Sukses

Dedi Mulyadi Ingin Gandeng UI Bantu Pengelolaan Tata Pembangunan Berbasis Wilayah

Dedi Mulyadi mengatakan, apabila telah dilantik dan menjadi Gubernur Jawa Barat, ia ingin bersinergi dengan Universitas Indonesia membangun wilayah Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi berencana akan menggandeng Universitas Indonesia membangun pengelolaan tata pembangunan berbasis wilayah. Hal itu disampaikan Dedi Mulyadi saat ditemui di salah satu rumah makan kawasan Universitas Indonesia.

Dedi Mulyadi mengatakan, apabila telah dilantik dan menjadi Gubernur Jawa Barat, ia ingin bersinergi dengan Universitas Indonesia membangun wilayah Jawa Barat. Menurutnya, Universitas Indonesia berada di Depok dan masuk wilayah Barat.

"Kebetulan hari ini ada pelantikan Rektor yang baru dan kebetulan orang Sukabumi keturunan Galuh, itu saya pelajari itu," ujar Dedi saat ditemui Liputan6.com, Rabu (4/12/2024).

Mengingat latar belakang rektor merupakan keturunan Galuh, lanjut Dedi, kedepan nuansa pembangunan Jawa Barat harus nuansa Galuh. Pembangunan dapat dilakukan dengan prinsip kebudayaan dan membangun citra masa lalu dalam citra masa kini.

"Kedepan saya nanti begitu dilantik akan langsung di hari keempat, ya karena ketiga pelantikan Bupati dan Walikota, saya akan MOU dengan Universitas Indonesia, nanti UI bertanggung jawab terhadap pengelolaan tata pembangunan berbasis kewilayahan," ucap Dedi.

Dedi menjelaskan, wilayah yang akan menjadi tanggung jawab pengembangan pembangunan berprinsip kebudayaan sebanyak lima daerah. Adapun daerah tersebut, yakni Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, dan Kota Bogor.

"Ini lima kewilayahan ini tanggung jawab Universitas Indonesia," jelas Dedi.

 

2 dari 3 halaman

Prioritas

Adapun yang menjadi prioritas pembangunan yakni infrastruktur jalan terkoneksi dengan baik dan tidak terdapat kemacetan. Selain itu, menyelamatkan ruang hijau termasuk pengelolaan sampah karena Bekasi dan Depok bermasalah dengan sampah.

"Penataan cekungan, cekungan itu orang sini bilangnya Setu, orang Sunda bilang Situ," terang Dedi.

Dedi mengungkapkan, Situ di wilayah Depok maupun Jawa Barat perlu dilakukan penggalian kembali. Selain itu dibuatkan ruang baru, termasuk ruang terbuka hijau untuk kenyamanan masyarakat.

"Karena masyarakat tuh, kalau pengen tenang, nyaman, ya ruang hijau harus banyak," ungkap Dedi.

Tidak hanya itu, Dedi berencana ingin melakukan penataan kawasan perumahan sehingga memiliki desain dan karakter lingkungan. Hal itu dilakukan untuk menjadikan sebuah kota yang memiliki karakter dan kenyamanan untuk tempat tinggal.

"Nanti kalau ditanya dimanakah kota yang paling nyaman di Indonesia, orang menjawab kota Depok. Kenapa kota Depok paling nyaman? karena gurunya UI, ini yang akan menjadi orientasi depan sehingga perguruan tinggi akan menjadi mitra terdepan," tegas Dedi.

Dedi turut meminta sarjana pendamping desa merupakan sarjana itu yang diarahkan pada aspek produksi. Dedi mencontohkan, sarjana desa dapat merubah pertanian kimia menjadi pertanian organik sehingga meningkatkan pendapatan pertani.

"Sehingga kita tidak ngabisin uang rutin untuk ngasih sarjana pendamping di desa, tapi produknya nggak ada, saya ingin ada produk nya," kata Dedi.

 

3 dari 3 halaman

Pendampingan

Dedi menginginkan sarjana desa memberikan pendampingan pada desa dan kelurahan. Sarjana desa dapat merubah pola hidup masyarakat dari jorok sampahnya menjadi tertata, sampahnya menjadi maggot, kemudian menjadi produk produk kerajinan tangan.

"Nah ini kan harus dibuat dan itu Tridharma perguruan tinggi harus dioptimalkan, sehingga nanti banyak mahasiswa yang jenius di kampus, menjadi tenaga pendamping desa kelurahan," ujar Dedi.

Dedi menambahkan, sarjana desa akan mendapatkan pembiayaan dari Pemerintah Provinsi JAwa Barat yang kedepannya dapat membiayai kuliahnya secara mandiri.

"Orang-orang kreatif itu nanti harus bisa tumbuh di Jawa Barat," pungkas Dedi.