Liputan6.com, Jakarta Aksi unjuk rasa dilakukan sejumlah massa di depan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jakarta. Mereka menuntut penyelenggara Pilkada Jakarta 2024 untuk mengusut dugaan kecurangan yang terjadi selama proses pemilihan gubernur dan wakil gubernur.
Koordinator aksi demo, Abdul Aziz, menyampaikan sejumlah tuntutan massa yang mengatasnamakan kelompok "Masyarakat Jakarta Menggugat" dari atas mobil komando.
Baca Juga
Aziz meminta KPU Jakarta mengusut tuntas temuan sudah tercoblosnya surat suara Pilkada sebelum digunakan di TPS 028, Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur.
Advertisement
Adapun posisi tercoblos berada di gambar pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur nomor urut 03 Pramono Anung-Rano Karno Karno alias Si Doel.
"Anggota KPPS sudah dibayar. Ini konspirasi besar," teriak Aziz di depan KPU Jakarta, Jalan Salemba Raya, Senen, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024).
Aziz pun mendesak aparat penegak hukum untuk bersinergi dengan KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) demi mengungkap dugaan kecurangan yang terjadi di Pilkada Jakarta 2024.
"Untuk membongkar siapa dalang yang melakukan operasi untuk mencoblos pasangan calon nomor urut 03," kata dia.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, massa membawa spanduk bertuliskan "HMI Garis Keras", lengkap dengan logo Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sementara ada pula yang menggunakan atribut topi berlogo paslon 01 Ridwan Kamil-Suswono.
Lewat spanduk juga, pengunjuk rasa meminta KPU Jakarta melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 028 Pinang Ranti, Jakarta Timur, lantaran dugaan kecurangan yang terjadi di sana.
"Kami mendesak kepada KPU untuk melakukan PSU," tulis isi spanduk.
SMRC: Pramono Anung-Rano Karno Satukan Pendukung Ahok dan Anies di Pilkada Jakarta 2024
Temuan survei Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada hari pemilihan gubernur atau Pilgub Jakarta, Rabu, 27 November 2024, menunjukkan pemdukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan, sama-sama memperkuat pasangan calon (paslon) Pramono Anung-Rano Karno mengungguli pasangan lainnya.
"Pasangan Pram-Rano ternyata menyatukan dua kelompok yang selama ini dipandang berseberangan, pemilih Ahok versus pemilih Anies. Sementara itu, endorsement Jokowi dan Prabowo pada pasangan Ridwan Kamil-Suswono tidak punya pengaruh," ujar Direktur Eksekutif SMRC Deni Irvani dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (1/12/2024).
Deni menyatakan, temuan ini menarik karena ternyata dukungan Anies memperkuat dukungan pemilih Ahok ke Pram-Rano, demikian pula dukungan Ahok memperkuat dukungan pemilih Anies pada pasangan nomor 3 tersebut.
"Endorsement Anies ke Pramono-Rano tidak membuat pemilih Ahok pergi dari Pramono-Rano, sebaliknya justu memperkuat dukungan pemilih Ahok ke Pram-Rano," ucap dia.
"Di kelompok pemilih Ahok yang tahu endorsement Anies terhadap Pram-Rano elektabilitas pasangan ini 55%, lebih tinggi dibanding pada pemilih Ahok yang tidak tahu endorsement Anies 42%," sambung Deni.
Deni menyebut, endorsement Ahok pada Pram-Rano tidak membuat pemilih Anies pergi dari pasangan ini di Pilkada Jakarta 2024.
"Bahkan sebaliknya memperkuat dukungan di pemilih Anies. Pada kelompok pemilih Anies yang tahu endorsement Ahok, elektabilitas Pram-Rano 59%, lebih tinggi dibanding pada pemilih Anies yang tidak tahu endorsement Ahok 51%," kata Deni.
Deni menunjukkan, ada 52% warga yang tahu Anies Baswedan mendukung pasangan Pram -Rano. Dari yang tahu, kata dia, 78% menilai dukungan tersebut baik untuk kemenangan pasangan Pram-Rano, hanya 16% menilai tidak baik, dan 6% tidak menjawab.
"Sementara yang tahu Ahok mendukung pasangan Pram-Rano sebanyak 44%. Dari yang tahu, 80 persen menilai dukungan tersebut baik untuk kemenangan pasangan Pram-Rano, hanya 13% menilai tidak baik, dan 6 persen tidak menjawab," terang Deni.
Adapun responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Total responden yang berhasil diwawancara sebanyak 552 orang (response rate 92%).
"Margin of error (MoE) diperkirakan ±4,56 persen pada tingkat kepercayaan 95%," tandas Deni.
Advertisement