Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding menyatakan, minat masyarakat Indonesia untuk bekerja di luar negeri terus meningkat. Permintaan tersebut datang secara alami tanpa adanya kampanye besar-besaran.
"Banyak sebenarnya (permintaan untuk kerja ke luar negeri), sangat banyak yang ingin," kata Abdul Kadir Karding pada saat wawancara khusus dengan Liputan6.com, Rabu, 4 Desember 2024.
Baca Juga
Dia menyoroti potensi besar pekerja migran dalam membawa dampak positif bagi bangsa. Selain memberikan kontribusi ekonomi bagi keluarga, pekerja migran juga mampu mentransfer pengetahuan yang berharga saat mereka kembali ke tanah air.
Advertisement
"Contoh, dia bekerja di (sektor) otomotif, misalnya di Toyota atau Hyundai. Setelah 2-3 tahun bekerja di luar negeri, saat pulang ke Indonesia, dia bisa menerapkan keterampilannya jika kita bangun pabrik di sini," jelas Karding kepada Liputan6.com.
Pekerja migran yang memiliki keahlian, kata dia, akan memberi dampak positif untuk keluarganya. Demikian juga saat pulang kembali ke Tanah Air.
"Rata-rata pekerja yang (memiliki skill) pasti berdampak (bagi) keluarganya. Berdasarkan survei, sekitar 68 persen penghasilan mereka dikirim ke Indonesia," kata dia.
Abdul Kadir Karding mengungkapkan, pekerja migran Indonesia memiliki skema keuangan yang baik, khususnya dalam hal pengelolaan dana dan literasi keuangan.
"Yang dipakai hanya 29 persen, sisanya 3 persen. Nah, 68 persen ini lah yang jadi devisa tadi itu kan," ucap dia.
Karding menilai, dengan literasi keuangan yang baik memungkinkan pekerja migran untuk mengelola penghasilan mereka secara efektif, sehingga memberikan dampak positif bagi keluarga dan negara.
"Ada literasi keuangan yang bagus, pulang juragan," tandas Abdul Kadir Karding.
Erick Thohir Siapkan KUR Khusus untuk Pekerja Migran, Ini Tujuannya
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Limitnya disebut bisa mencapai Rp 100 juta.
Rencana itu dilakukan oleh bank pelat merah dalam Himpunan Bank Negara (Himbara). Dia mengatakan, langkah ini bisa melindungi para pekerja migran dari rentenir atau lintah darat sebagai sumber dananya.Â
"Dan tadi juga saya sampaikan kami mendukung bagaimana pekerja migran ini dapat terlindungi dari tentu lintah darat ataupun oknum-oknum, yang sehingga ketika masyarakat kita mendapat akses pekerjaan di luar negeri tetapi terkunci dengan faktor-faktor yang akhirnya membelenggu mereka tidak bisa tumbuh ke depan menjadi sebuah ekonomi yang baik untuk sebuah keluarga," ujar Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Dia akan mengerahkan Himbara untuk memberikan fasilitas KUR tersebut. Program ini sendiri akan diluncurkan oleh Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding.
"Karena itu tadi saya sampaikan kami untuk fasilitas Himbara, BNI, dan lain-lainnya kita siap mendukung program KUR yang akan diluncurkan oleh Pak Menteri (P2MI)," ucapnya.
Erick mengatakan, KUR itu tak sebatas akan diberikan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Mengingat ini merupakan bank yang cukup fokus memberikan pelayanan terhadap diaspora Indonesia.
"Oh terbuka, karena tadi kita menyesuaikan dengan peta di mana pekerja migran itu yang terbanyak. Apakah di Hong Kong, di Korea, di Taiwan atau di mana, yang kita punya aksesnya kita support," terangnya.
Dia bilang, saat ini fokusnya pada beberapa cabang bank BUMN di luar negeri. Meski ada lokasi lain yang rencananya akan dibangun cabang khusus bank BUMN seperti Arab Saudi dan Malaysia.
"Tetapi selama belum dibuka ya kita coba mapping yang sudah ada dulu. Misalnya Hong Kong, Korea, Jepang yang kita bisa maksimalkan untuk tahap awalnya," urainya.
Advertisement