Sukses

OCCRP Akui Tak Punya Bukti Jokowi Korupsi

OCCRP tidak memiliki bukti yang menunjukkan bahwa Jokowi terlibat dalam korupsi untuk keuntungan pribadi selama masa kepresidenannya.

Liputan6.com, Jakarta Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP), menyatakan Presiden Suriah yang telah digulingkan dari kekuasaannya, Bashar al-Assad sebagai pemimpin yang paling berperan dalam memajukan kejahatan dan korupsi secara global, yang pada akhirnya merusak demokrasi dan hak asasi manusia. Gelar pemimpin paling korup berikan kepada Bashar. 

Dalam rilis itu, tak hanya Bashar, ada 4 lain pemimpin dunia yang menjadi finalis tokoh terkorup, salah satunya Presiden RI ke-7 Joko Widodo atau Jokowi. Bagaimana para tokoh itu bisa masuk dalam daftar tersebut, OCCRP memberi penjelasan. 

Dalam keterangan resminya, OCCRP mengatakan bahwa yang masuk nominasi berasal dari usulan masyarakat dunia. Tapi kemudian diputuskan oleh tim juri yang berasal dari civil society, akademisi, dan jurnalis yang punya pengalaman investigasi korupsi dan kejahatan.

OCCRP mengklaim independen dalam menentukan nama-nama tersebut. Itu karena nama-nama yang masuk berasal dari usulan masyarakat. Mereka mengaku tak punya kontrol atas tokoh-tokoh yang masuk nominasi. OCCRP menerima lebih dari 55 ribu usulan. 

"OCCRP memasukkan para ‘finalis’ yang mendapat dukungan onliner terbanyak dan memiliki beberapa dasar untuk dimasukkan dalam nominasi final,” katanya.

Terkait masuknya Jokowi dalam daftar finalis tokoh terkorup yang dibuat, OCCRP mengakui tidak memiliki bukti yang kuat.

Adanya nama Jokowi itu lebih karena dorongan yang kuat dari publik di dunia maya, yang menurut mereka memiliki dasar yang cukup kuat untuk dipertimbangkan . Hal itu, menjadi salah satu faktor masuknya mantan gubernur Jakarta itu dalam proyek OCCRP. 

"OCCRP tidak memiliki bukti yang menunjukkan bahwa Jokowi terlibat dalam korupsi untuk keuntungan pribadi selama masa kepresidenannya. Namun, kelompok masyarakat sipil dan para ahli berpendapat bahwa pemerintahan Jokowi telah melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia,” seperti dilansir dari laman OCCRP. 

Banyaknya kritik pada Jokowi yang dinilai merusak sistem pemilu dan peradilan Indonesia demi mendukung ambisi politik putranya, yang sekarang menjabat sebagai wakil presiden di bawah Presiden Prabowo Subianto, juga menjadi faktor bagaimana Jokowi diklaim oleh mereka dalam finalis pemimpin terkorup. 

"Para juri sangat menghargai nominasi dari masyarakat. Namun, dalam beberapa kasus, tidak ada bukti yang cukup kuat mengenai adanya korupsi besar atau pola penyalahgunaan yang sudah berlangsung lama," ujar Publisher OCCRP Drew Sullivan.

2 dari 3 halaman

Rentan Jadi Alat Politik

"Namun, ada persepsi yang sangat kuat di kalangan masyarakat bahwa korupsi terjadi dan ini harus menjadi peringatan bagi para nominasi bahwa publik sedang memperhatikan tindakan mereka dan peduli dengan masalah ini. Kami juga akan terus mengawasi mereka,” lanjutnya.  

Terkait dengan adanya sorotan bahwa pemeringakatan yang mereka lakukan bakal menjadi alat politik. Sullivan mengakui hal itu bisa saja terjadi. Namun dia memastikan tujuan rilis OCCRP bukan lah itu.  

"Pemeringkatan ini kadang disalahgunakan oleh beberapa pihak yang ingin memajukan agenda politik atau ideologi mereka. Namun, tujuan dari gelar ini jelas: memberikan pengakuan terhadap kejahatan dan korups, itu saja," kata dia. 

"Kami akan terus menyempurnakan proses nominasi dan seleksi ini, untuk memastikan adanya transparansi dan inklusivitas,” Sullivan menandaskan. 

3 dari 3 halaman

Respons Jokowi Jadi Finalis Pemimpin Terkorup

Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal sebutan pimpinan terkorup yang dirilis oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).

Jokowi masuk nominasi finalis tokoh Kejahatan Terorganisir dan Korupsi 2024 yang dirilis OCCRP. "Terkorup? Terkorup apa? Yang dikorupsi apa?" kata Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Selasa (31/12/2024), dilansir Antara.

Ia meminta pihak yang menyebutnya sebagai pemimpin terkorup untuk membuktikan.

"Ya dibuktikan, apa," ucap Jokowi.

Mantan wali kota Solo itu mengaku saat ini banyak fitnah yang mengarah kepadanya.

"Sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan?" ujar Jokowi.

Disinggung soal adanya muatan politis di balik nominasi pimpinan terkorup, ia melemparkan tawa terhadap wartawan.

"Ya ditanyakan saja. Orang bisa pakai kendaraan apa pun lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai," kata Jokowi.