Liputan6.com, Jakarta - Polisi akan mengumumkan hasil pemeriksaan DNA terhadap MS, bayi yang diduga tertukar di RS Islam Cempaka Putih setelah 2 minggu. DNA bayi tersebut diambil melalui proses ekshumasi dan autopsi yang dilakukan hari ini, Selasa, (17/12/2025).
"Kalau informasi sekitar 2 minggu ya nanti kita lihat perkembangannya," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di TPU Semper, Jakarta Utara, Selasa, (17/12/2024).
Baca Juga
Setelah mengambil sample DNA bayi MS, polisi juga akan mengambil DNA pasangan suami istri Muhammad Rauf (27) dan Feni Selvinati (26).
Advertisement
"Hari ini kami juga langsung dari penyidik Polres Jakarta Pusat akan mengantar kedua orang tuanya ke instalasi di rumah sakit Polri di Cipinang untuk mengambil sampel ya agar bisa dicocokan nanti dengan DNA," sebut Susatyo.
Nantinya pemeriksaan DNA itu, akan mengungkap apakah Rauf dan Feni adalah orang tua kandung bayi MS.
"Nah tentunya tahap awal ini akan menjadi kunci utama secara scientific untuk mengatakan bahwa memang itu adalah anak dari orang tuanya," pungkas dia.
Polisi Bongkar Makam Bayi yang Diduga Tertukar di RS Cempaka Putih Tanpa Kehadiran Ayah
Proses ekshumasi dan autopsi ulang MS, bayi yang diduga tertukar di RS Islam Cemapaka Putih akhirnya dilakukan pada Selasa, (17/12/2024). Keputusan ini diambil tanpa menunggu kehadiran sang ayah, Muhammad Rauf (27).
Hanya istri Rauf, Feni Selvinati (26) yang hadir di lokasi ekshumasi, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semper, Jakarta Utara. Dia ditemani seorang kerabat dan menyaksikan langsung proses autopsi ulang.
Tim dokter Forensik dan penyidik Polres Metro Jakarta Pusat sudah lebih dulu tiba di lokasi. Sebelum memulai ekshumasi, dokter forensik menjelaskan SOP pengambilan sampel DNA kepada Feni. Rauf, hanya bisa mendengarkan penjelasan itu melalui video call.
"Proses ekshumasi harus segera dilakukan, pak karena kondisi cuaca kurang mendukung, lalu sudah dijadwalkan kan tadi jam 09.00 WIB," ujar salah seorang dokter forensik.
Dokter tersebut juga meminta izin kepada Rauf untuk segera mengambil sampel ulang, mengingat kondisi bayi yang memprihatinkan.
Feni dan kerabatnya diberi kesempatan melihat kondisi bayi MS sebelum proses ekshumasi dimulai. Namun, Feni tidak diperkenankan menyaksikan proses ekshumasi yang dilakukan secara tertutup di bawah tenda putih.
Hingga berita ini ditulis, Rauf belum juga hadir di lokasi ekshumasi.
Advertisement
Selidiki Bayi Tertukar di Cempaka Putih, Polisi Akan Gali Makamnya
Penyidik gabungan Polres Metro Jakarta Pusat bersama Unit Reskrim Polsek Cempaka Putih akan mendatangi tempat pemakaman umum (TPU) Semper, Jakarta Utara pada Selasa, 17 Desember 2024. Polisi akan melaksanakan ekshumasi atau menggali makam jenazah bayi.
"Penyelidik sudah menjadwalkan, besok, selasa tanggal 17 Desember 2024 akan dilakukan ekshumasi atau gali kubur," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Senin (16/12/2024).
Ade Ary menerangkan, pihaknya akan mengambil sampel DNA dari bayi. Hal ini, kata dia, merupakan tahapan yang dilakukan oleh penyelidik Polres Metro Jakarta Selatan.
Dia mengatakan, Polres Metro Jakarta Pusat dan Polsek Cempaka Putih telah melakukan melakukan langkah-langkah pendalaman seperti mengecek TKP, berkomunikasi dengan pihak rumah sakit, orangtua korban, pihak RW setempat.
"Itu komunikasi dan pengecekan juga. Saat ini sedang dilakukan pendalaman, apakah peristiwa ini ada dugaan tindak pidana atau tidak dalam tahap penyelidikan," tandas dia.
Dia menyampaikan komitmen dari Polres Metro Jakpus untuk mengusut peristiwa ini hingga tuntas. "Jadi mohon waktu, rekan-rekan kami di Polres Metro Jakpus sedang bekerja," ujar dia.
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih tengah menjadi sorotan publik. Hal ini setelah adanya bayi yang diduga tertukar. Kejadian ini terungkap setelah salah satu orangtua si bayi menaruh rasa curiga dengan perlakuan dari pihak rumah sakit.
Kejadian berawal saat pasangan suami-istri Feni Selvianti (26) dan Muhammad Rauf (27) mendatangi Klinik Pratama Karnaeny pada pukul 08.30 WIB. Ketika itu, Rauf mendampingi istri melakukan kontrol kehamilan. Hasil USG, kata dokter air ketubannya kurang.
"Dan bayi harus dikeluarkan dengan cara operasi caesar," kata Rauf dalam keterangannya, Selasa (10/12/2024).
Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka