Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) terus memberi perhatian khusus kepada korban pertikaian karena intoleransi beragama di Sampang, Madura, Jawa Timur. Hingga kini, para korban masih mendapat perlindungan dari LPSK.
"Hak korban itu meliputi pengamanan, perlindungan fisik berupa pengawalan yang sudah kami kerjakan mulai dari penyidikan Polda Jawa Timur sampai ke proses persidangan," kata anggota LPSK Teguh Soedarsono di kantornya, Jakarta, Selasa (7/5/2013).
LPSK, tambah dia, telah melakukan banyak hal untuk para korban pertikaian pada 29 Desember 2011 dan 26 Agustus 2012 tersebut. Mereka juga berkoordinasi dengan berbagai instansi untuk memenuhi hak para korban kerusuhan tersebut.
Tak hanya perlindungan, LPSK juga menyiapkan sejumlah fasilitas lainnya untuk para korban, antara lain masalah kesehatan. "Yang terakhir kami selalu memberikan bantuan medis kepada saksi atau juga korban yang menderita luka ringan dan berat," tutur Teguh.
Kerusuhan akibat perbedaan pandangan keagamaan terjadi di Desa Nang Kernang dan Blu'uran Sampang, Madura. Dua kelompok aliran berbeda, Sunni dan Syiah, bertikai hingga menyebabkan ratusan orang mengungsi. (Eks)
"Hak korban itu meliputi pengamanan, perlindungan fisik berupa pengawalan yang sudah kami kerjakan mulai dari penyidikan Polda Jawa Timur sampai ke proses persidangan," kata anggota LPSK Teguh Soedarsono di kantornya, Jakarta, Selasa (7/5/2013).
LPSK, tambah dia, telah melakukan banyak hal untuk para korban pertikaian pada 29 Desember 2011 dan 26 Agustus 2012 tersebut. Mereka juga berkoordinasi dengan berbagai instansi untuk memenuhi hak para korban kerusuhan tersebut.
Tak hanya perlindungan, LPSK juga menyiapkan sejumlah fasilitas lainnya untuk para korban, antara lain masalah kesehatan. "Yang terakhir kami selalu memberikan bantuan medis kepada saksi atau juga korban yang menderita luka ringan dan berat," tutur Teguh.
Kerusuhan akibat perbedaan pandangan keagamaan terjadi di Desa Nang Kernang dan Blu'uran Sampang, Madura. Dua kelompok aliran berbeda, Sunni dan Syiah, bertikai hingga menyebabkan ratusan orang mengungsi. (Eks)