Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merilis dua buku mengenai pendidikan antikorupsi yang ditulis bersama dengan Satgassus Pencegahan antikorupsi Polri.Â
Buku berjudul Pendidikan Antikorupsi Transdisiplin berisi pengalaman berbagai tokoh dalam pemberantasan korupsi, kemudian buku lainnya berjudul 'Orang Baik Belajar Antikorupsi' (BOBA).
Baca Juga
Mantan Pimpinan KPK Bambang Widjojanto (BW) dan Wakil Kepala Satgassus Polri Novel Baswedan terlibat dalam penulisan buku.
Advertisement
"Kalau saya lihat, mungkin kalau bapak-bapak yang buku-buku sudah membaca isinya lumayan seram, lumayan seram," ujar Listyo Sigit saat menghadiri acara Hakordia sekaligus peluncuran dua buku tersebut di PTIK Polri, Jakarta Selatan, Senin 9 Desember 2024.
Listyo Sigit mengaku mempersilakan para interdisipliner lain ikut terlibat dalam penulisan buku antikorupsi itu.
"Dalam latar kita sepakat itu kita berikan ruang yang seluas-luasnya, sehingga kemudian ya memang apa yang ditulis di buku ini kalau kita baca isinya pedas gitu," tuturnya.
Jenderal Polisi bintang empat itu sempat memberikan kisi-kisi dari buku yang ditulisnya yakni tentang para pelaku birokrat hingga institusi politik merupakan pelaku dari tindak pidana korupsi
Listyo Sigit menggarisbawahi dari tulisan tersebut merupakan pengalaman-pengalaman para tokoh yang pernah terlibat langsung dalam penanganan kasus korupsi di dalam negeri.Â
"Tentunya kita harus belajar dari pengalaman, dari peristiwa-peristiwa yang ada, sehingga kemudian ke depan kita bisa melakukan perbaikan-perbaikan," pungkas dia.
Kapolri: Korupsi Kejahatan Extraordinary, Harus Jadi Perhatian Kita Semua
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga memberikan arahan terkait penanganan kasus korupsi di institusi Bhayangkara. Ia menegaskan bahwa korupsi merupakan kejahatan serius yang menjadi perhatian khusus Presiden Prabowo Subianto.
Pernyataan tersebut disampaikan Sigit saat menghadiri acara Hari Antikorupsi Dunia (Hakordia) yang digelar di PTIK, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2024).
"Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa korupsi tentunya menjadi perhatian khusus Bapak Presiden dan beliau menyampaikan bahwa ini adalah masalah kejahatan extraordinary yang harus menjadi perhatian kita semua, seluruh stakeholder terkait, tidak hanya APH saja namun juga seluruh stakeholder yang memang memiliki tanggung jawab bersama," ujar Sigit dalam sambutannya.
Sigit juga menyoroti masih banyaknya pihak yang terlibat dalam praktik korupsi, termasuk pejabat politik hingga pemerintah. Ia menyoroti kebocoran dalam penggunaan anggaran negara yang sering menjadi objek perkara rasuah.
"Masih terlalu banyak kebocoran, penyelenggaraan, korupsi, penyimpangan, kolusi di antara para pejabat politik, pejabat pemerintah kesemua tingkatan, dan pengusaha nakal yang tidak patriotis," ungkapnya.
"Di satu sisi kebocoran terhadap penggunaan anggaran negara ini bisa dilakukan upaya untuk betul-betul bisa mengurangi proteksi penduduk dan kebocoran yang ada," tambah Sigit.
Â
Â
Â
Â
Reporter: Rahmat Baihaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement