Sukses

Cerita Mengerikan Dwi Ayu Dihina dan Dianiaya Anak Bos Toko Roti, Dilempar Meja hingga Kursi

Penganiayaan terjadi di toko roti, Jalan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur pada 17 Oktober, sekitar pukul 21.00 WIB.

Liputan6.com, Jakarta Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly menyatakan, pihaknya telah menetapkan George Sugama Halim alias GSH sebagai tersangka terkait penganiayaan terhadap karyawan toko roti. Berdasarkan pertimbangan penyidik maka kemudian tersangka dilakukan penahanan.

"Pada hari ini kita melakukan penahanan terhadap saudara tersangka GSH," kata Nicolas kepada wartawan, Senin (16/12/2024).

Nicolas mengatakan, dugaan penganiayaan terjadi di toko roti, Jalan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur pada 17 Oktober, sekitar pukul 21.00 WIB.

Terkait kejadian ini, korban Dwi Ayu membuat laporan ke Polres Metro Jakarta Timur. Laporan terdaftar dengan nomor LP/B/3414/X/2024/SPKT/POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA, 18 OKTOBER 2024.

Dari hasil pemeriksaan, Nicolas menyatakan, peristiwa ini terjadi karena adanya kesalahpahaman antara korban yang merupakan karyawati toko roti dengan tersangka. Hal itulah yang kemudian membuat tersangka emosi dan terjadilah pelemparan sampai membuat korban terluka.

"Tersangka melakukan pelemparan-pelemparan dengan menggunakan loyang, mesin EDC, juga kursi besi serta patung hiasan yang ada di atas meja di TKP itu sendiri. Nah, pada saat loyang mengena korban itu yang mengakibatkan korban mengalami luka di sekitar pelipis," ujar Nicolas.

Sebelumnya, Dwi Ayu menceritakan kisah pahitnya itu terjadi pada 17 Oktober 2024 lalu. Malam itu, ia bersama dengan temannya bekerja seperti biasa di toko roti. Anak bos toko roti itu tiba-tiba datang dan menyuruh mengantar makanannya ke kamar.

"Hari itu saya shift hanya berdua, saya dan teman saya. Pada saat saya sedang bekerja, anaknya bos saya (pelaku) datang dari luar, masuk ke dalam toko dan duduk di sofa. Dan berapa menit kemudian abang GrabFood datang membawa makanan dan pelaku minta saya untuk antar makanannya ke dalam kamar pribadinya. Dia nyuruh saya seperti menyuruh seorang babu," kata Dwi saat dihubungi, Minggu (15/12/2024).

Dengan tegas korban menolak karena bukan bagian dari tugasnya sebagai pegawai toko roti. Dwi sehari-hari berkerja di bagian kasir.

Baca juga Detik-detik Penangkapan George Sugama Halim, Anak Bos Toko Roti Penganiaya Karyawati

2 dari 3 halaman

Bukan Pertama Kali Anak Bos Toko Roti Lakukan Aksi Kekerasan

Pengakuan Dwi, ini bukan pertama kali pelaku bertindak sewenang-wenang. Beberapa waktu lalu, dia juga mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari anak bos toko roti. Dwi yang merasa terganggu sampai membuat perjanjian dengan adik pelaku bahwasanya tidak akan lagi melayani permintaan-permintaan dari pelaku.

"Sebelum kejadian ini saya pernah dilempar meja, tapi tidak mengenai saya, dan saya dihina babu dan orang miskin. Dia merendahkan saya dan keluarga. Dia juga sempat ngomong 'orang miskin kaya lu enggak bakal bisa masukin gua ke penjara, gua kebal hukum'. Makanya saya bikin perjanjian oleh adenya si pelaku kalau saya enggak mau anter makanan si pelaku lagi," ujar Dwi.

Dwi menerangkan, pelaku tampaknya kesal dengan penolakan itu. Pelaku kemudian menumpahkan kekesalannya dengan melemparkan barang-barang.

"Pelaku marah dan melempar saya pakai patung batu, kursi, meja. Dilakukan berkali-kali, dan semua barang yang dilempar oleh si pelaku semua kena tubuh saya," ujar karyawati toko roti ini.

3 dari 3 halaman

Dilempar Pakai Loyang hingga Kepala Sobek

Tak lama berselang, ayah pelaku datang dan mencoba menariknya keluar dari ruangan tersebut.

"Suruh saya pulang, tapi tas dan handphone saya masih tertinggal di dalam. Pas saya mau ambil tas dan handphone saya di situ, saya dilempari lagi pakai kursi berkali-kali," ujar Dwi.

Keadaan semakin buruk ketika pelaku dalam keadaan marah melemparkan loyang hingga mengenai kepala Dwi. Insiden ini meninggalkan luka yang cukup serius.

"Ending-nya saya dilempar pakai loyang, kena kepala saya yang mengakibatkan luka sobek dan berdarah. Setelah berdarah, dia kabur dan baru saya bisa lari ke luar toko. Tubuh saya penuh memar dan luka sobek di kepala bagian kiri," kata Dwi.

Dwi mengatakan, pelaku memang sering menyuruh karyawan untuk mengantarkan makanan dan mengambilkan air.

"Juga kadang minta diambilkan sendok, garpu, piring atau mangkok atau minta beliin nasi kalau enggak kerupuk, posisi sedang pada bekerja. Selama saya kerja di situ memang setiap hari begini," jelas Dwi.

Saat ini Dwi sudah memilih untuk mengundurkan diri dari tempat kerja. Dia menegaskan tidak ada kata damai atas perbuatan pelaku.

"Hanya orang tua si pelaku yang minta maaf ke saya, tidak minta maaf secara kekeluargaan," ucap Dwi Ayu.

Â