Liputan6.com, Jayawijaya Stunting dan gizi buruk masih menjadi momok menakutkan bagi Indonesia guna mewujudkan generasi emas 2045. Pasalnya, stunting dan gizi buruk dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Wakil Menteri Dalam Negeri, Ribka Haluk menyebut bahwa pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan Intelligence Quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual menjadi buruk ketika anak-anak dan ibu hamil terpapar stunting serta gizi buruk.
Baca Juga
"Berdasarkan kajian, anak-anak yang mengalami stunting memiliki IQ rata-rata 11 poin lebih rendah dibandingkan anak dengan gizi baik,"Â sebutnya.
Advertisement
Ribka meminta semua pihak untuk memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Menurutnya, hal ini untuk mencegah dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan perkembangan anak-anak.
"Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menghambat upaya kita untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan sekaligus dapat memburuknya kondisi sosial ekonomi di masyarakat Indonesia, dan lebih khusus di Provinsi Papua Pegunungan," ujarnya.
Sebagai informasi, menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka prevalensi stunting di Indonesia masih mencapai 21,5%, sementara angka Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil mencapai 16,9%.
KEK merupakan kondisi kekurangan energi dalam jangka panjang pada ibu hamil, yang berpotensi membahayakan kesehatan ibu dan janin. Dengan demikian, persoalan ini memerlukan penanganan serius.
Asta Cita Presiden Prabowo Subianto
Ribka menyoroti pentingnya program Asta Cita yang digagas Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia berdaulat, sejahtera, adil, dan makmur. Baginya, program ini mencakup delapan cita-cita utama yang harus diimplementasikan oleh semua pemerintah daerah dari Sabang sampai Merauke.
"Visi ini menitikberatkan delapan cita-cita utama yang mencakup SDM yang unggul, pemerataan akses pendidikan dan kesehatan serta menghadirkan ketahanan pangan dan energi yang kokoh," ujarnya.
Ribka menyebut, salah satu poin dalam Asta Cita yakni pemberian Makan Bergizi Gratis kepada anak-anak, ibu hamil, serta kelompok rentan. Ia pun berharap, program Makan Bergizi Gratis dapat mempercepat akses terhadap pelayanan dasar dan mendukung pembangunan SDM yang unggul dan berdaya saing.
“Program Asta Cita ini harus menjadi program strategis nasional yang harus disesuaikan [dalam perencanaan di masing-masing Pemda]," sebutnya.
Â
(*)
Advertisement