Liputan6.com, Jakarta - Cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) besok, Selasa 10 Desember 2024 diprakirakan seluruhnya cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca besok.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca Jakarta di siang hari hampir keseluruhannya diprakirakan berawan tebal, kecuali Jakarta Selatan berawan.
Baca Juga
Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat diprediksi BMKG pada siang hari berawan tebal dan malamnya hujan dengan intensitas ringan.
Advertisement
Kemudian di Depok dan Kota Bogor, Jawa Barat langit siang hingga malam hari diprakirakan bakal diguyur hujan berintensitas ringan.
Sementara itu di Kota Tangerang, Banten cuaca siang hingga malam diprediksi berawan, tanpa turun hujan sama sekali.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Jakarta Pusat |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Jakarta Selatan |  Cerah Berawan |  Berawan |  Berawan Tebal |
 Jakarta Timur |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Jakarta Utara |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Kepulauan Seribu |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Bekasi |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |  Hujan Ringan |
 Depok |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Hujan Ringan |
 Kota Bogor |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Hujan Ringan |
 Tangerang |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
BPBD Jakarta Siapkan Langkah Mitigasi Hadapi Cuaca Ekstrem
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah menyiapkan serangkaian langkah mitigasi untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem di wilayah Jakarta.
Langkah ini diambil untuk melindungi warga dan meminimalisir risiko kerugian akibat bencana yang mungkin terjadi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bahwa fenomena La Nina dan seruak udara dingin dari Siberia akan meningkatkan curah hujan hingga 20 persen.
Kondisi ini juga berpotensi memicu angin kencang di wilayah Jabodetabek, sehingga meningkatkan risiko bencana.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menyatakan bahwa pihaknya telah mengaktifkan Posko Siaga Bencana yang beroperasi 24 jam di seluruh kantor wali kota dan bupati di Jakarta.
"BPBD DKI Jakarta memperkuat koordinasi dengan PPSU, FKDM, LMK, RT/RW, dan Tagana untuk memastikan kesiapan wilayah dalam menghadapi cuaca ekstrem," ujarnya, dikutip Sabtu 7 Desember 2024.
Sebagai bagian dari langkah mitigasi, BPBD bekerja sama dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta untuk melakukan pemantauan dan pemotongan dahan serta pohon yang berisiko tumbang di area rawan.
Selain itu, BPBD juga telah menyiapkan buffer stock berupa paket pangan dan sandang untuk kebutuhan darurat bagi korban bencana.
Berbagai peralatan penyelamatan seperti perahu evakuasi, pelampung, dan perlengkapan lainnya telah didistribusikan ke kelurahan dan kecamatan yang rawan banjir di Jakarta.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan mengurangi dampak negatif dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan melanda.
Advertisement
Waspada Cuaca Ekstrem hingga April 2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk memperbarui informasi prakiraan cuaca secara berkala selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Langkah ini penting untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan lintas moda transportasi.
"Seperti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan. Kami meminta masyarakat untuk terus memantau prakiraan cuaca melalui aplikasi InfoBMKG yang selalu diperbarui. Peringatan dini akan disampaikan sepekan, tiga hari, hingga tiga jam sebelum potensi cuaca ekstrem," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada wartawan, Kamis 5 Desember 2024.
BMKG memprediksi cuaca ekstrem akan berlangsung hingga Maret-April 2025, dipengaruhi oleh fenomena La Nina Lemah yang meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen.
Selain itu, dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Cold Surge dari Siberia diproyeksikan aktif selama libur Nataru. Kedua fenomena ini dapat memperkuat intensitas dan volume hujan di berbagai wilayah.
"Kondisi ini rawan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, atau longsor. Informasi cuaca berkala sangat penting untuk mendukung keselamatan selama perjalanan atau kunjungan ke destinasi wisata," tambah Dwikorita.
BMKG juga mengingatkan bahwa survei Kementerian Perhubungan memproyeksikan 110,67 juta orang akan melakukan perjalanan selama Nataru, mayoritas menggunakan kendaraan pribadi yang lebih rentan terhadap dampak cuaca buruk.
Sejumlah Wilayah Masuki Puncak Musim Hujan
Untuk mendukung masyarakat, BMKG menyediakan fitur Digital Weather for Traffic (DWT) dalam aplikasi InfoBMKG. Fitur ini memberikan informasi cuaca untuk jalur darat, laut, udara, serta pelabuhan dan penyeberangan.
"Pengguna dapat mengecek peringatan dini, cuaca jalur mudik, hingga informasi gelombang dan penerbangan melalui aplikasi ini," jelas Dwikorita.
Sementara itu, Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menambahkan bahwa beberapa wilayah Indonesia kini tengah memasuki puncak musim hujan, meningkatkan potensi hujan lebat.
Sirkulasi siklonik di Laut Natuna, Samudra Hindia barat daya Banten, Perairan Barat Aceh, dan Laut Arafuru turut memperkuat dinamika atmosfer yang mendukung hujan deras.
"Wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi menghadapi risiko tinggi terhadap banjir, longsor, atau banjir lahar hujan di sekitar gunung berapi aktif. Hindari aktivitas di area rawan bencana dan pantau terus informasi cuaca," tegas Guswanto.
BMKG menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam mengantisipasi dampak cuaca ekstrem selama periode libur panjang.
Upaya mitigasi dan koordinasi berbagai pihak diharapkan dapat mengurangi risiko dan menjaga keselamatan selama perjalanan Nataru.
Advertisement