Liputan6.com, Jakarta Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung menekankan bahwa masyarakat perlu mengubah gaya hidup untuk bisa mengurangi kemacetan dan polusi udara. Oleh karena itu, Pramono berencana akan membebaskan 15 golongan supaya bisa gratis menaiki MRT dan LRT.
“Hal ini menjadi hal yang sangat penting sekali. Untuk itu kami akan membebaskan 15 golongan yang selama ini sudah mendapat kebebasan naik bus Transjakarta maka kami akan menggratiskan mereka naik MRT dan LRT,” kata Pramono saat bicara di acara debat ketiga Pilkada Jakarta yang digelar di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (17/11/2024).
Baca Juga
Menurut pria yang akrab dipanggil Mas Pram, dengan melakukan hal di atas maka masyarakat akan mengubah pola hidup dari sebelumnya mengendarai kendaraan pribadi menjadi mengendarai transportasi umum.
Advertisement
Bagi pekerja di Jakarta yang tinggal di Jabodetabek, Mas Pram berencana menyediakan area Ride and Park. Sehingga ada kepastian bagi pekerja yang akan berangkat kerja ke Jakarta dengan memperluas JakLingko. Sehingga orang yang datang dan pergi ke wilayah Jakarta dapat dengan mudah terkoneksi kendaraan umum yang sudah tersedia.
“Saya yakin itu akan mengurangi emisi terima kasih,” pungkas Mas Pram.
Pengelolaan Sampah di DKI Jakarta
Sementara itu, Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jakarta nomor urut 3, Rano Karno (Bang Doel), mengatakan sebetulnya retribusi sampah tidak dibutuhkan jika tata kelola sampah sudah benar dan efisien. Namun, karena tata kelola sampah tidak efisien maka keluarlah peraturan retribusi sampah.
“Pemilahan sampah itu harus berangkat dari rumah tangga. Sehingga masalah sampah bisa selesai sampai 35% jika bisa dipilah dari rumah tangga,” kata Bang Doel saat bicara di acara debat ketiga Pilkada Jakarta.
Menurut Bang Doel, bank sampah di negara maju, warga sudah bisa memilah sampah-sampah berdasarkan jenisnya.
“Misal sampah plastik justru bisa menghasilkan uang. kemasan plastik menjadi deposit. Perlu ada sistem pengaturan sampah sesuai jenis dari hulu sampai hilir,” kata Bang Doel.
Bang Doel mengatakan, sampah bisa dikelompokkan. Kemudian pengelolaan sampah dilakukan secara modern. Sampah diolah menjadi bahan bakar kemudian sampah bisa menjadi energi menjadi PLTA.
Ubah Sampah Jadi Rezeki, Bukan Masalah
Bang Doel menekankan sampah bisa dijadikan produk yang bernilai tambah. Contohnya sampah bisa di-convert menjadi briket dan bisa jadi pengganti batu bara. Sehingga rendah emisi dan juga bisa jadi kerajinan dan manufaktur.
“Apabila sampah bisa dikelola dari rumah insyaallah retribusi sampah tidak dibutuhkan,” kata Bang Doel.
Bang Doel menyarankan pengelolaan sampah seperti contoh pengelolaan di wilayah perumahannya.
“Kami punya pusat pelatihan untuk pembuatan kompos dan kami punya bank sampah. Saya punya usaha restoran dan kami memilah sampah dari rumah sudah dipisah-pisah. Sampah karton dan plastiknya dipisahkan, lalu kirim ke bank sampah,” kata Bang Doel.
Bang Doel mengatakan, apa yang sudah diterapkan di pemukimannya tersebut bisa diimplementasikan dan menjadi pelatihan terciptanya satu ekosistem sampah.
“Saran saya nanti kami akan ciptakan ekosistem seperti ini di setiap perumahan agar sampah bisa menjadi rezeki bukan menjadi masalah,” pungkas Bang Doel.
(*)
Advertisement