerap memitoskan tarian tradisional mereka sebagai gambaran kecil jiwa manusia. Mereka berpandangan, jiwa manusia selalu diliputi misteri yang tak pernah terjawab. Gerak tari seblang, tari gandrung, tari ider bumi, dan tarian harimau, misalnya. Sejumlah tarian itu semata-semata bukan rekayasa estetika belaka. Akan tetapi, ada semacam tuntunan mistis bagi perjalanan hidup masyarakat Osing.

Unsur mistis inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Banyuwangi. Bahkan, para penonton dan penari di lapangan adalah bagian tak terpisahkan dari kemistisan tersebut. Ketika tarian digelar, suasana sukacita dan meriah sontak tercipta. Ini seakan melupakan derita akibat himpitan kebutuhan hidup yang terus meningkat. Apalagi, sebagian besar penonton adalah kalangan petani atau nelayan yang memang hidup tak jauh dari garis kemiskinan.

Budaya menonton tarian Osing juga berbeda jauh dengan tradisi seni tari Jawa Tengah maupun Yogyakarta yang cukup ketat mempertahankan etika atau tata krama kraton. Di Banyuwangi, setiap orang berhak menikmati tari seblang, tarian yang sangat disakralkan Orang Osing.

Bahkan, saat ini, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berharap generasi muda setempat memasyarakatkan tari gandrung dalam setiap ajang nasional maupun internasional. Untuk mendukung hal itu, mulai tahun ajaran baru, Pemkab Banyuwangi mewajibkan seluruh sekolah memberi pelajaran tambahan berupa tari gandrung kepada para siswa secara gratis. Langkah ini dianggap sebagai wujud pemahaman kesenian secara ilmiah melalui bangku sekolah.(ANS/Christanto)