Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mengingatkan warga akan bahaya penyakit Leptospirosis atau infeksi air kencing tikus. Sebab, saat ini Kota Depok memasuki musim penghujan.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Umi Zakiati mengatakan, infeksi kencing tikus disebabkan bakteri leptospira. Penularannya dapat melalui kontak secara langsung atau tidak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi.
Baca Juga
"Selama musim hujan, masyarakat diminta waspada terhadap penyakit leptospira," ujar Umi, Minggu (22/12/2024).
Advertisement
Musim penghujan terutama pada wilayah yang mengalami banjir, berpotensi terjangkit penyakit Leptospirosis. Air kencing tikus akan mengkontaminasi air banjir ke sejumlah media yakni tanah, makanan, maupun benda-benda lain di sekitar tempat tinggal. Penularan penyakit leptospirosis rata-rata tujuh sampai sepuluh hari sebelum timbulnya gejala klinis.
"Gejala yang timbul dari penyakit tersebut yakni demam, nyeri kepala dan otot, batuk dengan atau tanpa darah hingga pendarahan," jelas Umi.
Dinkes Depok mengingatkan bahwa kelompok yang berisiko tertular leptospirosis, yakni korban banjir, petani, peternak, pekerja rumah pemotongan hewan, dan pembersih selokan.
Â
Â
Warga Tak Perlu Panik, Ini Pencegahannya
Masyarakat pun diminta tidak perlu panik karena dapat melakukan pencegahan, antara lain dengan pengendalian tikus, memperbaiki sanitasi dan penggunaan perangkap, vaksinasi pada hewan ternak, serta pemberian disinfeksi pada penampungan air.
"Pemakaian pakaian khusus seperti sepatu boot dan sarung tangan juga dapat menghindari kontak dari tanah yang terkontaminasi," terang Umi.
Terkait pengobatan, lanjut Umi, pada kondisi ringan tidak memerlukan penanganan khusus dan akan sembuh sendiri dalam tujuh hari.
"Kalau kondisi berat, dapat melakukan pemeriksaan ke rumah sakit agar diberikan obat-obatan untuk meredakan gejala dan mengatasi infeksi bakteri," pungkas Umi.
Advertisement