Sukses

Pj Wali Kota Bustan Prediksi Inflasi di Tarakan Terus Terjaga hingga Akhir Tahun

Inflasi di Tarakan tercatat 0,17% pada Oktober 2024 dan diprediksi stabil hingga akhir tahun berkat kolaborasi berbagai pihak, meskipun sektor transportasi udara dan harga emas turut berkontribusi, menunjukkan daya beli masyarakat yang masih baik.

Liputan6.com, Tarakan Penjabat (Pj) Wali Kota Tarakan, Bustan memprediksi inflasi di Bumi Paguntaka akan terus terjaga hingga akhir tahun ini, karena adanya sinergitas dan kolaborasi stakeholder terkait.

Bustan mengatakan meskipun beberapa bulan lalu terjadi deflasi atau penurunan harga komoditas bahan pokok, namun memasuki Oktober 2024 terjadi inflasi diangka 0,17 persen secara month to month.

“Saya rasa sampai akhir tahun, Kota Tarakan angka inflasinya tidak akan jauh bergeser dari angka 2 koma sekian secara month to month. Saya sampaikan terima kasih kepada kawan-kawan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Utara, Badan Pusat Statistik, Bulog, dan pengusaha yang menjadi bagian dari kolaborasi, sehingga kita bisa menjaga stabilitas harga komoditas kebutuhan pokok di Tarakan, ini hasil yang sangat bagus,” terang Penjabat (Pj) Wali Kota Tarakan, Bustan, Rabu (13/11/2024).

Disinggung mengenai komoditas penyumbang inflasi di Tarakan, Bustan mengakui bahwa sektor transportasi angkutan udara menjadi salah satu penyebab adanya inflasi. Kondisinya saat ini menunjukan penurunan.

“Hasilnya berdasar grafik terus terjadi penurunan dari bulan ke bulan, apalagi ada arahan dari Pak Presiden kepada menteri perhubungan, untuk melakukan identifikasi terkait mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia,” ucapnya.

Oleh karena itu, di awal 2025 mendatang Bustan mengharapkan harga tiket transportasi udara bisa lebih terjangkau. Sehingga kontribusi harga tiket pesawat terjadap inflasi akan sangat rendah. Tetapi di sisi lain, inflasi yang disumbang dari emas juga terjadi peningkatan, hal ini menandakan bahwa geliat ekonomi di Tarakan masih cukup baik.

“Ada yang menarik, perhiasan emas menyumbang inflasi. Ini kontradiktif, berarti kalau saya melihat kondisi daya beli masyarakat Tarakan masih kuat, meskipun terjadi inflasi karena dari sektor lain, namun perhiasan emas juga terjadi peningkatan inflasi, berarti daya beli masyarakat Tarakan masih sangat tinggi, jadi tidak ada masalah,” ungkapnya.

 

(*)