Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, Rumah Sakit atau RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat tengah menjadi sorotan publik. Hal tersebut usai adanya bayi yang diduga tertukar. Kejadian ini terungkap setelah salah satu orang tua si bayi menaruh rasa curiga dengan perlakuan dari pihak rumah sakit.
Kejadian berawal saat pasangan suami-istri Feni Selvianti (26) dan Muhammad Rauf (27) mendatangi Klinik Pratama Karnaeny pada pukul 08:30 WIB. Ketika itu, Rauf mendampingi istri melakukan kontrol kehamilan. Hasil USG, kata dokter air ketubannya kurang.
Baca Juga
"Dan bayi harus dikeluarkan dengan cara operasi caesar," kata Rauf dalam keterangannya, Selasa 10 Desember 2024 lalu.
Advertisement
Rauf mengatakan, dokter yang menangani menawarkan diri untuk membuat rujukan agar melahirkan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih. Kebetulan si dokter juga bekerja di sana.
Rauf bersama istri mendatangi RS Islam Jakarta Cempaka Putih pada Minggu 15 September 2024. Istrinya melakukan operasi caesar pada Senin 16 September 2024. Berdasarkan surat keterangan, bayi lahir pada jam 09:05.
"Setelah lahir, bayi menangis sangat kencang, istri saya melihat dari atap di ruang operasi melihat belakang kepala bayi, dan punggungnya. Tapi, tidak perlihatkan ke Ibunya dan tidak diberitahu jenis kelamin, berat dan panjangnya bayi," terang Rauf.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta pun menindaklanjuti aduan warga terkait dugaan bayi tertukar di RS Islam Jakarta Cempaka Putih tersebut. RS Islam Jakarta Cempaka Putih bakal ditindak tegas jika benar ditemukan unsur kelalaian dalam kasus ini.
"Kami akan terus mengawasi perkembangan laporan ini dan menindaklanjuti secara tegas apabila terdapat bukti kelalaian tenaga medis dalam memberikan layanan kesehatan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta Ani Ruspitawati dalam keterangannya, dikutip Sabtu 14 Desember 2024.
Ani menyampaikan, pihaknya telah berkoordinasi dan meminta klarifikasi tertulis dari pihak manajemen Rumah Sakit (RS) Islam Jakarta Cempaka Putih pada Kamis 12 Desember 2024.
Sementara itu, Proses ekshumasi dan autopsi ulang MS, dugaan bayi tertukar di RS Islam Cemapaka Putih akhirnya dilakukan pada Selasa 17 Desember 2024. Keputusan ini diambil tanpa menunggu kehadiran sang ayah, Muhammad Rauf (27).
Hanya istri Rauf, Feni Selvinati (26) yang hadir di lokasi ekshumasi, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semper, Jakarta Utara. Dia ditemani seorang kerabat dan menyaksikan langsung proses autopsi ulang.
Tim dokter Forensik dan penyidik Polres Metro Jakarta Pusat sudah lebih dulu tiba di lokasi. Sebelum memulai ekshumasi, dokter forensik menjelaskan SOP pengambilan sampel DNA kepada Feni. Rauf, hanya bisa mendengarkan penjelasan itu melalui video call.
"Proses ekshumasi harus segera dilakukan, pak karena kondisi cuaca kurang mendukung, lalu sudah dijadwalkan kan tadi jam 09.00 WIB," ujar salah seorang dokter forensik.
Berikut sederet fakta terkait dugaan bayi tertukar di RS Islam Jakarta Cempaka Putih dihimpun Tim News Liputan6.com:
Â
1. Kisah Bayi Tertukar dari Versi Orang Tua
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih tengah menjadi sorotan publik. Hal ini setelah adanya bayi yang diduga tertukar. Kejadian ini terungkap setelah salah satu orangtua si bayi menaruh rasa curiga dengan perlakuan dari pihak rumah sakit.
Kejadian berawal saat pasangan suami-istri Feni Selvianti (26) dan Muhammad Rauf (27) mendatangi Klinik Pratama Karnaeny pada pukul 08:30 WIB. Ketika itu, Rauf mendampingi istri melakukan kontrol kehamilan. Hasil USG, kata dokter air ketubannya kurang.
"Dan bayi harus dikeluarkan dengan cara operasi caesar," kata Rauf dalam keterangannya, Selasa 10 Desember 2024.
Rauf mengatakan, dokter yang menangani menawarkan diri untuk membuat rujukan agar melahirkan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih. Kebetulan si dokter juga bekerja di sana.
Rauf bersama istri mendatangi Rumah Sakit Islam Cempaka Putih pada Minggu 15 September 2024. Istrinya melakukan operasi caesar pada Senin 16 September 2024. Berdasarkan surat keterangan, bayi lahir pada jam 09:05.
"Setelah lahir, bayi menangis sangat kencang, istri saya melihat dari atap di ruang operasi melihat belakang kepala bayi, dan punggungnya. Tapi, tidak perlihatkan ke Ibunya dan tidak diberitahu jenis kelamin, berat dan panjangnya bayi," ujar dia.
Rauf mengatakan, sebagai suami kemudian dipanggil oleh perawat untuk masuk ke ruang operasi. Dia diminta untuk mengumandangkan adzan bayi tersebut. Tampak bayi dibawa menggunakan alat inkubator dan hidung terpasang alat oksigen di hidung.
"Saya mengadzankan bayi, oksigen dibuka dan bayi menangis sangat kencang," ujar dia.
Â
Advertisement
2. Orang Tua Mengaku Tak Diberi Kesempatan Menggendong Bayi
Rauf mengatakan, ia kala itu sempat meminta izin untuk mengabadikan momen bersama si bayi. Awalnya, sempat dihalangi tapi akhirnya diperbolehkan.
"Awalnya tidak boleh, setelah saya memaksa dan bilang saya mau foto dan video anak saya buat laporan ke keluarga bahwa bayi saya sudah lahir, saya diizinkan foto dan video," ujar dia.
Rauf mengatakan, ia sama sekali tidak diberikan kesempatan untuk menggendong bayi. Tak cuma itu, perawat juga tak memberitahukan jenis kelamin maupun kondisi bayi.
"Dan tidak diberi tahu identitas nama gelang pada Bayi," ujar dia.
Rauf mengatakan, perawat langsung buru-buru membawa bayi ke Ruang NICU. Di sana, ia juga tidak diizinkan untuk masuk ke dalam.
Rauf bercerita, sore hari diberitahukan oleh dokter untuk memasang selang ventilator oksigen dimasukin ke mulut bayi. Dia mengungkapkan, bayi berada di ruang NICU pada Selasa, 17 September 2024. Dia bersama istri dan mertua masih tak izinkan masuk ke Ruang NICU.
Saat itu, negosiasi berjalan alot. Dia tak kunjung diperbolehkan masuk ke ruang NICU. Padahal katanya, kondisi bayi sedang kritis.
Rauf akhirnya mendapatkan izin untuk masuk ke dalam ruang NICU. Dia melihat bayinya sudah terpasang banyak peralatan medis, dan banyak terpasang suntikan di area tangan dan area kaki.
Â
3. Sang Bayi Dikabarkan Meninggal Dunia dan Mediasi Berjalan Baik
Tak lama berselang, Rauf dikabarkan oleh dokter anaknya telah meninggal pada pukul 10:19 WIB. Rauf mengatakan, pihak rumah sakit menyerahkan bayi dalam kondisi sudah dikafani. Jenazah akan dimakamkan di TPU Semper pada Selasa,17 September 2024 sore.
Keesokan harinya, ia kembali hadir di pemakaman anaknya. Dia minta izin untuk membongkar makam anaknya karena kondisi sang istri yang menangis terus.
"Setelah anak saya dimakamkan. Keesokan harinya kita datang ke TPU. Untuk minta mohon TPU untuk bongkar kembali anak saya. Soalnya istri saya minta untuk melihat kembali anaknya," ujar dia.
Rauf mengatakan, makam anaknya pun dibongkar. Dia melihat kondisi jasad bayi. Ia dan istrinya meyakini itu bukanlah anak.
"Badannya besar, dan dari ukuran panjangnya tidak sesuai surat keterangan lahir dari RSIJCP. Di situ, saya dan keluarga saya melihat itu bayi badannya besar. Terus badannya juga panjang, mas. Bukan panjang bayi yang tertulis di surat keterangan lahir, 47 cm. Itu melebihi dari 47," ujar dia.
Terkait hal ini, Rauf mengatakan, telah dilakukan mediasi dengan pihak Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Adapun, hasil mediasi akan memfasilitasi keluarga untuk melakukan tes DNA yang seluruh biaya akan ditanggung oleh Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
"Bahwa hari ini tanggal 9 Desember 2024, telah dilakukan mediasi dengan pihak Rumah Sakit Islam Cempaka Putih dimana saya dan istri akan difasilitasi untuk melakukan tes DNA dan dibiayai Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih," ujar dia.
Rauf menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi. "Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan yang telah ditimbulkan. Video ini saya buat tanpa adanya paksaan dari mana pun," ujar dia.
Sementara itu, perwakilan dari Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih menyampaikan mediasi berjalan dengan baik. Dia memastikan, pihaknya akan menanggung biaya tes DNA untuk mengungkap fakta yang sebenarnya terjadi.
"Alhamdulillah pada hari ini telah terjadi pertemuan kesepakatan dalam suasana yang penuh kekeluargaan dan intinya, kami dari Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih akan memfasilitasi proses pemeriksaan DNA untuk menguak kebenaran dan akan menanggung biaya yang diperlukan di laboratorium yang dipilih oleh Pak Rauf dan Bu Feni," kata perwakilan Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Â
Advertisement
4. Dinkes Jakarta Bakal Tindak Tegas RS Islam Cempaka Putih Jika Ada Kelalaian
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta tengah menindaklanjuti aduan warga terkait dugaan bayi tertukar di RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat. RS Islam Jakarta Cempaka Putih bakal ditindak tegas jika benar ditemukan unsur kelalaian dalam kasus ini.
"Kami akan terus mengawasi perkembangan laporan ini dan menindaklanjuti secara tegas apabila terdapat bukti kelalaian tenaga medis dalam memberikan layanan kesehatan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta Ani Ruspitawati dalam keterangannya, dikutip Sabtu 14 Desember 2024.
Ani menyampaikan, pihaknya telah berkoordinasi dan meminta klarifikasi tertulis dari pihak manajemen Rumah Sakit (RS) Islam Jakarta Cempaka Putih pada Kamis 12 Desember 2024.
Tak hanya itu, Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Pusat juga sudah melakukan Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian (Binwasdal) terhadap RS Islam Jakarta Cempaka Putih pada 10 Desember 2024.
Menurut Ani, RS Islam Jakarta Cempaka Putih diinstruksikan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan secara berkesinambungan terhadap pegawai. RS Islam Cempaka Putih juga diminta melakukan sosialisasi terkait pelayanan prima kepada semua pegawainya agar optimal melayani masyarakat.
"Dinas Kesehatan Jakarta berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan profesional bagi masyarakat Jakarta. Kami berharap, masyarakat dapat menunggu hasil pemeriksaan menyeluruh terkait permasalahan ini," ucap Ani.
Â
5. Sepakat Periksa DNA
Ani menjelaskan, dari hasil pertemuan Dinkes Jakarta dengan pihak RS Islam Jakarta Cempaka Putih, diketahui benar bayi dari Ibu F mendapatkan pelayanan kesehatan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih pada 16-17 September 2024.
Ibu F tercatat masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Islam Jakarta Cempaka Putih pada 16 September 2024. Ibu F mendapat tindakan operasi Sectio Cesaria dengan bayi lahir berjenis kelamin laki-laki dan pihak keluarga telah menandatangani surat keterangan lahir bayi Ibu F.
"Dalam masa perawatan, bayi Ny. F mengalami gangguan kesehatan, sehingga dipindahkan ke ruang intensif dan dinyatakan meninggal dunia pada 17 September 2024," kata Ani.
Ani menyatakan, pihak RS telah tiga kali memediasi pertemuan dengan pihak keluarga pada 21 September 2024, 2 Oktober 2024, dan 11 Oktober 2024. Pihak keluarga dan RS disebut telah bersepakat melakukan pemeriksaan DNA yang biayanya ditanggung oleh RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
Dia bilang, atas kejadian bayi tertukar ini RS Islam Jakarta Cempaka Putih juga telah menelusuri secara menyeluruh kasus yang terjadi dengan melakukan pemeriksaan pada setiap aspek prosedur medis, administrasi, dan operasional yang telah dijalankan.
Termasuk, kata Ani proses identifikasi, meliputi pemberian identitas ibu dan bayi segera setelah kelahiran, serta menginformasikan jenis kelamin bayi dan informasi lainnya sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Â
Advertisement
5. Polisi Bongkar Makam Bayi yang Diduga Tertukar
Proses ekshumasi dan autopsi ulang MS, bayi yang diduga tertukar di RS Islam Cemapaka Putih akhirnya dilakukan pada Selasa 17 Desember 2024. Keputusan ini diambil tanpa menunggu kehadiran sang ayah, Muhammad Rauf (27).
Hanya istri Rauf, Feni Selvinati (26) yang hadir di lokasi ekshumasi, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semper, Jakarta Utara. Dia ditemani seorang kerabat dan menyaksikan langsung proses autopsi ulang.
Tim dokter Forensik dan penyidik Polres Metro Jakarta Pusat sudah lebih dulu tiba di lokasi. Sebelum memulai ekshumasi, dokter forensik menjelaskan SOP pengambilan sampel DNA kepada Feni. Rauf, hanya bisa mendengarkan penjelasan itu melalui video call.
"Proses ekshumasi harus segera dilakukan, pak karena kondisi cuaca kurang mendukung, lalu sudah dijadwalkan kan tadi jam 09.00 WIB," ujar salah seorang dokter forensik.
Dokter tersebut juga meminta izin kepada Rauf untuk segera mengambil sampel ulang, mengingat kondisi bayi yang memprihatinkan.
Feni dan kerabatnya diberi kesempatan melihat kondisi bayi MS sebelum proses ekshumasi dimulai. Namun, Feni tidak diperkenankan menyaksikan proses ekshumasi yang dilakukan secara tertutup di bawah tenda putih.
Â
6. Polisi Sebut Ada 4 Bayi Lahir di Hari yang Sama dengan Bayi Diduga Tertukar
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan ada empat bayi dilahirkan di hari yang sama pada saat balita MS diduga tertukar di Rumah Sakit (RS) Islam Cempaka Putih.
"Kami juga memberikan informasi bahwa pada hari yang sama itu ada empat yang dilahirkan di sana," ujar Susatyo di TPU Semper, Jakarta Utara, Selasa 17 Desember 2024.
Susatyo menjelaskan bahwa pihaknya telah memeriksa sejumlah pihak terkait insiden bayi tertukar tersebut, termasuk bidan yang menangani persalinan Feni dan seorang perawat.
Selain itu, pasangan Muhammad Rauf (27) dan Feni Selvinati (26), yang diduga menjadi korban kasus ini, juga telah dimintai keterangan.
"Kami juga sudah melakukan pemeriksaan terkait dengan orang tua dari rumah sakit, termasuk juga CCTV dari rumah sakit ya, dari sejak selesai persalinan dan sebagainya. Tentunya ini masih kami kaji dan kami teliti," kata Susatyo.
Kasus ini sempat viral di media sosial setelah pasangan tersebut mengklaim bahwa bayi MS bukanlah anak mereka. Salah satu perbedaan yang mencolok adalah adanya tanda lahir berupa tahi lalat pada tubuh MS, yang tidak dimiliki oleh bayi asli mereka.
Â
Advertisement
7. Polisi Akan Umumkan Hasil Pemeriksaan DNA Bayi yang Diduga Tertukar Dua Pekan Lagi
Polisi akan mengumumkan hasil pemeriksaan DNA terhadap MS, bayi yang diduga tertukar di RS Islam Cempaka Putih setelah 2 minggu.
DNA bayi tersebut diambil melalui proses ekshumasi dan autopsi yang dilakukan pada Selasa 17 Desember 2024.
"Kalau informasi sekitar 2 minggu ya nanti kita lihat perkembangannya," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di TPU Semper, Jakarta Utara, Selasa 17 Desember 2024.
Setelah mengambil sample DNA bayi MS, polisi juga akan mengambil DNA pasangan suami istri Muhammad Rauf (27) dan Feni Selvinati (26).
"Hari ini kami juga langsung dari penyidik Polres Jakarta Pusat akan mengantar kedua orang tuanya ke instalasi di rumah sakit Polri di Cipinang untuk mengambil sampel ya agar bisa dicocokan nanti dengan DNA," sebut Susatyo.
Nantinya pemeriksaan DNA itu, akan mengungkap apakah Rauf dan Feni adalah orang tua kandung bayi MS.
"Nah tentunya tahap awal ini akan menjadi kunci utama secara scientific untuk mengatakan bahwa memang itu adalah anak dari orang tuanya," pungkas dia.