Liputan6.com, Jakarta - Cuaca besok Senin 18 November 2024 di Jakarta seluruh langitnya diprakirakan berawan tebal, kecuali Jakarta Barat berawan. Begitulah prediksi cuaca besok.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca Jakarta di siang hari selurunya diprakirakan berawan, tanpa terkecuali.
Baca Juga
Untuk cuaca Jakarta di malam hari diprediksi mayoritas bakal berawan tebal, kecuali Jakarta Utara yang diprakirakan akan turun hujan dengan intensitas ringan.
Advertisement
Wilayah penyangga Kota Jakarta yaitu Bekasi dan Depok, Jawa Barat langit paginya diprakirakan berawan, lalu siang cerah berawan dan malam berawan tebal.
Sedangkan di Kota Bogor, Jawa Barat cuaca pagi hingga malam diprediksi berawan tebal. Tak jauh berbeda di Kota Tangerang, Banten di pagi hari diprakirakan berawan tebal dan siang cerah berawan dan malam berawan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Berawan |  Berawan |  Berawan Tebal |
 Jakarta Pusat |  Berawan Tebal |  Berawan |  Berawan Tebal |
 Jakarta Selatan |  Berawan Tebal |  Berawan |  Berawan Tebal |
 Jakarta Timur |  Berawan Tebal |  Berawan |  Berawan Tebal |
 Jakarta Utara |  Berawan Tebal |  Berawan |  Hujan Ringan |
 Kepulauan Seribu |  Berawan Tebal |  Berawan |  Berawan Tebal |
 Bekasi |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |
 Depok |  Berawan Tebal |  Berawan |  Berawan Tebal |
 Kota Bogor |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Tangerang |  Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan |
BMKG Sebut Sejumlah Wilayah di Sulut Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar kabupaten dan kota di Sulut berpotensi dilanda cuaca ekstrem.
"BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga 17 November 2024," kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Ben A Molle pada, Senin (11/11/2024).
 Terkait kondisi itu, Ben mengajak warga agar berhati-hati apabila melakukan aktivitas di tengah cuaca ekstrem, karena berpeluang terjadinya bencana banjir, tanah longsor, pohon tumbang, atau bencana lainnya.
"Diharapkan warga di bantaran sungai juga mewaspadai meningkatnya tinggi muka air yang dapat menyebabkan banjir. Warga yang tinggal di daerah berbukit atau curam harus mewaspadai tanah longsor," ujarnya.
Dia mengatakan, kondisi udara sebagian wilayah Sulut mendukung proses konvektif secara lokal dan terjadinya shearline yang menyebabkan penumpukan massa udara yang berpotensi dalam pembentukan awan.
Sementara temperatur permukaan air laut anomali dalam rentang +0.5 sampai +3.4 derajat Celsius terpantau di sekitar wilayah Sulawesi dan Teluk Tomini.
Selanjutnya siklon tropis Toraji di Laut Filipina, 15.1 derajat LU - 126.9 derajat BT dengan kecepatan 90 kilometer/jam berkekuatan 996 hPa bergerak ke arah barat - barat laut menuju laut di timur Filipina.
"Waspada juga potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan petir dan angin kencang," ujar Ben.
Advertisement
BMKG Prediksi Potensi Banjir Rob di Bandar Lampung 15-20 November 2024
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Panjang, Tarjono mengingatkan masyarakat di Kota Bandar Lampung dan sekitarnya untuk mewaspadai potensi banjir rob (banjir pesisir) yang diprediksi terjadi antara 15 hingga 20 November 2024.Â
Tarjono menjelaskan bahwa banjir rob dapat terjadi pada waktu yang berbeda di setiap lokasi, tergantung pada waktu pasang surut dan kondisi geografis daerah tersebut.
"Misalnya, di Bandar Lampung banjir rob bisa terjadi di siang hari, sementara di tempat lain seperti Pesisir Barat bisa terjadi di sore hari. Tinggi dan durasi banjir rob juga bervariasi di setiap lokasi," ujar Tarjono dikonfirmasi, Kamis (14/11/2024).
Ia juga menjelaskan bahwa meskipun sejarah mencatatkan ketinggian banjir rob bisa mencapai 1,6 meter, potensi ketinggian dan durasi yang lebih tinggi atau lebih rendah tetap mungkin terjadi, tergantung pada sejumlah faktor yang mempengaruhi kondisi di lapangan.
Fenomena ini, menurut Tarjono, dipengaruhi oleh fase bulan, baik itu bulan baru, bulan purnama, maupun fase bulan gelap.
"Fase-fase bulan inilah yang berpotensi meningkatkan terjadinya banjir rob," jelasnya.
Seiring dengan adanya potensi banjir rob, BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca dan tidak panik. Masyarakat yang beraktivitas di laut, seperti nelayan dan masyarakat pesisir, diimbau untuk selalu berhati-hati.