Sukses

Bakal Hadapi Cuaca Ekstrem, Ketum PDIP Megawati Minta Pemerintah Segera Lakukan Mitigasi

Terkait hal ini, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta pemerintah melakukan pelbagai upaya mitigasi bencana menyusul datangnya cuaca ekstrem di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bakal terjadi cuaca ekstrem sepanjang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Di mana bakal dilanjut hingga hingga 9 Januari 2024, dengan peningkatan eskalasi cuaca, terutama di wilayah-wilayah yang dilalui jalur mudik.

Terkait hal ini, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta pemerintah melakukan pelbagai upaya mitigasi bencana menyusul datangnya cuaca ekstrem di Indonesia.

Pesan Megawati itu dibacakan oleh Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus.

"Ibu Ketua Umum menyerukan kepada pemerintah agar bersiap-siap dan melakukan mitigasi terhadap potensi-potensi kerawanan bencana, mengingat cuaca ekstrem ini, terutama tanah longsor, kemudian banjir, dan badai," kata Deddy, Kamis (19/12/2024) malam.

Dia mengatakan cuaca ekstrem berpotensi memicu terjadinya longsor dan banjir.

"Kalau longsor itu tentu di daerah-daerah yang berbukit atau daerah pegunungan, sangat rentan terjadi tanah longsor walaupun likuifaksi, kemudian banjir tentu di perkotaan, di daerah-daerah suburban juga ada potensi mengalami banjir, lalu untuk para nelayan kita maupun penerbangan juga perlu hati-hati karena potensi cuaca ekstrim itu," ujar Deddy.

Megawati, kata dia, juga meminta secara khusus BNPB mengedepankan upaya mitigasi saat Indonesia menghadapi cuaca ekstrem guna menghindari adanya korban ketika terjadi bencana.

"Oleh karena itu, Ibu Ketua Umum secara khusus meminta supaya BNPB betul-betul bersiap siaga dengan mengidentifikasi daerah-daerah rawan sehingga kita bisa meminimalisir korban jika ada bencana yang terjadi. Bencana mitigasi harus disiapkan segera," kata Deddy mengungkapkan pesan Megawati.

 

2 dari 3 halaman

Aktifkan Tiga Pilar Partai

Dia juga menyebut Megawati memerintahkan tiga pilar partai, yakni kader di internal, eksekutif, dan legislatif untuk membantu kesiapsiagaan menghadapi bencana.

"Khusus ke internal PDI Perjuangan, Ibu Megawati menyerukan agar struktural partai menyiapkan badan penanggulangan bencana PDIP, Baguna, kepada juga jajaran kepala daerah dari PDI Perjuangan untuk betul-betul melakukan langkah-langkah yang diperlukan, bersiaga di daerah-daerah yang kita petakan sebagai daerah-daerah rawan bencana pada cuaca ekstrem ini. Kita harus siap dengan dapur umum, itu diserukan langsung, disampaikan langsung oleh Ibu Megawati," ujar Deddy.

"Kemudian menyiapkan terutama dukungan bagi masyarakat yang rentan, utamanya kaum perempuan dan anak-anak dan juga kaum lansia. Jadi Ibu Megawati berpesan secara khusus agar pakaian wanita termasuk kebutuhan-kebutuhan kita untuk perempuan kalau mengungsi dan juga tentu susu untuk bayi, begitu, ya. Ini agar menjadi perhatian teman-teman di seluruh Indonesia dan kita berharap agar tidak ada ada bencana yang terjadi, tetapi kalau pun terjadi tentu kita harus bersiaga sepenuhnya," katanya.

3 dari 3 halaman

Kepala BMKG Cek Kesiapan Sejumlah Alat Pemantau

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati melakukan pengecekan ke sejumlah alat pemantau cuaca milik institusinya di wilayah Surabaya, Jawa Timur.

Adapun alat yang diinspeksi adalah Automatic Weather Observing System (AWOS), Low Level Windshear Alert System (LLWAS), dan Marine Automatic Weather Station (MAWS). Semuanya itu dilakukan pengecekan untuk memastikan kesiapan alat  dalam mendeteksi potensi cuaca ekstrem.

Perlu diketahui, AWOS merupakan alat utama dalam memantau kondisi cuaca untuk keselamatan penerbangan, khususnya saat pesawat melakukan take off dan landing. Informasi ini sangat krusial bagi pengawas trafik penerbangan dalam menentukan kelayakan kondisi cuaca untuk memastikan keselamatan penerbangan.

Sementara, LLWAS memonitor arah serta kecepatan angin untuk mengidentifikasi potensi turbulensi berbahaya, seperti angin berlawanan yang dapat menyebabkan pesawat tergelincir atau kehilangan kendali. Jika potensi ini terdeteksi, peringatan akan segera dikirim ke Air Traffic Control (ATC) dan disampaikan ke pilot agar dapat mengambil langkah mitigasi, seperti menunda pendaratan, go-around, atau mengalihkan penerbangan ke bandara lain.

Sedangkan, MAWS berfungsi untuk memantau cuaca maritim di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak. MAWS ini dilengkapi dengan sensor suhu, tinggi permukaan air, kelembaban, arah dan kecepatan angin, curah hujan, dan suhu permukaan laut, serta mampu mengirimkan data per menit. Data yang diperoleh sangat penting untuk kepentingan keselamatan pelayaran, seperti informasi cuaca ekstrem, gelombang tinggi, serta pasang surut yang mempengaruhi operasional pelabuhan. 

"Ini merupakan upaya BMKG untuk menjaga masyarakat selamat dalam setiap penerbangan maupun pelabuhan, terutama dari ancaman bahaya cuaca ekstrem, mohon doanya agar kita semua dapat menjalankan tugas dengan seksama, cermat, cepat, tepat, serta akurat," kata Dwikorita seperti dilansir dari laman BMKG, Kamis (19/12/2024).

  • Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia ke 5 periode  23 Juli 2001 — 20 Oktober 2004.
    Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia ke 5 periode 23 Juli 2001 — 20 Oktober 2004.

    Megawati Soekarnoputri

  • Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia ke 5 periode  23 Juli 2001 — 20 Oktober 2004.
    Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia ke 5 periode 23 Juli 2001 — 20 Oktober 2004.

    Megawati

  • Cuaca ekstrem merupakan suatu kondisi cuaca atau iklim yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu yang sangat jarang terjadi.
    Cuaca ekstrem merupakan suatu kondisi cuaca atau iklim yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu yang sangat jarang terjadi.

    Cuaca Ekstrem