Sukses

Mensos Saifullah: 11,42 Persen Penyandang Disabilitas Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Saifullah menyebut, dalam rangka memberikan perlindungan dan jaminan sosial kepada penyandang disabilitas, Kementerian sosial (Kemensos) telah merencanakan empat program bagi penyandang disabilitas untuk direalisasikan pada 2025.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) RI Saifullah Yusuf mengatakan, belum semua penyandang disabilitas di Indonesia memperoleh akses yang sama untuk pendidikan, pekerjaan, hingga hukum. Padahal, kata dia hak itu sudah diatur dalam Undang-undang (UU) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Saifullah menyampaikan, berdasarkan data yang dihimpun oleh Komisi Nasional Disabilitas ada 7 persen dari total penduduk Indonesia yang mengalami kondisi disabilitas berbagai ragam. Dari data itu, 11,42 persennya hidup di bawah garis kemiskinan.

“Dari data ini, sebesar 11,42 persen orang penyandang disabilitas hidup di bawah garis kemiskinan,” kata Saifullah di acara puncak Hari Disabilitas Internasional di Taman Ismail Marzuki, Selasa (3/11/2024).

Kemudian, sekitar 71,4 persennya masih bekerja pada sektor informal. Lalu, 50 persen anak usia sekolah penyandang disabiltas belum bisa mengenyam pendidikan yang layak.

Tidak hanya itu, lanjut Saifullah sebanyak 24 persen penyandang disabilitas belum memiliki asuransi kesehatan.

“Sementara itu, kuota kerja untuk Penyandang Disabilitas sebesar 2 persen untuk instansi pemerintah dan 1 persen instansi swasta juga belum sepenuhnya terwujud,” ungkap Saifullah.

Saifullah menyebut, dalam rangka memberikan perlindungan dan jaminan sosial kepada penyandang disabilitas, Kementerian sosial (Kemensos) telah merencanakan empat program bagi penyandang disabilitas untuk direalisasikan pada 2025.

“Pertama, program makan bergizi gratis dua kali sehari kepada 42 ribu orang penyandang disabilitas, yang pelaksanaanya melibatkan kelompok masyarakat. Kedua, Sebanyak 428 ribu orang penyandang disabilitas menjadi peserta Program Keluarga Harapan (PKH),” kata dia.

Ketiga, ujar dia ada 588 ribu orang penyandang disabilitas yang telah mendapatkan Program BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). Keempat, terdapat 69 ribu orang menerima Program Asistensi-Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa berbagai peralatan yang mereka butuhkan di antaranya, alat bantu dengar, kursi roda, dan lainnya.

“Selain itu, kami juga memberikan program Habilitasi dan Rehabilitas sosial yang bertujuan mengembalikan fungsi-fungsi sosial sebagaimana perannya,” ujar Saifullah.

2 dari 3 halaman

Wapres Gibran Bicara Potensi Difabel di Puncak Hari Disabilitas Internasional

Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Selasa (3/11/2024). Pada kesempatan itu, dia memotivasi para penyandang disabilitas di Tanah Air.

Menurutnya, para difabel berhak mendapatkan ekosistem yang nyaman. Dia meyakini, difabel bisa hidup dengan produktif.

 “Saya meyakini Bapak Ibu, saudara-saudara sekalian adalah potensi-potensi kuat untuk membawa Indonesia maju, daya juangnya, kegigihannya, pantang menyerahnya, mentalitasnya paling juara,” kata Gibran.

Gibran bilang, bukti difabel berprestasi sangat banyak. Termasuk, kata dia dalam ajang olahraga internasional semacam Paralimpiade Paris dan ASEAN Para Games.

“Buktinya sudah ada, misalnya pada Paralimpiade Paris tahun ini Indonesia berhasil membawa 14 medali, terbanyak sejak 1976,” kata Gibran.

3 dari 3 halaman

Prestasi

Gibran menyampaikan, pada ASEAN Para Games Solo pada 2022, atlet difabel Indonesia juga menunjukkan prestasi yang memukau. Meskipun, kata dia acara digelar dalam kondisi dan situasi yang terbatas.

“Saat itu hanya sekitar 5 bulan untuk mempersiapkan. Waktunya terbatas, anggaranya terbatas, masih PPKM, masih ada Covid. Tapi Alhamdulillah bisa terlaksana dengan lancar dan meriah. Dan yang paling penting Indonesia menang, total medali 425, 425 medali, 175 emas,” ucap Gibran.

Pada kesempatan ini, Gibran juga menyerahkan penghargaan bagi enam penyandang disabilitas. Mereka diberikan penghargaan dengan berbagai kategori karena dinilai inspiratif.