Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama atau Menag Nasaruddin Umar, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai, dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono menghadiri Seminar Natal Nasional yang dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2024).
Dalam kesempatan itu, Thomas Djiwandono yang juga sebagai Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2024 mengungkapkan, kegiatan Seminar Natal Nasional merupakan salah satu wujud pelaksanaan Perayaan Natal atau hari raya umat Kristiani sesuai dengan mandat Menag Nasaruddin Umar sebelumnya.
Baca Juga
"Hari ini kita melakukan kegiatan Seminar Natal Nasional. Ini dalam rangka nanti keperayaan Natal Nasional pada tanggal 25. Kami mendapatkan mandat dari Pak Menteri Agama kira-kira mungkin cukup sehingga sekitar 2 bulan yang lalu," ujar Thomas, Kamis (19/12/2024).
Advertisement
Sebagai Ketua Panitia, Thomas mengapresiasi Panitia Natal Nasional 2024 yang telah banyak membatu pada Perayaan Natal 2024, termasuk kegiatan-kegiatan yang akan, sedang, maupun yang telah berlangsung.
"Dan teman-teman di kepanitiaan sudah bekerja sangat-sangat baik dan sangat-sangat keras. Supaya kegiatan-kegiatan ini berlangsung," tutur dia.
Lebih lanjut, Thomas menjelaskan, beberapa kegiatan telah berhasil dilaksanakan, termasuk bakti soaial dan seminar natal nasional yang tidak hanya diikuti oleh umat Kristiani, melainkan juga umat agama lain.
"Kami sudah melakukan beberapa kegiatan bakti sosial dan dalam hari ini kita melakukan seminar Nasional untuk meningkatkan nilai-nilai lintas agama, dalam hal ini dengan tema-tema ekologis dan lingkungan hidup," terang dia.
"Jadi kami mohon doa restu dari segenap umat Kristiani yang nanti akan mengikuti acara Natal," sambung Thomas.
Â
Sampaikan Terima Kasih
Selanjutnya, Thomas juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Menteri Agama yang selama ini telah mendukung Panitia Natal Nasional dalam melaksanakan Perayaan Natal 2024.
"Dan kami tentunya tidak lupa berterima kasih kepada Menteri Agama yang telah terus menopang kami selama ini," ucap dia.
Thomas mengaku, pelaksanaan Perayaan Natal kali ini dipersiapkan usai mendapat mandat dari Menag Nasaruddin dengan mendatangi dan diskusi dengan lembaga terkait.
"Mungkin bukan perbedaan, cuman tentu kami waktu diberikan mandat oleh Pak Menteri Agama kami kan berdiskusi, tentu kita juga mendatangi KWI, mendatangi PGI," papar dia.
Thomas menuturkan, tema Perayaan Natal tahun ini adalah konektivitas antara manusia dan lingkungan, sehingga pada implementasinya berbagai kegiatan sosial telah berhasil dilakukan di berbagai daerah di Pulai Jawa hingga luar Jawa.
"Dan dalam hal ini memang temanya bagaimana antara humanis dan ekologis menyambung seperti apa yang dikatakan Pak Menteri Agama tadi, dalam hal itu kami sudah melakukan beberapa bakti sosial di NTT, di Manado, Sukabumi Selatan, dan ada beberapa lagi nih sambil jalan jadi sebetulnya bukan hanya eventnya sendiri di hari H, tetapi saya rasa makna dari keimanan kita, kita lakukan dari bakti-bakti sosial tersebut," tandas Thomas.
Â
Advertisement
Perayaan Natal sebagai Momentum Kolaborasi Agama dan Pelestarian Lingkungan
Sementara itu, Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan, Seminar Nasional yang bertema 'Gereja Berjalan Bersama Bersama Negara: Semakin Beriman, Humanis, dan Ekologis' ini diikuti oleh mahasiswa dari Perguruan Tinggi di berbagai wilayah Indonesia, khususnya yang berada dibawah Kementerian Agama.
"Ya saya tambahkan bahwa kegiatan Nasional ini juga diikuti oleh seluruh peserta di seluruh Indonesia. Perguruan tinggi di bawah lingkungan Kementerian Agama di seluruh Indonesia ada 82 perguruan tinggi, ditambah dengan kantor wilayah Kementerian Agama," kata dia.
Menurut Nasaruddin, tema Perayaan Natal tahun ini sangat menarik karena mengolaborasikan agama sebagai solusi atas isu lingkungan yang tentunya berguna bagi kelangsungan hidup, usai persoalan toleransi telah dianggap tuntas.
"Dan menarik karena narasumbernya adalah sangat istimewa. Dan saya itu saya kira banyak manfaat yang untuk kita semuanya," ucap dia.
"Tema Natal tahun ini sangat tematis karena kita juga akan mengartikulasikan agama di dalam rangka melestarikan lingkungan hidup ini adalah sesuatu yang sangat-sangat bermanfaat dan sangat kita perlukan karena persoalan toleransi buat kita sudah selesai," sambung Nasaruddin.
Sebagai penutup, Imam Besar Masjid Istiqlal ini menegaskan pentingnya mewujudkan nilai-nilai toleransi pada aksi nyata, salah satunya melalui upaya penyelamatan lingkungan.
Menurutnya, pelestarian lingkungan akan memperpanjang usia bumi dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia, sementara kerusakan alam akan membawa dampak negatif bagi kehidupan bersama.
"Nah toleransi ini nanti kita akan terjemahkan di dalam bentuk penyelamatan lingkungan secara bersama-sama. Makin awet lingkungan ini makin panjang umur bumi ini makin sejahtera umat manusia. Tapi sebaliknya kalau lingkungan alam semesta ini rusak maka kita pun juga akan terkontaminasi negatifnya ya," tandas Menag Nasaruddin.