Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI)Â Abdul Kadir Karding menceritakan pengalamannya saat dipanggil menghadap Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto pada Senin 14 Oktober 2024. Saat itu, Prabowo memanggil sejumlah calon menteri hingga wakil menteri ke rumahnya di Jalan Kertanegara, Jakarta.Â
"Jadi awalnya itu desas-desus. Tapi namanya politik itu kita nggak percaya desas-desus. Karena sebelumnya saya juga pernah didesuskan jadi menteri tahun 2019 tapi nggak jadi juga. Nah, jadi saya nggak percaya gitu," ungkap Karding saat wawancara khusus bersama Liputan6.com, Rabu (4/12/2024).
Baca Juga
Karding pun menemui Prabowo dengan mengenakan batik coklat dan celana hitam di Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin sore 14 Oktober 2024. Prabowo, kata dia, menitipkan sejumlah pesan kepadanya.
Advertisement
"Mas, nanti tolong ya, pekerja-pekerja kita, jangan sampai ada yang agak-agaknya tereksploitasi. Jangan sampai mendapatkan perlakuan tidak adil. Jangan sampai ada TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang). Itu pesan utama," kata Karding.
Pesan lainnya adalah penambahan remitansi atau layanan pengiriman uang para pekerja migran. Dia menyebut, pada 2020 remitansi pekerja migran mencapai Rp227 triliun.
"Pesan kedua, kalau bisa, devisa dari, apa namanya, pekerja migran ini, ditambah remitansinya. Karena kan sekarang itu remitansi untuk pekerja migran kita itu, tahun 2020 yang kemarin Rp227 triliun. Nomor dua terbesar setelah migas. Jadi cukup besar sebenarnya. Jadi sisi positifnya di situ," ucapnya.
Kedua pesan itulah yang kemudian Karding rumuskan menjadi program strategis dan telah dimulai saat dia menjabat sebagai Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
Menteri Abdul Kadir Karding: Banyak yang Berminat Kerja di Luar Negeri
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding menyatakan, minat masyarakat Indonesia untuk bekerja di luar negeri terus meningkat. Permintaan tersebut datang secara alami tanpa adanya kampanye besar-besaran.
"Banyak sebenarnya (permintaan untuk kerja ke luar negeri), sangat banyak yang ingin," kata Abdul Kadir Karding pada saat wawancara khusus dengan Liputan6.com, Rabu, 4 Desember 2024.
Dia menyoroti potensi besar pekerja migran dalam membawa dampak positif bagi bangsa. Selain memberikan kontribusi ekonomi bagi keluarga, pekerja migran juga mampu mentransfer pengetahuan yang berharga saat mereka kembali ke tanah air.
"Contoh, dia bekerja di (sektor) otomotif, misalnya di Toyota atau Hyundai. Setelah 2-3 tahun bekerja di luar negeri, saat pulang ke Indonesia, dia bisa menerapkan keterampilannya jika kita bangun pabrik di sini," jelas Karding kepada Liputan6.com.
Pekerja migran yang memiliki keahlian, kata dia, akan memberi dampak positif untuk keluarganya. Demikian juga saat pulang kembali ke Tanah Air.
"Rata-rata pekerja yang (memiliki skill) pasti berdampak (bagi) keluarganya. Berdasarkan survei, sekitar 68 persen penghasilan mereka dikirim ke Indonesia," kata dia.
Abdul Kadir Karding mengungkapkan, pekerja migran Indonesia memiliki skema keuangan yang baik, khususnya dalam hal pengelolaan dana dan literasi keuangan.
"Yang dipakai hanya 29 persen, sisanya 3 persen. Nah, 68 persen ini lah yang jadi devisa tadi itu kan," ucap dia.
Dia menilai, dengan literasi keuangan yang baik memungkinkan pekerja migran untuk mengelola penghasilan mereka secara efektif, sehingga memberikan dampak positif bagi keluarga dan negara.
"Ada literasi keuangan yang bagus, pulang juragan," tandas Abdul Kadir Karding.
Advertisement