Liputan6.com, Jakarta - Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta menyiapkan 10 kapal untuk membawa pasokan pangan ke Kepulauan Seribu. Pasalnya, Dishub Jakarta sempat menghentikan layanan operasional di perairan Jakarta karena cuaca ekstrem.
"Saat ini kami sudah siapkan total sebanyak 10 unit kapal. Sepuluhnya itu tentu bisa operasional sesuai cuaca yang disampaikan BMKG," kata Kepala Dishub Jakarta Syafrin Liputo di Balai Kota Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Baca Juga
Syafrin menyampaikan, kapal Dishub Jakarta yang membawa pasokan makanan ke Kepulauan Seribu memang sempat tak beroperasi selama tiga hari. Menurut Syafrin, saat itu terjadi gelombang tinggi air laut sampai 2,5 meter.
Advertisement
"Terakhir ada satu kapal yang memaksakan (berlayar), kapal barang dan karam kapalnya. Upaya kami memitigasi berupa menunda keberangkatan, ini juga dari aspek penumpang," ucap Syafrin.
Sebelumnya, Dishub Jakarta menghentikan sementara operasional angkutan kapal untuk wilayah Jakarta pada Selasa 10 Desember 2024. Penghentian layanan diputuskan merujuk prakiraan kondisi cuaca Maritim di wilayah perairan Jakarta dan Perairan Utara Jawa Barat (Jabar) dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Sesuai prakiraan BMKG, hari ini selasa 10 Des 2024 kapal UP Angkutan Perairan Dishub DKI Jakarta sementara berhenti operasi," kata Kepala Dishub Jakarta Syafrin Liputo dalam keterangan tertulis, Selasa (10/12/2024).
Cuaca Ekstrem
Berdasarkan prakiraan BMKG yang berlaku 24 jam mulai 10 Desember 2024 pukul 07.00 WIB hingga 11 Desember 2024 pukul 07.00 WIB, telah dipetakan sejumlah potensi cuaca ekstrem.
"Potensi cuaca ekstrem yang dimaksud meliputi, gelombang laut kategori sedang dengan ketinggian maksimum 2 meter yang berpotensi terjadi di Laut Jawa bagian Barat, Perairan Kepulauan Seribu, Perairan Karawang-Subang, dan Perairan Indramayu-Cirebon," terang Syafrin.
Kemudian, adanya peningkatan kecepatan angin maksimum hingga 25 knot. yang berpotensi terjadi di Laut Jawa bagian Barat, Perairan Kepulauan Seribu, Perairan Karawang-Subang, serta Perairan Indramayu-Cirebon.
"Lalu, ada pula potensi pembentukan awan-awan konvektif di atas wilayah perairan yang dapat di sertai hujan lebat, angin kencang serta badai guntur," papar Syafrin.
Advertisement