Liputan6.com, Jakarta - Tradisi Bakaua menjadi perhatian dalam Festival Alek Mandeh di Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar) yang diselenggarakan pada Selasa 3 Desember 2024 lalu.
Tradisi ini memadukan nuansa religius, adat, dan sosial, yang mencerminkan harmoni kehidupan agraris masyarakat Minangkabau. Acara ini juga pastinya didukung oleh Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Perfilman Musik dan Media.
Baca Juga
"Sebagai bagian dari tradisi agraris Minangkabau, Bakaua memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Tradisi ini tidak hanya menjadi wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil panen yang melimpah, tetapi juga berfungsi sebagai ritual tolak bala," ujar Wali Nagari Sijunjung, Rajilis, melalui keterangan tertulis, Selasa (10/12/2024).
Advertisement
Dia menerangkan Bakaua adalah momen untuk bersyukur atas berkah Allah dan menjaga silaturahmi antar petani. Rajilis menguraikan jalannya Tradisi Bakaua yang dilakukan dengan mengucapkan syukur melalui simbol hasil panen, dan seni pertunjukan tradisional yang menghibur sekaligus mendidik.
"Filosofi harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan menjadi landasan utama tradisi ini," kata dia.
Dalam Festival Alek Mandeh, Tradisi Bakaua dikemas dalam bentuk pergelaran budaya yang menarik perhatian publik. Hal itu disampaikan Pemangku Adat Nagari Sijunjung, Candra Irawan Peto Molie.
Menuurt dia, langkah tersebut bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur Bakaua kepada generasi muda dan masyarakat luas.
"Ini adalah media untuk menyampaikan pesan adat kepada generasi berikutnya," ucap Candra.
Festival Alek Mandeh tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga menjadi refleksi bagaimana adat istiadat dapat terus relevan dalam kehidupan modern.
Dengan kehadiran masyarakat yang beragam, acara ini sukses menjembatani nilai-nilai tradisional ke dalam konteks kekinian.
Penyelenggaraan Festival Alek Mandeh
Selama tiga hari, Festival Alek Mandeh memadukan seni, tradisi, dan edukasi budaya. Melalui tradisi seperti Bakaua, festival ini membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga warisan budaya di tengah modernisasi.
Harmoni yang tercipta di acara ini menjadi bukti nyata bahwa adat Minangkabau masih memiliki tempat di hati masyarakat hingga hari ini.
Diketahui, Festival Alek Mandeh merupakan satu dari 12 rangkaian kegiatan festival budaya Kenduri Swarnabhumi 2024 yang diharapkan menjadi katalis bagi upaya pelestarian budaya dan lingkungan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Batanghari, membangkitkan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan nenek moyang untuk generasi mendatang.
Kenduri Swarnabhumi sendiri akan digelar di DAS Batanghari, yakni di 10 Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi dan Sumatera Barat dengan mengangkatnarasi hubungan penting antara kebudayaan dengan pelestarian lingkungan, khususnya sungai, dan sebaliknya juga tentang pelestarian lingkungan untuk kebudayaan berkelanjutan.
Rangkaian pagelaran festival budaya yang akan diselenggarakan oleh masyarakat setempat ini, menjadi momentum memperkuat semangat kemandirian dalam mengangkat kearifan lokalnya.
Setiap festival yang digelar akan berkoordinasi dengan Direktur Festival dan Kurator Lokal serta didukung Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Perfilman Musik dan Media.
Advertisement