Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyampaikan gagasan, soal pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam menciptakan generasi emas. Menurut dia, penggunaan AI harus dilakukan dengan bijak sehingga mampu mencerdaskan masyarakat yang berakar pada nilai kebangsaan.
“AI seharusnya menjadi mitra, bukan pengganti manusia, dalam upaya bersama membangun masa depan pendidikan yang lebih baik,” kata Ibas dalam keteragan diterima, Senin (16/12/2024).
Baca Juga
Ibas mencatat, kecerdasan buatan dapat menciptakan kesempatan dan menambah ilmu. Tetapi hal itu hanya berlaku terhadap manusia yang memiliki hati sehingga bisa menentukan arah dan tujuan.
Advertisement
“Kecerdasan buatan adalah alat, bukan tujuan,” tegas Ibas.
Sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Ibas berharap AI bisa membuka peluang yang dapat dimanfaatkan dalam penggunaan AI untuk dunia pendidikan demi mengoptimalkan hak atas pendidikan untuk semua dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
“Kita tidak ingin AI justru membanjiri kehidupan tanpa didasari dari nilai kebangsaan kita. Tapi kita juga bisa memberikan dukungan agar AI membuat keterampilan kita menjadi lebih baik, lebih maju di abad ke-21, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” harap Ibas.
Terakhir, Ibas juga berharap, AI bisa membantu guru dan tenaga pendidik dalam mengevaluasi pembelajaran yang mendukung persatuan dan kesatuan.
“Kalau kita serap teknologinya 100% tidak diimbangi dengan karakter kultur (budaya) bangsa kita, akan masuk pada arus budaya asing yang terlalu berlebihan,” yakin dia menandasi.
Diskusi Kebangsaan
Sebagai informasi, hal dipaparkan Ibas disampaikannya dalam diskusi kebangsaan bertajuk “Kecerdasan Buatan dan Pendidikan Masa Depan” (13/12/24) di Gedung DPR/MPR RI.
Para peserta yang terlibat dalam diskusi tersebut yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), mahasiswa, dan praktisi serta ahli AI.
Advertisement