Liputan6.com, Jakarta - Setiap nada yang mengalun dari lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' kini bukan sekadar alunan formalitas, melainkan panggilan hati untuk mengingat kembali jati diri bersama. Dalam beberapa pekan terakhir, semangat nasionalisme di Indonesia mendapat angin segar melalui berbagai inisiatif yang muncul dari berbagai arah.
Sejumlah langkah ini, meskipun berdiri sendiri-sendiri, berhasil menyalurkan pesan persatuan yang mengikat bangsa Indonesia.
Baca Juga
Dari inisiatif legislator muda, instruksi di ranah parlemen, kebijakan kementerian, hingga ketegasan seorang Presiden, semuanya bersinergi dalam memperkuat rasa cinta tanah air.
Advertisement
Sinyal pertama mencuat pada 4 November 2024, ketika Anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Kawendra Lukistian mengemukakan gagasan untuk memperdengarkan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' di seluruh kantor BUMN setiap pukul 10.00 pagi.
“Kami di Partai Gerindra, yang sering digembleng oleh Pak Prabowo dengan nilai-nilai nasionalisme yang luar biasa, merasa penting untuk menjaga dan meningkatkan semangat nasionalisme di semua kalangan,” ujar Kawendra Lukistian.
Ia juga menyarankan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mempertimbangkan untuk menerbitkan surat keputusan yang mewajibkan pemutaran lagu tersebut di seluruh kantor dan fasilitas BUMN.
Kawendra menjelaskan, pengalaman serupa sudah diterapkan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan terbukti efektif dalam membangkitkan nasionalisme. Menurutnya, meskipun ini adalah langkah kecil, namun dapat menjadi pemantik semangat nasionalisme yang lebih besar.
Pada 5 November 2024, tepat sehari setelah usulan Kawendra Lukistian, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, mengeluarkan instruksi resmi kepada seluruh jajaran di DPR RI.
Dalam surat bernomor T/1375/11/2024, Dasco meminta agar lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' diputar setiap hari kerja pada pukul 10.00 WIB di lingkungan DPR RI.
“Sebagai upaya memperkuat nasionalisme dan persatuan Indonesia di lingkungan DPR RI,” ungkap Dasco.
Instruksi ini menunjukkan bahwa parlemen sebagai pusat demokrasi Indonesia perlu terus mengingatkan anggotanya tentang cita-cita kebangsaan yang lebih luas.
Semangat yang sama semakin ditegaskan Menteri BUMN Erick Thohir. Pada 11 November 2024, Erick Thohir menerbitkan Surat Edaran Nomor SE-8/MBU/S/11/2024.
Wajibkan Seluruh BUMN
Surat tersebut mewajibkan seluruh BUMN, baik di kantor pusat, cabang, maupun proyek, untuk memperdengarkan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' setiap pukul 10.00 pagi, disesuaikan dengan zona waktu masing-masing.
“Bahwa lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ setiap harinya agar diperdengarkan di kantor pusat, cabang, dan proyek seluruh BUMN pada pukul 10.00 pagi (sesuai zona waktu masing-masing),” bunyi kutipan surat tersebut.
Kebijakan Erick Thohir ini, meskipun bersifat internal kementerian, berdampak luas, memperdengarkan lagu kebangsaan di ruang-ruang penting tempat perekonomian negara berjalan. Ini adalah langkah konkret yang memupuk semangat nasionalisme di tempat yang menggerakkan roda perekonomian bangsa.
Pada 15 Desember 2024, Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan instruksi pada seluruh stasiun televisi untuk memperdengarkan 'Indonesia Raya' setiap pukul 06.00 pagi.
“Presiden Prabowo Subianto memberikan perintah kepada seluruh stasiun TV memutar lagu Indonesia Raya setiap pukul 06.00 pagi,” demikian pernyataan tersebut.
Dengan instruksi ini, lagu kebangsaan akan menyapa seluruh lapisan masyarakat sejak pagi hari, memastikan bahwa setiap warga negara disapa dengan semangat nasionalisme sejak awal hari.
Advertisement
Merangkai Puzzle Nasionalisme
Di Jakarta, PT Pola Raya Studio telah memulai setiap briefing pagi selama sebulan terakhir dengan menyanyikan “Indonesia Raya.” Bagi karyawan, tradisi ini bukan semata formalitas, melainkan momen yang membangkitkan rasa bangga dan kesadaran bahwa mereka adalah bagian dari bangsa yang besar. Ini seakan mengingatkan setiap pribadi, betapapun sederhana perannya, bahwa semangat nasionalisme dapat tumbuh di ruang kerja sehari-hari.
“Banyak karyawan mengaku merinding pada hari pertama,” ungkap CEO PT Pola Raya Studio, Mohamad Amin Ahlun Nazar, Kamis (19/12/2024). “Mereka tiba-tiba merasa menjadi bagian dari sebuah narasi besar bernama Indonesia. Itu membuktikan bahwa semangat nasionalisme hidup di setiap anak bangsa, termasuk di dalam perusahaan kami.”
Amin menilai bahwa beragam kebijakan dan inisiatif—mulai dari yang diusulkan oleh Kawendra Lukistian, instruksi dari Sufmi Dasco, edaran dari Erick Thohir, hingga arahan Presiden Prabowo Subianto—kendati muncul tanpa koordinasi satu sama lain, tetap selaras dalam pesan besar: menyadarkan kembali kekuatan nasionalisme.
“Jika dilihat secara keseluruhan, langkah-langkah ini ibarat kepingan puzzle yang bila dirangkai bersama, ternyata dapat menyatu dalam semangat nasionalisme,” ujar Amin. Ia juga memuji Kawendra sebagai legislator yang pertama kali menggagas ide tersebut untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan.
Lagu kebangsaan, lanjutnya, bukan sekadar simbol formalitas, tetapi denyut nadi yang memastikan bangsa ini tetap kokoh menghadapi tantangan. Dengan melodi yang bergema saban pagi, Indonesia diingatkan akan kekuatan persatuan, sejarah besar yang melandasi setiap langkah, dan tanggung jawab bersama untuk membawa negara ini terus bergerak ke arah yang lebih baik.
“Pada akhirnya, ‘Indonesia Raya’ bukan hanya musik pengiring di awal hari, tetapi energi yang mendorong kita semua untuk berdiri tegak, menatap masa depan dengan penuh keyakinan, dan berkomitmen memperkuat persatuan dalam keberagaman,” tegas Amin.