Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh berbagai isu terkait dengan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet.
"Berdasarkan siaran pers yang dikeluarkan Badan Geologi pada tanggal 29 November 2024 memang disebutkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan vulkanik Gunung Slamet, tapi kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho, melansir Antara, Minggu (1/12/2024).
Baca Juga
Menurut dia, dalam hal ini Badan Geologi menyebutkan bahwa pada periode pengamatan pada 9 Mei 2024 hingga 19 Mei 2024, terekam gempa vulkanik dalam yang menandakan adanya suplai magma ke permukaan.
Advertisement
"Terekamnya gempa vulkanik dalam tersebut diikuti dengan peningkatan amplitudo gempa tremor menerus dan peningkatan gempa vulkanik dangkal, gempa low frequency, dan gempa embusan," terang Budi.
Selanjutnya, sambung dia, pada 28 November 2024 terekam gempa tremor non-harmonik pada pukul 07.35 WIB hingga 07.46 WIB diikuti dengan adanya peningkatan amplitudo gempa tremor menerus.
Budi menjelaskan, hasil pengamatan data-data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet yang dapat memicu munculnya gempa-gempa dangkal maupun terjadinya erupsi.
"Badan Geologi menyebutkan bahwa potensi ancaman bahaya Gunung Slamet saat ini adalah erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 2 kilometer," papar dia.
Hujan Abu dan Hasil Pemantauan Visual
Selain itu, lanjut Budi, hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin.
Meski begitu, dia mengatakan berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental yang dilakukan Badan Geologi hingga 29 November 2024 serta potensi ancaman bahayanya, aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih berada pada Level II atau Waspada.
"Terkait dengan hal itu, Badan Geologi merekomendasikan masyarakat dan pengunjung atau wisatawan untuk tidak berada atau beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet," kata Budi.
"Pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi kegiatan Gunung Slamet oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," sambung dia.
Selain itu, lanjut Budi, masyarakat di sekitar Gunung Slamet diharapkan untuk tetap tenang serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Slamet dan selalu mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Jawa Tengah maupun BPBD Kabupaten Banyumas.
"Objek wisata alam di sekitar Baturraden, Kabupaten Banyumas juga masih aman dikunjungi wisatawan karena letaknya cukup jauh dari kawah puncak Gunung Slamet," jelas Budi.
Untuk diketahui, peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang berada di wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes itu terakhir terjadi pada Maret hingga September 2014, diikuti erupsi yang menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah (tipe letusan strombolian).
Aktivitas vulkanik Gunung Slamet kembali mengalami peningkatan pada akhir 2023, sehingga status Gunung Slamet berada pada Level II atau Waspada sejak 19 Oktober 2023.
Advertisement
Gunung Dukono di Maluku Utara Kembali Erupsi pada Minggu Pagi
Sebelumnya, Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, pada Minggu pagi (1/12/2024) sekitar pukul 08.27 Waktu Indonesia Timur kembali erupsi dengan mengeluarkan abu setinggi 1.200 meter di atas puncak gunung.
"Iya benar ada erupsi pagi tadi dengan mengeluarkan abu yang teramati kurang lebih 1.200 meter di atas puncak Gunung Dukono," kata Petugas Pos PGA Dukono, Bambang Sugiono dalam keterangan tertulis yang dipantau dari Ternate, seperti dilansir dari Antara.
Kolom abu yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah Barat Laut.
Dia mengatakan, erupsi ini berhasil terekam pada seismogram dengan amplitudo 20 mm dan durasi 276.93 detik dari Pos PGA Dukono yang berada di Desa Mamuya, Kecamatan Galela.
"Saat ini Gunung Dukono masih berada pada Status Level II atau Waspada," ujar Bambang.
Oleh karena itu, masyarakat atau pengunjung maupun wisatawan diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah gunung.
"Mereka dilarang atau mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius tiga kilometer," harapnya.
Masyarakat Sekitar Diminta Pakai Masker
Dia menjelaskan, saat ini mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landasan abunya tidak tetap.
"Kepada masyarakat yang berada di sekitar Gunung Api Dukono untuk selalu menyediakan masker dan kacamata untuk digunakan pada saat melakukan aktivitas di luar rumah, guna menghindari paparan bahaya abu vulkanik," katta Bambang.
Gunung Dukono mengalami erupsi pada Jumat pagi (22/11/2024), pukul 06.37 WIT. Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, tinggi kolom letusan Gunung Dukono teramati mencapai 1.300 meter di atas puncak, atau sekitar 2.387 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu erupsi Gunung Dukono teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.
Masyarakat dan wisatawan yang berada di sekitar Gunung Dukono dilarang beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 3 km.
Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.
Sepanjang 2024, Gunung Dukono di Halmahera Utara tercata sudah meletus sebanyak 45 kali. Hingga hari ini, Jumat, 22 November 2024, pukul 05.50 WIB, Gunung Dukono masih berstatus Waspada (Level II).
Advertisement