Liputan6.com, Jakarta - Polres Metro Depok telah memberi garis polisi di lokasi kekerasan anak yang terjadi pada daycare Kiddy Space Pengasinan, Sawangan, Depok. Sebelumnya, pemilik Kiddy Space sempat meminta izin lingkungan untuk membuka daycare pada lingkungan tersebut.
Baca Juga
Ketua RT7/6 Pengasinan, Ahmad Rifai mengatakan, sebelum terjadinya kasus kekerasan anak yang dilakukan pengasuh daycare Kiddy Space, aktivitas daycare layaknya bimbingan belajar lainnya. Pihaknya tidak menemukan keanehan pada daycare tersebut.
Advertisement
“Biasa aja berjalan seperti bimbel-bimbel yang lain, kalau ke RT izinnya itu cuma dia bilang mau ngurus perizinan,” ujar Ahmad Rifai kepada Liputan6.com, Kamis (5/12/2024).
Rifai menjelaskan, pemilik Kiddy Space Pengasinan telah diarahkan untuk meminta izin pada warga yang tinggal di sekitar lokasi daycare. Setelah mendapat perizinan warga, pihak Kiddy Space dapat meminta persetujuan dari RT.
“Itu sudah dilakukan (izin tetangga), selanjutnya ke RW saya nggak tahu, kebetulan hari itu saya disuruh, saya nggak siap ke RW, silakan sendiri ke RW, minta persetujuan,” jelas Ahmad Rifai.
Sepengetahuan Rifai, keberadaan daycare di lingkungan sudah ada sejak Juli 2024. Selama perjalanan daycare, dia tidak mengetahui secara detail kegiatan Daycare Kiddy Space Pengasinan, termasuk suara tangisan anak.
“Kalau saya sendiri, saya pribadi, nggak memperhatikan itu karena di daerah sini kan banyak TPA juga,” ucap Ahmad Rifai.
Jadi Pembelajaran Lingkungan
Ahmad Rifai mengaku kaget terhadap kasus kekerasan anak Kiddy Space yang berada di wilayahnya. Usai mengetahui kekerasan anak, pihaknya langsung mendatangi lokasi dan menemukan sejumlah anggota polisi yang sedang memasang garis polisi.
“Ternyata katanya di sini ada kekerasan anak, untuk selanjutnya saya nggak paham seperti apa, karena korbannya udah nggak ada, pelakunya juga nggak ada,” terangnya.
Rifai tidak memungkiri sempat bertemu dengan pemilik daycare Kiddy Space saat meminta perizinan lingkungan. Namun setelah itu, Ia tidak pernah bertemu kembali dengan pemilik daycare tersebut.
“Iya pernah (bertemu), namanya Pak Irwan, minta izin untuk pengurusan penitipan anak, cuma itu yang dijelaskan,” ungkap Ahmad Rifai.
Rifai mengakui kekerasan anak pada daycare menjadi pembelajaran lingkungan. Pihaknya akan lebih selektif dalam memberikan izin maupun warga yang ingin tinggal di wilayahnya, untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
“Kedepannya kita nggak akan biarkan lagi, kalau ada apapun ya harus ada izinnya,” tutur Ahmad Rifai.
Advertisement