Liputan6.com, Jakarta - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa Presiden ketujuh RI, Joko Widodo atau Jokowi melakukan kriminalisasi terhadap mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan. Menurut dia, Jokowi merasa khawatir dengan kemunculan Anies.
"Saya masih ingat Anies Baswedan, ketika Anies Baswedan dikriminalisasi, Pak Jokowi berbicara dengan saya, seperti apa, beliau sangat khawatir terhadap munculnya Anies Baswedan," kata Hasto saat berbicara di Podcast Akbat Faizal Uncensored, Jumat 22 November 2024.
Dia mengatakan kasus dugaan korupsi Formula E yang menyeret Anies merupakan upaya kriminalisasi Jokowi. Hasto menyebut Jokowi lah yang memerintahkan kasus Formula E.
Advertisement
"Sehingga itu nyata-nyata kasus Formula E itu kriminalisasi. Dan saya bersaksi itu dari perintah Pak Jokowi secara langsung," jelasnya.
Hasto menyampaikan bahwa saat ini aparat penegak hukum berada di bawah kendali kekuasaan. Dia juga menyinggung kasus dugaan korupsi ekspor minyak sawit mentah yang melibatkan mantan Ketua Umum Partai Golkar.
"Karena memang seluruh aparat penegak hukum di bawah kendali kekuasaan. Kita ingat kasus, mohon maaf saya sebut, Ketum Golkar Pak Airlangga Hartarto. Itu kan juga menggunakan pressure Kejaksaan," tutur Hasto.
Tak hanya itu, Hasto menuturkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga dijadikan alat untuk mencapai kepentingan politik. Dia mengatakan bahwa beberapa kader PDIP yang mendapatkan tekanan.
"KPK juga digunakan sebagai pressure terhadap kepentingan-kepentingan politik, kan cukup banyak. Tiba-tiba di Banten, suami Airin, meskipun kita juga tau terhadap background kekuasaan, tapi tiba-tiba muncul suatu persoalan. Kader-kader PDIP begitu banyak tekanan," ujar dia.
Â
Partai Coklat Bermain
Di sisi lain, Hasto menyinggung soal partai coklat yang sangat kuat di berbagai daerah. Menurut dia, partai coklat ini memiliki agenda politik terhadap aliansi kekuasan Jokowi.
"Di Sulawesi Utara itu partai coklat bermain, sama dengan di Jakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara. Partai coklat itu super powerful karena mereka punya agenda-agenda politik terhadap aliansi kekuasaan sang raja dengan Jokowi," pungkas Hasto.
Liputan6.com sudah mencoba menghubungi Hasto untuk mengkonfirmasi pernyataan tersebut. Namun, pesan yang dikirim Liputan6.com hingga kini belum direspons Hasto.
Advertisement