Liputan6.com, Jakarta Usai menghadapi mudik Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia (Korlantas Polri) kini mulai bersiap menghadapi mudik lebaran yang tinggal beberapa bulan lagi.
Kakorlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan mengatakan, persiapan dimulai sedini mungkin karena tantangan mudik lebaran jauh lebih besar dibandingan Nataru. Salah satunya, animo masyarakat yang lebih tinggi.
Baca Juga
"Lebaran ini volume atau animo masyarakat ini lebih besar pasti karena lebaran ini hampir semua masyarakat tidak hanya muslim akan melakukan perjalanan memanfaatkan libur lebaran ini,"Â kata dia dalam keterangannya, Jumat (3/1/2025).
Advertisement
"Artinya mobilitas kendaraan yang ada dijalan nanti pada saat libur lebaran ini akan beda dengan libur natal akan lebih banyak," sambung Aan.
Dia pun menceritakan tingkat kesulitannya. Di mana jika Nataru, pihaknya bisa memprediksi arus kendaraan dan mobilitasnya.
"Nataru ini kita bisa memprediksi, 'oh setelah makan siang, setelah check out hotel ini akan pulang'. Makanya ini kita bisa antisipasi. Dari puncak jam berapa kita harus one way, dari arah timur ya dari Semarang, kalau dari Semarang jam 2 jam 12 sampai Jakarta jam berapa, itu bisa kita hitung, sehingga kita bisa menyiapkan rekayasa lalu lintas ini tidak terlalu banyak," beber Aan.
Sementara pada saat musim libur lebaran, dominan masyarakat akan memanfaatkan perjalanannya bisa dari dini hari sebelum atau sehabis sahur bahkan hingga pada malam harinya. Sehingga banyak sekali terjadi gelombang arus mudik.
"Kalau di lebaran itu gelombangnya banyak. Itu salah satu challangenya nanti," jelas Aan.
Â
Evaluasi Nataru
Namun demikian Polri telah melakukan evaluasi dari pengamanan Nataru sebelumnya untuk diterapkan pada saat musim Lebaran nanti.
Aan juga mengklaim pengamanan lalin pada Nataru ini berhasil menurunkan kecelakaan hingga sebabkan meninggal dunia.
Bahkan mobilitas masyarakat juga baik itu arus mudik maupun arus balik juga terbilang lancar.
"Alhamdulillah selama periode Nataru ini untuk angka kecelakaan mengalami penurunan kemudian tingkat korban meninggal dunia juga terjadi penurunan 17%, jadi untuk kelancaran juga mitigasi tadi dari Jasa Marga ada peningkatan percepatan kecepatan dari Semarang menuju Jakarta, dan juga sebaliknya. Ini salah satu indikator tidak adanya hambatan selama perjalanan mudik maupun balik," pungkasnya.
Â
Â
Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com
Advertisement